Keliling Tujuh Kuburan demi Pembaretan

Minggu, 24 Mei 2015 - 11:57 WIB
Keliling Tujuh Kuburan demi Pembaretan
Keliling Tujuh Kuburan demi Pembaretan
A A A
MENJADI anggota Satpol PP wanita tidak mudah karena selain dibutuhkan fisik dan mental yang juga dibutuhkan keberanian dalam segala hal.

Termasuk memiliki “nyali’ besar. Sebelum dilantik sebagai anggota Satpol PP wanita, mereka harus melewati berbagai proses termasuk penempaan fisik dan mental layaknya pria. Untuk menjadi Satpol PP wanita ada ujian pengambilan baret yang harus dilakukan dengan tempaan fisik yang tidak mudah.

“Ujian menjadi Satpol PP meski kami wanita harus ujian fisik dari jam 7 malam sampai subuh. Dahulu itu, harus keliling jauh sampai melewati lima kuburan. Jika berhasil baru bisa mengambil baretnya. Kalau tidak, jangan harap bisa diterima,” ujar Kasi Pelatihan Dasar di Bidang Sumber Daya Aparatur Sat Pol PP Palembang Arlena Novita SP. Wanita kelahiran 4 November 1977 ini dikenal tangguh dan menguasai ilmu bela diri.

“Aku ini dari dulu, gawe lanang galak galo. Saya didik segala pekerjaan bisa. Gawelakilaki juga tidak dibatas. Ngecat oke, naik genteng pun oke, bekebon oke juga, suruh nyangkul juga kuat,” ujar ibu tiga anak ini. Istri dari Muhammad Farobi,ST sudah berprofesi menjadi Satpol PP sebelum menikah sehingga keluarganya tahu konsekuensi terhadap tugas yang diemban.

Berbekal pengalaman sebagai, Arlena berharap rekan sejawatnya dapat meningkatkan mental agar lebih baik lagi. “Tapi tidak juga mengabaikan penampilan. Jangan urakan sebagai Satpol PP. Kalau kita bisa menjaga sikap dan penampilan maka akan dihargai,” jelasnya.

Sierra syailendra
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4764 seconds (0.1#10.140)