Kodam I/BB Tambah Kapal Cepat untuk Awasi Pulau Terluar
A
A
A
MEDAN - Komando Daerah Militer (Kodam) I Bukit Barisan (BB) menerima bantuan satu unit kapal motor cepat (KMC) dari Direktorat Pembekalan Angkutan TNI Angkatan Darat (Ditbekangad), kemarin.
KMC tersebut diharapkan dapat mendukung tugas Kodam I/Bukit Barisan dalam pengamanan patroli laut antarpulau pesisir terpencil dan perbatasan. Direktur Ditbekangad, Brigjen TNI Pasenga Talilah, mengatakan, KMC tersebut dilengkapi peralatan serba canggih, dan modern, yang disesuaikan perkembangan zaman.
Pemberian bantuan kapal cepat itu untuk membantu tugas-tugas cukup berat bagi Kodam I/Bukit Barisan yang memiliki wilayah cukup luas, yakni Provinsi Sumut, Sumbar, Riau, dan Kepulauan Riau. KMC itu dapat digunakan untuk mengevakuasi prajurit melalui jalur laut dan mengangkut bantuan air bersih guna kepentingan pasukan yang sedang bertugas di daerah terpencil.
Selain itu juga digunakan untuk pengamanan di laut yang merupakan wilayah hukum Kodam I/Bukit Barisan. “Keberadaan kapal cepat ini sangat membantu dan menyukseskan tugas-tugas pengamanan pulau terluar,” ujarnya saat menyerahkan kapal tersebut secara simbolis kepada Kasdam I/Bukit Barisan, Brigjen TNI Cucu Somantri, di Pelabuhan Belawan, kemarin.
Dia berharap kapal yang diproduksi pada 2013 ini dapat dirawat secara profesional, sehingga tetap dalam keadaan utuh, dan saat digunakan tidak mengalami kerusakan. “Jaga kapal cepat ini dengan baik dan gunakan sesuai prosedur yang telah ditentukan. Hal ini harus dilaksanakan,” kata Pasenga.
KMC yang diserahkan kepada Kodam I/BB itu memiliki panjang 17,6 meter, lebar 4,2 meter, tinggi 2,15 meter, kecepatan 35 knot, dan daya tempuh 250 NM/463 km. Kapal yang berawakkan tiga orang itu mampu membawa 31 personel bersenjata lengkap.
Kapal dengan standar NATO itu dibuat Ditbekangad yang melibatkan tenaga ahli dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan tenaga pelaksana pembangunan PT Tesco Indomaritim. “Kapal ini multifungsi dan juga dapat mengevakuasi warga yang dalam situasi darurat di suatu daerah atau sedang dilanda bencana,” ujar Kasdam I/BB, Brigjen TNI Cucu Soemantri.
Kasdam mengatakan, KMC yang mereka terima sangat tepat untuk memantau pulaupulau terluar yang cukup jauh dan berada di wilayah empat provinsi, yakni Sumut, Sumbar, Riau, dan Kepulauan Riau. Pulau-pulau di wilayah Kodam I/BB tersebut harus tetap dikawal dan diawasi prajurit TNI untuk mengantisipasi klaim dari pihak asing. “Pulau terluar itu jangan sampai dikuasai pihak asing,” ucap jenderal bintang satu tersebut.
Soemantri menjelaskan, 15 kapal motor dan kapal cepat yang dimilik Kodam I/BB saat ini merupakan keluaran 2013 yang canggih dan modern. Selain itu, kapal tersebut juga memiliki kemampuan jelajah mencapai 250 NM/403 km, kecepatan 35 knot, dan mampu mengangkut 31 prajurit yang menggunakan senjata.
“Wilayah Kodam I/BB yang cukup luas itu seharusnya diawasi puluhan kapal motor cepat. Idealnya kodam harus memiliki 50 kapal motor cepat, sehingga lebih mudah mengawasi pulau yang dianggap rawan,” tandasnya.
Ant
KMC tersebut diharapkan dapat mendukung tugas Kodam I/Bukit Barisan dalam pengamanan patroli laut antarpulau pesisir terpencil dan perbatasan. Direktur Ditbekangad, Brigjen TNI Pasenga Talilah, mengatakan, KMC tersebut dilengkapi peralatan serba canggih, dan modern, yang disesuaikan perkembangan zaman.
Pemberian bantuan kapal cepat itu untuk membantu tugas-tugas cukup berat bagi Kodam I/Bukit Barisan yang memiliki wilayah cukup luas, yakni Provinsi Sumut, Sumbar, Riau, dan Kepulauan Riau. KMC itu dapat digunakan untuk mengevakuasi prajurit melalui jalur laut dan mengangkut bantuan air bersih guna kepentingan pasukan yang sedang bertugas di daerah terpencil.
Selain itu juga digunakan untuk pengamanan di laut yang merupakan wilayah hukum Kodam I/Bukit Barisan. “Keberadaan kapal cepat ini sangat membantu dan menyukseskan tugas-tugas pengamanan pulau terluar,” ujarnya saat menyerahkan kapal tersebut secara simbolis kepada Kasdam I/Bukit Barisan, Brigjen TNI Cucu Somantri, di Pelabuhan Belawan, kemarin.
Dia berharap kapal yang diproduksi pada 2013 ini dapat dirawat secara profesional, sehingga tetap dalam keadaan utuh, dan saat digunakan tidak mengalami kerusakan. “Jaga kapal cepat ini dengan baik dan gunakan sesuai prosedur yang telah ditentukan. Hal ini harus dilaksanakan,” kata Pasenga.
KMC yang diserahkan kepada Kodam I/BB itu memiliki panjang 17,6 meter, lebar 4,2 meter, tinggi 2,15 meter, kecepatan 35 knot, dan daya tempuh 250 NM/463 km. Kapal yang berawakkan tiga orang itu mampu membawa 31 personel bersenjata lengkap.
Kapal dengan standar NATO itu dibuat Ditbekangad yang melibatkan tenaga ahli dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan tenaga pelaksana pembangunan PT Tesco Indomaritim. “Kapal ini multifungsi dan juga dapat mengevakuasi warga yang dalam situasi darurat di suatu daerah atau sedang dilanda bencana,” ujar Kasdam I/BB, Brigjen TNI Cucu Soemantri.
Kasdam mengatakan, KMC yang mereka terima sangat tepat untuk memantau pulaupulau terluar yang cukup jauh dan berada di wilayah empat provinsi, yakni Sumut, Sumbar, Riau, dan Kepulauan Riau. Pulau-pulau di wilayah Kodam I/BB tersebut harus tetap dikawal dan diawasi prajurit TNI untuk mengantisipasi klaim dari pihak asing. “Pulau terluar itu jangan sampai dikuasai pihak asing,” ucap jenderal bintang satu tersebut.
Soemantri menjelaskan, 15 kapal motor dan kapal cepat yang dimilik Kodam I/BB saat ini merupakan keluaran 2013 yang canggih dan modern. Selain itu, kapal tersebut juga memiliki kemampuan jelajah mencapai 250 NM/403 km, kecepatan 35 knot, dan mampu mengangkut 31 prajurit yang menggunakan senjata.
“Wilayah Kodam I/BB yang cukup luas itu seharusnya diawasi puluhan kapal motor cepat. Idealnya kodam harus memiliki 50 kapal motor cepat, sehingga lebih mudah mengawasi pulau yang dianggap rawan,” tandasnya.
Ant
(ftr)