Burhan Muhammad Dimakamkan Besok, di Samping Makam Istri
A
A
A
YOGYAKARTA - Jenazah Burhan Muhammad, Dubes RI untuk Pakistan, dikebumikan pada Rabu 20 Mei 2015 pagi, di sebelah makam istrinya Heri Listyawati, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Mondoliko, Umbulharjo, Yogyakarta.
Upacara pemakaman akan dilakukan secara militer dan dipimpin oleh inspektur upacara Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebelum dimakamkan, jenazah akan disalatkan terlebih dahulu di musala di samping rumah duka.
Kakak Ipar Burhan, Jarot Heru Setyawan mengatakan, jenazah baru sampai ke rumah duka, di Jalan Haji Agus Salim, No 57, Kauman, Yogyakarta, baru pada besok pagi, sekira jam 09.00 WIB.
"Jenasah sekarang masih di Singapura. Nanti jam 6 sore baru dibawa ke Jakarta. Disemayamkan dahulu di Kementerian Luar Negeri untuk penghormatan terakhir. Baru jam 6 pagi dibawa ke Yogyakarta," katanya, Selasa (19/5/2015).
Ditambahkan dia, jenazah akan tiba di Bandara Adisutjipto Yogyakarta sekira pukul 07.30 WIB. Untuk kemudian, dilakukan serah terima dari Menteri Luar Negeri kepada Komandan Lanud Adisutjipto.
"Karena pemakaman akan dilakukan secara militer. Setelah itu, kira-kira pukul 09.00 WIB tiba di rumah duka. Disalatkan dan langsung dikebumikan. Inspektur upacara rencananya Kapolda (DIY)," ungkapnya.
Dilanjutkan, kedua anak korban saat ini berada di Singapura. Mereka tiba di Singapura sejak Senin 18 Mei 2015, dan ikut menemani korban saat mengalami kritis dirawat di Rumah Sakit (RS) Singapore General Hospital.
Seperti diketahui, korban yang dilahirkan pada 3 Agustus 1957 silam merupakan salah satu penumpang dari kecelakaan jatuhnya pesawat helikopter milik militer Pakistan, pada Jumat 8 Mei 2015.
Dalam kejadian itu, korban menderita luka bakar cukup parah dan harus mendapatkan perawatan medis. Sementara istrinya Hery Listyawati yang ikut bersama korban, telah meninggal dunia lebih dahulu di tempat kejadian.
Jenazah istri korban telah dimakamkan di TPU Mondoliko, pada Kamis 14 Mei 2015. Dalam proses perawatannya, Burhan kemudian dipindahkan ke rumah sakit di Singapura agar lebih dekat dengan sanak familinya.
Dia sempat dilarikan ke India, karena kondisinya yang naik turun. Namun, pria yang bekerja sebagai Dubes RI sejak dua tahun silam itu, menghembuskan nafas terakhir pada Selasa 19 Mei 2015 dini hari tadi.
Burhan meninggalkan dua orang anak, bernama Pitra Amrulloh dan Yoga Sulistya Burhan. Semasa hidupnya, Burhan yang sempat mengabdi di Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut dikenal sebagai sosok penyuka seni dan budaya.
"Sosok pribadi yang tangguh dalam menjalankan tugas-tugas. Almarhum juga menyukai kesenian Indonesia. Bahkan, di dalam kantor kedutaan besar sangat intens membina band musik," pungkas teman dekat Burhan, Utami Purnamasari.
Upacara pemakaman akan dilakukan secara militer dan dipimpin oleh inspektur upacara Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebelum dimakamkan, jenazah akan disalatkan terlebih dahulu di musala di samping rumah duka.
Kakak Ipar Burhan, Jarot Heru Setyawan mengatakan, jenazah baru sampai ke rumah duka, di Jalan Haji Agus Salim, No 57, Kauman, Yogyakarta, baru pada besok pagi, sekira jam 09.00 WIB.
"Jenasah sekarang masih di Singapura. Nanti jam 6 sore baru dibawa ke Jakarta. Disemayamkan dahulu di Kementerian Luar Negeri untuk penghormatan terakhir. Baru jam 6 pagi dibawa ke Yogyakarta," katanya, Selasa (19/5/2015).
Ditambahkan dia, jenazah akan tiba di Bandara Adisutjipto Yogyakarta sekira pukul 07.30 WIB. Untuk kemudian, dilakukan serah terima dari Menteri Luar Negeri kepada Komandan Lanud Adisutjipto.
"Karena pemakaman akan dilakukan secara militer. Setelah itu, kira-kira pukul 09.00 WIB tiba di rumah duka. Disalatkan dan langsung dikebumikan. Inspektur upacara rencananya Kapolda (DIY)," ungkapnya.
Dilanjutkan, kedua anak korban saat ini berada di Singapura. Mereka tiba di Singapura sejak Senin 18 Mei 2015, dan ikut menemani korban saat mengalami kritis dirawat di Rumah Sakit (RS) Singapore General Hospital.
Seperti diketahui, korban yang dilahirkan pada 3 Agustus 1957 silam merupakan salah satu penumpang dari kecelakaan jatuhnya pesawat helikopter milik militer Pakistan, pada Jumat 8 Mei 2015.
Dalam kejadian itu, korban menderita luka bakar cukup parah dan harus mendapatkan perawatan medis. Sementara istrinya Hery Listyawati yang ikut bersama korban, telah meninggal dunia lebih dahulu di tempat kejadian.
Jenazah istri korban telah dimakamkan di TPU Mondoliko, pada Kamis 14 Mei 2015. Dalam proses perawatannya, Burhan kemudian dipindahkan ke rumah sakit di Singapura agar lebih dekat dengan sanak familinya.
Dia sempat dilarikan ke India, karena kondisinya yang naik turun. Namun, pria yang bekerja sebagai Dubes RI sejak dua tahun silam itu, menghembuskan nafas terakhir pada Selasa 19 Mei 2015 dini hari tadi.
Burhan meninggalkan dua orang anak, bernama Pitra Amrulloh dan Yoga Sulistya Burhan. Semasa hidupnya, Burhan yang sempat mengabdi di Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut dikenal sebagai sosok penyuka seni dan budaya.
"Sosok pribadi yang tangguh dalam menjalankan tugas-tugas. Almarhum juga menyukai kesenian Indonesia. Bahkan, di dalam kantor kedutaan besar sangat intens membina band musik," pungkas teman dekat Burhan, Utami Purnamasari.
(san)