Satgasus Prostitusi Segera Dibentuk
A
A
A
BANDUNG - Pemkot Bandung berencana membentuk satuan tugas khusus (satgasus) prostitusi, sebagai respons masih maraknya perdagangan seks di masyarakat.
Satgasus ini, nantinya tidak han ya berasal dari Satpol PP, tapi juga elemen lainnya termasuk masyarakat. Tim ini, tidak hanya me mantau kegiatan pros titusi, tapi juga tempat atau ba ngunan yang disalah gu na kan menjadi tempat prostitusi seperti kos-kosan.
“Kami sedang menyiapkan satgasus, seperti Satgasus PKL yang diisi lintas di mensi. Karena kami merasa hal ini (prostitusi) perlu dilawan, tidak hanya oleh Satpol PP,” ucap Wali Kota Ban dung Ridwan Kamil saat ditemui di Gedung DP - RD Kota Bandung, Jalan Su kabumi, kemarin. Melalui Satgasus ini, kata Emil, pihaknya akan lebih mudah dalam mene mu kan berbagai pelang gar an. Contohnya saja pe langgaran bangunan, ka rena tidak sesuai perun tu kan.
“Mengecek soal aturan bisa enggak dilawan dengan aturan. Kalau bangunan nya tidak sesuai peruntuk an kan bisa yah (ditindak),” ucapnya. Se perti diketahui, beberapa waktu lalu tim gabungan dari Polrestabes Kota Bandung melakukan ope rasi besar-besaran di eks lokalisasi Saritem. Dalam operasi tersebut pihak kepolisian berhasil menjaring sekitar 160 PSK. Hal itu cukup mencengangkan, pasalnya Saritem telah ditutup sebagai tempat lokalisasi sejak 2007 silam.
Berbagai tanggapan muncul da ri sejumlah pihak. Mulai dari ang gota dewan, masyarakat, dan sejumlah tokoh lainnya. Me re ka menganggap Pemkot Bandung lemah dalam mengawa si geliat ekonomian esekesek di kawasan tersebut. Karena tidak dapat dipungkiri temuan kepolisian menunun jukan masih hidupnya praktik prostitusi di Saritem. Akan tetapi Emil, sapaan Rid wan Kamil membantah Pem kot Bandung lalai dalam me ngawasi eks lokalisasi tersebut.
Pihaknya justru telah berupaya dengan membuat berbagai konsep untuk menata dan men jaga kawasan tersebut. Namun memang belum terealisasi. “(Pmekot) enggak kecolongan, kandinamikanya sudah saya bilang datang dan pergi. Terus-terusan yang namanya bisnis begitu,” ujarnya. Kemudian untuk pembenahan jangka panjang di lokasi Saritem, Pemkot masih tetap be rencana melakukan pembebasan lahan dan membangun pasar tematik emas. “Membebaskan lahan supaya tidak di jadikan lahan prostitusi,” kata dia.
Lebih lanjut, Emil juga me - wacanakan akan memberi hukuman kepada para pria hidung belang yang terbukti menjadi pelanggan bisnis seks ini, seperti di Swedia. “Tapi kayaknya ini mah masih lama. Tapi akan kami wacanakan. Kami lobi secara politik di sana (Saritem), ada rencana menghukum hidung belang seperti di Swedia,” ujarnya. Dia juga menambahkan, saat ini tim gabungan terdiri dari Sat pol PP Kota Bandung, kepoli sian, dan instansi lainnya tengah gencar melakukan razia kos- kosan, yang diduga digunakan sebagai tempat prosti - tusi.
“Dari Pemkot akan kon sisten terus-terusan lakukan razia. Tanpa banyak yang tau kami juga kan sedang merazia koskosan di seluruh Bandung untuk melawan prostitusi yang sekarang marak,” pungkasnya. Terakhir, Sabtu (16/5) dini hari, Satpol PP melaku kan razia terhadap kos-ko san yang berada di kelurahan Dungus Cariang, Kecamatan Andir.
Dari razia tersebut, petugas me ngamankan empat pasangan bukan suami-istri yang keda patan sedang berduaan di da lam kamar kos. Keempatnya di giring petugas untuk se lan jutnya dimintai keterangan (BAP). Kepala Satpol PP Bandung Eddy Marwoto mengata kan , razia ini sebagai bentuk pengawas an terkait praktik prostitusi online yang saat ini tengah marak. Rumah kos dan kontrakan menjadi sasaran razia lantaran sering disalah gu na - kan sebagai tempat prostitusi.
