PSGC Ciamis Resmi Dibubarkan
A
A
A
CIAMIS - Setelah bermain dengan Selangor FA di Stadion Galuh Ciamis, Minggu (24/5) PSGC Ciamis secara resmi memburkan para pemainnya karena tidak ada kejelasan dari Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang dibekukan oleh Kemenpora.
Kementrian pemuda olahraga, PSGC Ciamis rugi besar dari pembekuan PSSI karena tidak dilanjutkannya Divisi Utama. Ini berarti PSGC mengikuti jejak tim lain yang berada di Divisi Utama seperti Persis Solo, PSIS Semarang, Persiba Bangka dan PSPS Pekan Baru yang membubarkan pemainnya dari pada harus mengalami kerugian lebih besar lagi. Sedikitnya 22 pemain PSGC dipulangkan ke rumahnya masing-masing setelah bertahan dan terus melakukan latihan rutin satu bulan ke belakang.
Manager PSGC Ciamis H Herdiat mengatakan secara resmi pihaknya membubarkan Tim PSGC karena setelah beberapa lama menunggu masih tidak ada kejelasan dari PSSI untuk keberlangsungan Divisi Utama. “Untuk apa kami terus bertahan sedangkan PSSI dan Menpora masih berseteru tidak ada kejelasan, yang berdampak pada kerugian pada kami yang cukup besar, lebih baik kami break dulu hingga ada keputusan dari Menpora,” ujar Herdiat. Dirinya akan fokus untuk mempersiapkan tim tahun depan dari pada menunggu - menunggu yang tak jelas.
Dirinya juga mengaku, meskipun tim di bubarkan tetapi tidak akan merugikan pemain, karena gaji untuk bulan depan para pemain akan di bayar lunas secepatnya. “Sudah jelas ini sudah merugikan kami dan pemain yang hanya mengandalakan pekerjaannya di sepak bola,” katanya. Bukan hanya itu Herdiat juga mengungkapkan kekesalannya dengan menyatakan jika persepak bolaan di Indonesia buruk. Karena itu dirinya menawarkan pemiannya ke tim yang berada di negara lain seperti ke Selangor FA.
“Silahkan bawa pemain kami sekiranya ada yang terpakai untuk main di sana. Saya akan membantu jika pemain kami ada yang terpakai dan dibawa ke Malaysia, saya mendukung jejak Andik yang memilih merumput di negara lain,” ucap Herdiat. Sementara itu Pemain PSGC Vincent Yohanes mengaku, bingung dengan dibubarkannya pemain dari tim, pasalnya dirinya mengandalkan kebutuhan kehidupan sehari-harinya dari sepakbola. Bahkan adiknya juga yang masih bersekolah dibiayai olehnya.
“Mungkin saya pulang saja ke rumah di Jawa Tengah kembali ke keluarga, dengan keputusan ini saya merasa sedih tapi mau gimana lagi,” tutur dia. Hal serupa juga diungkapkan kiper PSGC Ciamis M Irpan yang merasa kesal dengan keputusan Menpora yang hanya menyengsaran pemain sepak bola yang mengandalkan hidupnya dari sepak bola. Sebab bukan hanya pengelola tim dan pemain sepak bola saja yang dirugikan dengan pembekuan PSSI ini, tetapi seperti penjual sovenir sepak bola dan baju baju bola di Indonesia akan mengalami kerugian besar.
“Kami harap permasalahan ini cepat diselesaikan jangan dibiarkan terlalu lama, pasalnya sangat berdampak sekali pada kami, mungkin kami menjadi penganguran dengan tidak adanya kompetisi,” tutur dia.
Anthika asmara
Kementrian pemuda olahraga, PSGC Ciamis rugi besar dari pembekuan PSSI karena tidak dilanjutkannya Divisi Utama. Ini berarti PSGC mengikuti jejak tim lain yang berada di Divisi Utama seperti Persis Solo, PSIS Semarang, Persiba Bangka dan PSPS Pekan Baru yang membubarkan pemainnya dari pada harus mengalami kerugian lebih besar lagi. Sedikitnya 22 pemain PSGC dipulangkan ke rumahnya masing-masing setelah bertahan dan terus melakukan latihan rutin satu bulan ke belakang.
Manager PSGC Ciamis H Herdiat mengatakan secara resmi pihaknya membubarkan Tim PSGC karena setelah beberapa lama menunggu masih tidak ada kejelasan dari PSSI untuk keberlangsungan Divisi Utama. “Untuk apa kami terus bertahan sedangkan PSSI dan Menpora masih berseteru tidak ada kejelasan, yang berdampak pada kerugian pada kami yang cukup besar, lebih baik kami break dulu hingga ada keputusan dari Menpora,” ujar Herdiat. Dirinya akan fokus untuk mempersiapkan tim tahun depan dari pada menunggu - menunggu yang tak jelas.
Dirinya juga mengaku, meskipun tim di bubarkan tetapi tidak akan merugikan pemain, karena gaji untuk bulan depan para pemain akan di bayar lunas secepatnya. “Sudah jelas ini sudah merugikan kami dan pemain yang hanya mengandalakan pekerjaannya di sepak bola,” katanya. Bukan hanya itu Herdiat juga mengungkapkan kekesalannya dengan menyatakan jika persepak bolaan di Indonesia buruk. Karena itu dirinya menawarkan pemiannya ke tim yang berada di negara lain seperti ke Selangor FA.
“Silahkan bawa pemain kami sekiranya ada yang terpakai untuk main di sana. Saya akan membantu jika pemain kami ada yang terpakai dan dibawa ke Malaysia, saya mendukung jejak Andik yang memilih merumput di negara lain,” ucap Herdiat. Sementara itu Pemain PSGC Vincent Yohanes mengaku, bingung dengan dibubarkannya pemain dari tim, pasalnya dirinya mengandalkan kebutuhan kehidupan sehari-harinya dari sepakbola. Bahkan adiknya juga yang masih bersekolah dibiayai olehnya.
“Mungkin saya pulang saja ke rumah di Jawa Tengah kembali ke keluarga, dengan keputusan ini saya merasa sedih tapi mau gimana lagi,” tutur dia. Hal serupa juga diungkapkan kiper PSGC Ciamis M Irpan yang merasa kesal dengan keputusan Menpora yang hanya menyengsaran pemain sepak bola yang mengandalkan hidupnya dari sepak bola. Sebab bukan hanya pengelola tim dan pemain sepak bola saja yang dirugikan dengan pembekuan PSSI ini, tetapi seperti penjual sovenir sepak bola dan baju baju bola di Indonesia akan mengalami kerugian besar.
“Kami harap permasalahan ini cepat diselesaikan jangan dibiarkan terlalu lama, pasalnya sangat berdampak sekali pada kami, mungkin kami menjadi penganguran dengan tidak adanya kompetisi,” tutur dia.
Anthika asmara
(ars)