Bawang Langka, Harga di Pasaran Terus Melambung

Sabtu, 23 Mei 2015 - 12:59 WIB
Bawang Langka, Harga...
Bawang Langka, Harga di Pasaran Terus Melambung
A A A
BANTUL - Lahan tanaman bawang merah yang ada di Bantul tinggal 30% dari total lahan yang biasanya ditanam oleh para petani. Imbasnya, pasokan bawang merah di pasaran tersendat sehingga membuat harga bawang melambung.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kabupaten Bantul Partogi Dame Pakpahan mengatakan, penyusutan lahan akibat banjir beberapa waktu lalu. Luas tanaman bawang merah yang terendam mencapai 255,5 hektare (ha). Tanaman bawang merah yang terendam ada di tiga kecamatan masing-masing Kretek, Srandakan, dan Sanden.

“Tanaman bawang merah yang terendam tak lagi bisa dimanfaatkan, hanya sekitar 30% yang tersisa,” ujarnya, kemarin. Perhitungan awal, sebenarnya kerugian yang ditimbulkan akibat banjir terhadap tanaman bawang merah tersebut mencapai Rp23 miliar. Hanya saja, ternyata masih ada beberapa tanaman yaitu sekitar 30% yang bisa dimanfaatkan atau bisa dipanen.

Sehingga hitungan terakhir yang dilakukan oleh Dispertahut Kabupaten Bantul sekitar Rp18 miliar. Dari tanaman yang terendam, hanya sebagian yang masih bisa dipanen meskipun usianya muda. Sebagian besar lagi harus dicabuti dan untuk menanamnya kembali sudah tidak mungkin karena membutuhkan jeda waktu. Petani hanya bisa menanam sayuran untuk memulihkan lahan yang mereka gunakan sebelumnya.

“Kalau tidak seperti itu, tanaman bawang merah tidak akan tumbuh,” katanya. Menurutnya, akibat banjir tersebut akan mempengaruhi harga bawang merah di pasaran. Pasokan bawang yang berkurang kemungkinan menyebabkan inflasi. Inflasi itu tentu akan berpengaruh terhadap harga-harga komoditas lain juga turut terkerek naik.

Partogi mengungkapkan, kemungkinan besar bawang merah yang masih bisa dipanen nantinya hanya akan dimanfaatkan sebagai bibit oleh petani. Bibit tersebut sebenarnya jumlahnya masih kurang. Sehingga jumlah bibit akan langka yang akan mempengaruhi masa tanam. “Sekarang hanya 90 ha yang masih bertahan dan hasilnya sekitar 90 ton. Itu masih kurang untuk menanam di lahan seluas 255,5 ha,” ungkapnya.

Endri, salah seorang petani bawangmerahdiDusunBungkus, Kecamatan Kretek berharap ada bantuan dari pemerintah kepada petanibawangmerah. Sebabpada banjir beberapa waktu lalu, Endri mengakurugi puluhanjutarupiah akibat tanaman bawang merahnya yang berusia 20 hari membusuk direndam banjir.

Sebab untuk menanam tanaman bawang seluas seperempat hektare tersebut, ia harus merogoh kocek senilai Rp15 juta. “Di tempat saya memang tergolong parah, karena letaknya lebih rendah dibanding dengan wilayah lain seperti di Bulak Samiran. Pemerintah tolong kami,” paparnya. Sementara itu, di Gunungkidul kelangkaan bawang di pasaran membuat harga bawang merah melambung.

Salah seorang pedagang di Pasar Agrosari, Sumarsih mengungkapkan, kenaikan harga kebutuhan pokok ini terjadi sejak dua hari yang lalu. Seperti harga bawang merah besar naik dari Rp25.000 menjadi Rp35.000 per kilogram. Sedang bawang merah kecil dari Rp20.000 menjadi Rp30.000. “Awal tahun, harga masih sekitar Rp15.000, lalu terus naik hingga Rp35.000,” ucap Sumarsih kepada wartawan, kemarin.

Sama halnya dengan bawang merah, harga bawang putih juga mengalami kenaikan. Jika biasanya ia menjual bawang kating dengan harga Rp14.000 per kilogram, kini ia harus menjual Rp22.000 per kilogram. Akibat kenaikan harga ini, p embeli jauh berkurang. Jika awalnya pelanggannya membeli hingga dua kilogram bawang, kini mereka hanya membeli seperempat kilogram sekali membeli.

Hal ini tentu mengurangi pendapatannya setiap hari. Sumarsih mengatakan, bawang merah sendiri akhir-akhir ini memang sulit didapatkan. Pedagang memperkirakan kenaikan harga ini terjadi karena stokbawangmerahyangsemakin menipis dari distributor. “Berkurangnya persediaan bawang merah ini terjadi karena petani belum memanen hasil tani mereka. Padahal bawang merah adalah salah satu kebutuhan pokok yang paling sering digunakan masyarakat,” bebernya.

Erfanto linangkung/ suharjono/magang
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0737 seconds (0.1#10.140)