Pantai Indosat Areal Berbahaya

Selasa, 19 Mei 2015 - 10:46 WIB
Pantai Indosat Areal Berbahaya
Pantai Indosat Areal Berbahaya
A A A
PANTAI CERMIN - Pantai di belakang mes Indosat di Pantai Cermin, Serdangbedagai (Sergai), tempat sembilan anggota rombongan keluarga tewas tenggelam merupakan areal berbahaya.

Sejumlah warga setempat ditemui di sekitar lokasi menyebutkan, bibir pantai yang dikenal dengan nama Pantai Indosat itu memiliki lumpur cukup dalam. “Setidaknya ada sepahalumpurnyadanmemangselaludihindari untukmandi-mandidisana,” kata seorang ibu bernama Wati, 35, saat menjaga kambingnya, kemarin. Banyaknya cemara angin membuat bibir pantai itu menjadi daya tarik tersendiri.

Selain sejuk, di sekitar bibir pantai juga ada tiga gazebo ditambah satu panggung hiburan berukuran besar. Dari pantauan bibir Pantai Indosat tampak berkelok. Ada menjorok seperti semenanjung yang kemudian ada teluknya. Tepat diteluk itu lokasi tenggelamnya sembilan korban.

Satpam mes Indosat, M Idris menegaskan, pantai itu sengaja tidak dirawat mereka agar pengunjung tidak nekat menjadikan tempat wisata. “Ini kawasan untuk Indosat. Di bibir pantai itu merupakan areal penanaman kabel bawah laut,” katanya kepada KORAN SINDO MEDAN , kemarin. Dia menepis tudingan bahwa rombongan keluarga yang berwisata itu masuk dari mes Indosat.

Menurut Idris, untuk bisa masuk ke kompleks mes harus memiliki izin resmi dari Kantor PT Indosat. Sebab mes yang memiliki 24 kamar ini hanya khusus diperuntukkan bagi kalangan internal. “Bila ada pengunjung dibibir pantainya berarti mereka nekat masuk dengan menerobos pagar belakang. Atau memilih menempuh rute dari permukiman warga di sekitarnya yang memiliki akses ke pagar belakang mes. Itu pun hanya bisa diakses dengan jalan kaki karena sepeda motor tak bisa melewati ketinggian pagar yang dijebol,” ujarnya.

Adapun sebutan Pantai Indosat karena areal itu bagian dari kawasan mes Indosat yang memiliki luas sekitar 10 hektare. Bila menempuh perjalanan dari arah Kota Perbaungan, maka ketika persis di tengah Kota Pantai Cermin, ada simpang ke arah kanan untuk mengakses lokasi mes itu. Sekitar 4 kilometer jalan aspal ditempuh baru bisa sampai ke mes. Namun setibanya di sana, untuk masuk wajib melewati pos penjagaan. Selain pos penjagaan, seluruh areal dipagar.

Sementara dari depan mes ke bibir pantai berjarak 1 kilometer lebih. Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Parbudpora) Sergai, Henry Suarto menegaskan, Pantai Indosat bukan pantai komersial. Pantai itu dikelola Indosat dan tentu bila ada petugas Search And Rescue (SAR) yang disiapkan Indosat dikhususkan bagi tamunya.

Sementara pantai komersial di Sergai, yakni Pondok Permai, Sri Mersing, dan Theme, telah dilengkapi petugas SAR karena memang wajib disediakan pengelolanya. “Fasilitas itu selalu rutin kami cek. Jika tidak ada, maka pengelola wajib menyediakannya. Hal itu penting demi keselamatan pengunjung,” katanya.

Sementara satu lagi jenazah korban tenggelam di Pantai Cermin ditemukan kemarin sekitar pukul 07.30 WIB. Jenazah Anggun Nurhasanah, 10, ditemukan di bibir Pantai Pondok Lestari yang masih berada di Dusun V, Desa Pantai Cermin, atau berjarak sekitar 1 kilometer dari Pantai Indosat.

“Begitu dievakuasi dari bibir pantai, korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Sawit Indah dan kemudian disemayamkan di rumah duka di Lingkungan X, Kelurahan Tualang, Perbaungan,” kata Kepala Subbagian Humas Kepolisian Resor (Polres) Sergai Ajun Komisaris Polisi (AKP) Jasmoro, kemarin.

Penemuan korban kesembilan itu menutup seluruh kegiatan Tim SAR di lokasi. Karena sejak kejadian tragis, Minggu (17/5), personel gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sergai bersama aparat Polres Sergai serta warga setempat turun menyisir pantai. Pencarian dilakukan berdasarkan keterangan saksi mata yang menyebutkan masih ada seorang lagi, yaitu Anggun Nurhasanah.

“Para korban ini masih satu keluarga besar ada yang dari Medan, Tembung, dan Percut Sei Tuan, Deliserdang. Mereka ada sekitar 18 orang bersamasama ke pantai untuk mengisi liburan,” ungkap Jasmoro. Sebagaimana diberitakan, ombak tinggi yang terjadi Minggu (17/5) siang, itu menyeret dan menenggelamkan 12 anggota rombongan keluarga yang sedang berekreasi di Pantai Indosat.

