Menegangkan, Evakuasi Dua Jam di Dalam Kawah

Rabu, 20 Mei 2015 - 09:45 WIB
Menegangkan, Evakuasi...
Menegangkan, Evakuasi Dua Jam di Dalam Kawah
A A A
BOYOLALI - Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi jenazah Erri Yunanto, 21, mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) yang terjatuh ke kawah Gunung Merapi.

Proses evaluasi dari dalam kawah yang panas dan diselimuti gas beracun berlangsung menegangkan dan dramatis selama dua jam. Proses evakuasi yang rumit dan mendebarkan kemarin dilanjutkan mulai pukul 06.00 WIB setelah sehari sebelumnya jenazah korban berhasil diangkat 50 meter dari dalam kawah. Satu jam kemudian, sebanyak 28 personel berangkat dari base camp di Pasar Bubrah menuju ke puncak Merapi.

Pendakian ke puncak dilakukan selama satu jam. Setelah tiba di puncak, tim evakuasi mulai mempersiapkan lintasan dan tali-temali untuk mengangkat jenazah dari dalam kawah. Selang 49 menit kemudian, proses pengangkatan dengan teknikvertical resque dilakukan. Enam anggota rescue yang turun ke kawah adalah Bakat Setyawan alias Lahar dari SAR Barameru Boyolali serta Indro Sambodo, Andri Susanto, Muksin, Rahmad Diyono, dan Rido berasal dari SAR DIY.

“Pada pukul 11.41 WIB korban berhasil diangkat ke bibir kawah,” ungkap Staf Operasi SAR Gabungan Irwan Santoso, kemarin. Selanjutnya pukul 13.15 WIB, jenazah yang dimasukkan ke kantong mayat dan dibawa dengan tandu khusus sampai ke Pasar Bubrah. Selang dua jam berikut, jenazah korban sampai di Pos I. Evakuasi tuntas setelah sampai di bawah kaki Merapi sekitar pukul 16.23 WIB.

Proses evakuasi dari Pos I sampai ke posko induk sempat mengecoh para wartawan yang menunggu di New Selo, titik masuk jalur pendakian Merapi. Sebab ketika dari Pos I, tim rescue mengalihkan jalur tidak melalui yang biasa digunakan pendaki. Jenazah Erri dijemput mobil ambulans dari PMI Kabupaten Sleman di Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, dan selanjutnya dibawa ke RSUD Pandanarang Boyolali.

Serah terima jenazah korban juga berubah tempatnya. “Rencana semula dilaksanakan di Joglo Lencoh, namun permintaan pihak keluarga korban langsung dilaksanakan di rumah sakit dan langsung dibawa ke Yogyakarta,” katanya. Jenazah Erri sekitar pukul 20.00 WIB sampai di rumah duka di Dusun Biru, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Selanjutnya almarhum dimakamkan di pemakaman umum setempat.

Kepala Kantor SAR Semarang Basarnas Jawa Tengah Agus Hariyono mengatakan, kendala yang dialami tim evakuasi, khususnya tim yang turun ke bawah adalah medan sulit, suhu tidak stabil, dan gas beracun. Pemasangan tambatan tali harus hati-hati dan tidak bolehterjadigesekandenganbatu. Pengangkatan korban dari posisinya berada di kedalaman sekitar 100 meter menuju bibir kawah membutuhkan waktu dua jam.

“Caranya dengan ditarik berlahan agar tidak mengenai batu. Jaraknya sekitar 100 meter. Ada duapersonelrescueyang berada di posisi korban,” ungkap Agus. Tim yang turun ke kawah dilengkapi dua tali guna mengantisipasi jika ada tali cadangan putus. Karena jaraknya jauh, maka tali harus disambung sambung.

Setelah sampai di pinggir kawah, kemudian dibawa estafet yang dibagi dalam empat titik. Pihaknya akan mengusulkan ke Basarnas agar semua tim evakuasi, terutama enam orang yang turun ke bawah, diberikan penghargaan atas keberhasilannya. Sebab kasus ini cukup unik dan baru pertama kali terjadi di Gunung Merapi.

Selain itu, mereka adalah orang yang berdedikasi tinggi dan berani berjibaku dengan risiko tinggi. Kapolres Boyolali AKBP Budi Sartono mengatakan, dokter rumah sakit telah memeriksa kondisi tubuh korban untuk divisum luar. Korban mengalami luka berat di beberapa bagian tubuhnya antara lain di kepala, perut, dan kaki patah.

Luka diperkirakan akibat benturan saat jatuh. “Hasil visum resmi belum keluar, tetapi luka yang dialami korban antara lain itu,” katanya. Selain untuk keperluan visum, jenazah sebelum diserahkan kepada pihak keluarganya juga dibuatkan surat kematian dari rumah sakit.

Ary wahyu wibowo / priyo setiawan
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9878 seconds (0.1#10.140)