Perlu Restu Kemenpora?
A
A
A
BANDUNG - Persib Bandung dibayangi ancaman gagal menggelar pertandingan kontra Kitchee FC di babak 16 besar AFC Cup 2015. Hal itu disebabkan kabar yang menyatakan Panpel Persib harus memperoleh rekomendasi dari Kemenpora terkait izin pertandingan.
Padahal selama ini, Maung Bandung tak pernah harus memenuhi persyaratan administrasi langsung dari Kemenpora. Duel Persib kontra Kitchee sendiri akan dilaksanakan di Stadion si Jalak Harupat, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Rabu (27/5).
Menyingkapi hal itu, Manajer Persib Umuh Muchtar tetap yakin Menpora Imam Nahrawi dapat memberikan izin pertandingan. Mengingat Persib bertanding membawa nama negara dan sudah berjuang habis-habisan untuk bisa menembus babak 16 besar kompetisi kasta kedua di Asia ini. “Saya punya keyakinan Pak Menteri (Imam Nahrawi) memberikan izin pertandingan untuk tanggal 27,” kata Umuh, kemarin.
Kisruh PSSI dan Menpora sejauh ini semakin memanas. Setelah seluruh kompetisi domestik dihentikan, turnamen pramusim bertajuk QNB Indonesia Championship Cup 2015pun dibatalkan lantaran tak mendapat rekomendasi dari BOPI dan Kemenpora. Sebagai gantinya Kemenpora akan menggelar turnamen bertajuk Piala Kemerdekaan. Bagi Umuh, permasalahan ini tidak akan akan pernah mencapat kata selesai jika kedua pihak tak mau duduk bersama.
Umuh hanya berharap permasalahan ini segera terselesaikan agar FIFA tak menjatuhkan sanksi. “Mudah-mudahan kedepan Indonesia tidak di banned. Itu saja. Cepat selesai, cepat berembuk dari kedua belah pihak. Terutama diusahakan dulu tanggal 29 (Mei) jangan sampai mendapatkan hukuman dari FIFA,” tegasnya. Disisi lain, playmakerPersib Firman Utina mengaku was-was dengan sanksi yang akan diberikan FIFA kepada Indonesia. “Saya pikir manusiawi jika kita sebagai pemain was-was. Tapi, mungkin bukan hanya pemain, ada keluarga dan orang lain yang suka bola juga was-was,” kata Firman.
Firman sudah memprediksi sejak awal jika turnamen pramusim yang digagas PT Liga Indonesia batal dilaksanakan. Sebab selama ini belum ada titik temu antara PT Liga, PSSI, BOPI, Kemenpora maupun Tim Transisi. Seharusnya, lanjut Firman seluruh pihak yang terlibat konflik mau duduk bersama agar kompetisi yang selama ini dinantikan banyak pihak kembali digulirkan.
“Kalau menurut saya, lebih baik semua duduk bersama karena pemerintah, PSSI, dan PT Liga punya tugas masing-masing dan samasama penting perannya. Menurut saya, sebelum mau menggulirkan liga atau kompetisi, lebih baik saling mengisi. Itu akan lebih baik,” katanya. Di luar itu, Firman pun berharap ada peran positif dari media massa untuk mendinginkan dan mencari solusi terbaik. Sebab, kata dia media memiliki peran penting untuk mempertemukan pihak-pihak yang berkonflik.
“Media ini bisa menjembatani penyelesaian kisruh sepakbola Indonesia saat ini. Jadi semua pihak harus meninggalkan egonya masing-masing. Saya yakin, jika duduk bersama semua masalah selesai,” tandasnya.
Muhammad Ginanjar
Padahal selama ini, Maung Bandung tak pernah harus memenuhi persyaratan administrasi langsung dari Kemenpora. Duel Persib kontra Kitchee sendiri akan dilaksanakan di Stadion si Jalak Harupat, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Rabu (27/5).
Menyingkapi hal itu, Manajer Persib Umuh Muchtar tetap yakin Menpora Imam Nahrawi dapat memberikan izin pertandingan. Mengingat Persib bertanding membawa nama negara dan sudah berjuang habis-habisan untuk bisa menembus babak 16 besar kompetisi kasta kedua di Asia ini. “Saya punya keyakinan Pak Menteri (Imam Nahrawi) memberikan izin pertandingan untuk tanggal 27,” kata Umuh, kemarin.
Kisruh PSSI dan Menpora sejauh ini semakin memanas. Setelah seluruh kompetisi domestik dihentikan, turnamen pramusim bertajuk QNB Indonesia Championship Cup 2015pun dibatalkan lantaran tak mendapat rekomendasi dari BOPI dan Kemenpora. Sebagai gantinya Kemenpora akan menggelar turnamen bertajuk Piala Kemerdekaan. Bagi Umuh, permasalahan ini tidak akan akan pernah mencapat kata selesai jika kedua pihak tak mau duduk bersama.
Umuh hanya berharap permasalahan ini segera terselesaikan agar FIFA tak menjatuhkan sanksi. “Mudah-mudahan kedepan Indonesia tidak di banned. Itu saja. Cepat selesai, cepat berembuk dari kedua belah pihak. Terutama diusahakan dulu tanggal 29 (Mei) jangan sampai mendapatkan hukuman dari FIFA,” tegasnya. Disisi lain, playmakerPersib Firman Utina mengaku was-was dengan sanksi yang akan diberikan FIFA kepada Indonesia. “Saya pikir manusiawi jika kita sebagai pemain was-was. Tapi, mungkin bukan hanya pemain, ada keluarga dan orang lain yang suka bola juga was-was,” kata Firman.
Firman sudah memprediksi sejak awal jika turnamen pramusim yang digagas PT Liga Indonesia batal dilaksanakan. Sebab selama ini belum ada titik temu antara PT Liga, PSSI, BOPI, Kemenpora maupun Tim Transisi. Seharusnya, lanjut Firman seluruh pihak yang terlibat konflik mau duduk bersama agar kompetisi yang selama ini dinantikan banyak pihak kembali digulirkan.
“Kalau menurut saya, lebih baik semua duduk bersama karena pemerintah, PSSI, dan PT Liga punya tugas masing-masing dan samasama penting perannya. Menurut saya, sebelum mau menggulirkan liga atau kompetisi, lebih baik saling mengisi. Itu akan lebih baik,” katanya. Di luar itu, Firman pun berharap ada peran positif dari media massa untuk mendinginkan dan mencari solusi terbaik. Sebab, kata dia media memiliki peran penting untuk mempertemukan pihak-pihak yang berkonflik.
“Media ini bisa menjembatani penyelesaian kisruh sepakbola Indonesia saat ini. Jadi semua pihak harus meninggalkan egonya masing-masing. Saya yakin, jika duduk bersama semua masalah selesai,” tandasnya.
Muhammad Ginanjar
(ars)