Beruntung tiga di antaranya berhasil menyelamatkan diri, yakni Putri Nurul Hidayah, 14 dan M Bukhori Waskito, 10, keduanya warga Jalan Sidodame Medan; dan Sri Winarti, 52, warga Lingkungan X Kelurahan Tualang, Kecamatan Perbaungan, Sergai. Sementara delapan orang yang ditemukan tewas beberapa saat setelah kejadian, yaitu M Suriadi, 46; Dewi Aisah Sembiring, 38, keduanya warga Jalan Sidodame Medan;

Puji Astria, 22; Aldilah Pratiwi, 15, keduanya warga di Lingkungan X, Kelurahan Tualang, Perbaungan, Sergai; Jihan Chairunisa, 10, warga Jalan KUP Cinta Rakyat, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang; Sri Nani Utami, 37, Desa Sentis Cinta Rakyat, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang; Nazwa, 12, warga Sentis Tembung; dan Laila Rianti, 6, Sentis Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang.

Adapun Anggun Nurhasanah, 10, ditemukan sehari kemudian. Di rumah duka di Lingkungan X, Kelurahan Tualang, pasangan suami istri Helmi, 50; dan Sri Winarti, 52; tampak terguncang hebat atas kematian tiga dari enam anaknya, yakni Puji Astria, 22; Aldilah Pratiwi, 15; dan Anggun, 10.

Selepas zuhur, ketiga jenazah dimakamkan ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelurahan Tualang yang berada di pinggir Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Medan-Tebingtinggi. Ali Udin, 28, tampak begitu terpukul kehilangan Astria. Selain meninggalkan dirinya dan putri mereka, Azira, 9 bulan. Istrinya juga sedang hamil tiga bulan. “Sebelum berangkat, kami sempat berseloroh.

Aku enggak ikut wisata ke pantai karena harus ke sawah,” katanya. Ali Udin sama sekali tak menyangka bila istrinya bersama rombongan besar keluarga dari pihak ibu mertua pergi ke pantai yang berlokasi di belakang mes Indosat di Dusun V, Desa Pantai Cermin Kiri. “Di sana kan dipagar dan tak boleh masuk. Kalau saja dibilang, pasti sudah kularang karena di sana enggak ada yang pengawasnya,” tuturnya.

Diselamatkan Sebatang Kayu dan Nelayan


Korban selamat, Bukhori Waskito, 11, mengatakan, diselamatkan sebatang kayu dan nelayan setelah terlepas dari pundak ayah, Suryadi yang meninggal dalam tragedi itu. “Ayah sempat mengangkat tubuhku dan aku diangkat ke pundaknya menuju pantai. Tiba-tiba ayah terjatuh, aku tercampak dan terpisah dari ayah.

Ayah tak terlihat lagi karena tenggelam diseret ombak, sedangkan aku berhasil meraih sebatang kayu balok dan merangkul kuat-kuat. Sesekali aku tenggelam dan begitu muncul aku langsung teriak minta tolong sembari mengangkat kayu balok. Untung saja ada nelayan yang melihat dan menyelamatkanku,” tuturnya saat ditemui di rumah neneknya, Salbiah, 78, di Dusun XI Kali Serayu, Desa Cinta Rakyat, Percut Seituan, kemarin.

Anak kedua almarhum Suryadi, Putri Nurul Hidayah, 13, bercerita, bahwa dirinya menjerit minta tolong sehingga membuat ayahnya langsung berenang menyelamatkan ibunya dan Bukhori Waskito. Berhasil menyelamatkan Bukhori, sang ayah berusaha menyelamatkan ibunya, Tapi gagal karena keburu tenggelam.

“Kulihat ayah langsung berenang menyelamatkan Bukhori dan ibu. Tapi ayah gagal karena ayah tenggelam terseret ombak bersama ibu,” tuturnya. Sementara suasana di kediaman Salbiah seusai pemakaman terlihat hening. Satu per satu warga tetangga tampak keluar masuk rumah duka.

Salbiah pun tak bisa menahan tangis melihat anaknya, Muhammad Suryadi, 36, menantunya, Dewi Aisyah Sembiring (istri Suryadi), Sri Nani Utami, 34, dan cucunya telah terbujur kaku akibat keganasan ombak Pantai Indosat. Wajah Salbiah masih terlihat sembab. Pun puluhan pelayat, tetangga, dan kerabat keluarganya, silih berganti menyalaminya menyampaikan rasa turut berdukacita.

Banyak tetangga yang tak menduga atas kejadian tragis ini. Bermaksud berlibur malah berujung petaka. “Enggak nyangkalah . Mereka kan mau berlibur di Pantai Cermin, tapi Tuhan berkehendak lain. Suami-istri meninggal dan meninggalkan tiga orang anak. Ya semoga saja anaknya itu dirawat baik-baik oleh neneknya ya,” ungkap salah seorang tetangga, Suryanto.

Erdian wirajaya/ dody ferdiansyah
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4867 seconds (0.1#10.140)