Bus Semarjawi Terlalu Mahal
A
A
A
SEMARANG - Sejumlah penumpang bus tingkat Semarang Jalan-Jalan Wisata (Semarajawi) mengeluhkan tarif yang ditetapkan. Untuk naik bus dan berkeliling kawasan Kota Lama, setiap penumpang dikenai biaya Rp15.000 per orang.
“Saya baru kali ini naik bus tingkat Semarjawi, setahu saya dulu saat diluncurkan itu dikabarkan gratis, tapi ini kok bayar,” kata Meiliana,30, salah satu penumpang seusai turun dari bus Semarjawi, kemarin. Meiliana mengaku bahwa dirinya sebenarnya tidak keberatan membayar uang tiket tersebut. Namun angka Rp15.000 dinilainya terlalu mahal dan memberatkan para pengunjung.
“Apalagi muter-muternya tidak lama, tadi mungkin tidak ada 15 menit. Padahal dulu saat diluncurkan saya mendengar jika bus ini melayani berbagai destinasi wisata di Kota Semarang seperti Tugumuda, Sam Poo Kong dan lainnya,” ujarnya. Selain terlalu mahal, pengelolaan bus juga dinilai tidak optimal. Sebab, pengunjung tidak diberi tahu kapan jadwal bus yang merupakan hibah Corporate Social Responsibility (CSR) dari Telkomsel kepada Pemkot Semarang itu beroperasi.
“Saya sudah menunggu dari tadi, tapi ini saat bus datang saya tidak jadi naik karena kata petugasnya jam pelayanan sudah selesai. Tentu saya kecewa,” ujar Rusmiati, 35, warga Mijen, Semarang. Menurut informasi petugas parkir di kawasan Gereja Blenduk Kota Lama, untuk menaiki bus Semarjawi memang dikenakan biaya karcis. Untuk hari biasa, Selasa hingga Jumat, setiap penumpang diwajibkan membayar Rp10.000. “Kalau Sabtu- Minggu seperti ini, ongkosnya naik menjadi Rp15.000 per orang,” kata petugas parkir yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang Masdiana Safitri saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut mengaku terkejut. Dirinya mengatakan baru mengetahui bahwa setiap penumpang bus Semarjawi ditarik ongkos Rp15.000.
“Saya baru kali ini naik bus tingkat Semarjawi, setahu saya dulu saat diluncurkan itu dikabarkan gratis, tapi ini kok bayar,” kata Meiliana,30, salah satu penumpang seusai turun dari bus Semarjawi, kemarin. Meiliana mengaku bahwa dirinya sebenarnya tidak keberatan membayar uang tiket tersebut. Namun angka Rp15.000 dinilainya terlalu mahal dan memberatkan para pengunjung.
“Apalagi muter-muternya tidak lama, tadi mungkin tidak ada 15 menit. Padahal dulu saat diluncurkan saya mendengar jika bus ini melayani berbagai destinasi wisata di Kota Semarang seperti Tugumuda, Sam Poo Kong dan lainnya,” ujarnya. Selain terlalu mahal, pengelolaan bus juga dinilai tidak optimal. Sebab, pengunjung tidak diberi tahu kapan jadwal bus yang merupakan hibah Corporate Social Responsibility (CSR) dari Telkomsel kepada Pemkot Semarang itu beroperasi.
“Saya sudah menunggu dari tadi, tapi ini saat bus datang saya tidak jadi naik karena kata petugasnya jam pelayanan sudah selesai. Tentu saya kecewa,” ujar Rusmiati, 35, warga Mijen, Semarang. Menurut informasi petugas parkir di kawasan Gereja Blenduk Kota Lama, untuk menaiki bus Semarjawi memang dikenakan biaya karcis. Untuk hari biasa, Selasa hingga Jumat, setiap penumpang diwajibkan membayar Rp10.000. “Kalau Sabtu- Minggu seperti ini, ongkosnya naik menjadi Rp15.000 per orang,” kata petugas parkir yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang Masdiana Safitri saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut mengaku terkejut. Dirinya mengatakan baru mengetahui bahwa setiap penumpang bus Semarjawi ditarik ongkos Rp15.000.
(ars)