Mochamad solehudin/ dian rosadi
Satgasus ini, nantinya tidak han ya berasal dari Satpol PP, tapi juga elemen lainnya termasuk masyarakat. Tim ini, tidak hanya me mantau kegiatan pros titusi, tapi juga tempat atau ba ngunan yang disalah gu na kan menjadi tempat prostitusi seperti kos-kosan.
“Kami sedang menyiapkan satgasus, seperti Satgasus PKL yang diisi lintas di mensi. Karena kami merasa hal ini (prostitusi) perlu dilawan, tidak hanya oleh Satpol PP,” ucap Wali Kota Ban dung Ridwan Kamil saat ditemui di Gedung DP - RD Kota Bandung, Jalan Su kabumi, kemarin. Melalui Satgasus ini, kata Emil, pihaknya akan lebih mudah dalam mene mu kan berbagai pelang gar an. Contohnya saja pe langgaran bangunan, ka rena tidak sesuai perun tu kan.
“Mengecek soal aturan bisa enggak dilawan dengan aturan. Kalau bangunan nya tidak sesuai peruntuk an kan bisa yah (ditindak),” ucapnya. Se perti diketahui, beberapa waktu lalu tim gabungan dari Polrestabes Kota Bandung melakukan ope rasi besar-besaran di eks lokalisasi Saritem. Dalam operasi tersebut pihak kepolisian berhasil menjaring sekitar 160 PSK. Hal itu cukup mencengangkan, pasalnya Saritem telah ditutup sebagai tempat lokalisasi sejak 2007 silam.
Berbagai tanggapan muncul da ri sejumlah pihak. Mulai dari ang gota dewan, masyarakat, dan sejumlah tokoh lainnya. Me re ka menganggap Pemkot Bandung lemah dalam mengawa si geliat ekonomian esekesek di kawasan tersebut. Karena tidak dapat dipungkiri temuan kepolisian menunun jukan masih hidupnya praktik prostitusi di Saritem. Akan tetapi Emil, sapaan Rid wan Kamil membantah Pem kot Bandung lalai dalam me ngawasi eks lokalisasi tersebut.
Pihaknya justru telah berupaya dengan membuat berbagai konsep untuk menata dan men jaga kawasan tersebut. Namun memang belum terealisasi. “(Pmekot) enggak kecolongan, kandinamikanya sudah saya bilang datang dan pergi. Terus-terusan yang namanya bisnis begitu,” ujarnya. Kemudian untuk pembenahan jangka panjang di lokasi Saritem, Pemkot masih tetap be rencana melakukan pembebasan lahan dan membangun pasar tematik emas. “Membebaskan lahan supaya tidak di jadikan lahan prostitusi,” kata dia.
Lebih lanjut, Emil juga me - wacanakan akan memberi hukuman kepada para pria hidung belang yang terbukti menjadi pelanggan bisnis seks ini, seperti di Swedia. “Tapi kayaknya ini mah masih lama. Tapi akan kami wacanakan. Kami lobi secara politik di sana (Saritem), ada rencana menghukum hidung belang seperti di Swedia,” ujarnya. Dia juga menambahkan, saat ini tim gabungan terdiri dari Sat pol PP Kota Bandung, kepoli sian, dan instansi lainnya tengah gencar melakukan razia kos- kosan, yang diduga digunakan sebagai tempat prosti - tusi.
“Dari Pemkot akan kon sisten terus-terusan lakukan razia. Tanpa banyak yang tau kami juga kan sedang merazia koskosan di seluruh Bandung untuk melawan prostitusi yang sekarang marak,” pungkasnya. Terakhir, Sabtu (16/5) dini hari, Satpol PP melaku kan razia terhadap kos-ko san yang berada di kelurahan Dungus Cariang, Kecamatan Andir.
Dari razia tersebut, petugas me ngamankan empat pasangan bukan suami-istri yang keda patan sedang berduaan di da lam kamar kos. Keempatnya di giring petugas untuk se lan jutnya dimintai keterangan (BAP). Kepala Satpol PP Bandung Eddy Marwoto mengata kan , razia ini sebagai bentuk pengawas an terkait praktik prostitusi online yang saat ini tengah marak. Rumah kos dan kontrakan menjadi sasaran razia lantaran sering disalah gu na - kan sebagai tempat prostitusi.
Mochamad solehudin/ dian rosadi
(ars)