Persentase Kelulusan Siswa Ratarata 100%
A
A
A
MEDAN - Pihak sekolah sudah mengumumkan kelulusan siswa tingkat sekolah menengah atas (SMA) sederajat, kemarin sore. Meski begitu secara keseluruhan persentase tingkat kelulusan siswa belum diketahui pasti.
Akan tetapi, di sejumlah daerah tingkat kelulusan siswa rata-rata mencapai 100%. Ketua Panitia Ujian Nasional (UN) Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan, Masrul Basri mengatakan, belum mengetahui tingkat kelulusan SMA di Kota Medan lantaran masih mengumpulkandatadari sekolah-sekolah. “Tingkat kelulusan ditentukansekolah. UntukUNtahunini paradigmanya sudah berbeda dengan tahun lalu.
Kalau dulu nilai UN yang menentukan lulus atau tidak lulus, tapi saat ini kelulusantidaklagi berdasarkan UN, tapi lewat dewan guru melalui rapat. Disdik baru akan dapat hasil persentase kelulusan dalam dua hari ke depan,” ujar Masrul kepada KORAN SINDO MEDAN , kemarin. Menurut Masrul, setiap sekolah mempunyai standar kelulusan berbeda kendati tetap memedomani hasil ujian sekolah dan UN.
Banyak pihak menanyakan hal tersebut kepada Disdik dan membuat mereka bingung. “Bisa saja ada sekolah menilai dua itu lulus. Apalagi tingkat kelulusan 100% saat ini tidak menjamin kualitas sekolah tersebut akan meningkat, begitu pun dengan sekolah yang persentase kelulusannya lebih sedikit, belum tentu kualitasnya turun,” kata Masrul. Ketua Panitia UN Disdik Sumut, August Sinaga mengungkapkan, pengiriman hasil UN ke masing-masing sekolah sudah dilakukan beberapa hari lalu.
Selanjutnya akan dikalkulasikan dengan nilai hasil ujian akhir sekolah yang menjadi pedoman bagi sekolah untuk menentukan lulus atau tidak siswanya. “Ini sesuai kebijakan Kemendikbud, mulai 2015 kelulusan UN ditentukan masingmasing sekolah. Saat ini baru sekolah yang mengetahui persentase kelulusan siswanya.
Selanjutnya data dari sekolah-sekolah yang akan kami rekapitulasi untuk menentukan jumlah siswa yang lulus,” ujarnya. Sementara tingkat kelulusan siswa di sejumlah sekolah unggulan di Kota Medan ratarata 100%. Di SMA Negeri (SMAN) 1 Medan misalnya, dari 422 siswanya yang ikut UN dinyatakan lulus. “Kelulusan dilakukan dalam rapat pleno mulai tadi pagi.
Ada tiga syarat dari sekolah, sedangkan syarat keempat harus mengikuti UN. Kalau untuk kelulusan, nilai UN tidak memengaruhi,” kata Wakil Kepala SMAN 1 Medan Bidang Kurikulum, Sabar. Terpisah, Kepala SMA Sutomo 1 Medan, Khoe Tjok Tjin mengatakan, tingkat kelulusan siswa di sekolah itu juga mencapai 100%. Begitu juga di SMAN 4 Medan, tingkat kelulusan siswanya mencapai 100% dari total siswa 447.
“Ada 363 siswa IPA dan 84 siswa IPS. Kami sudah sampaikan hasil tersebut kepada Disdik tadi. Bagi siswa, kami berikan surat keterangan kelulusan untuk bukti dia lulus sebagai bukti untuk mengikuti SBMPTN,” kata Kepala SMAN 4 Medan Ramli. Kepala SMK Binaan Pemprov Sumut M Rais menyatakan, dari 106 peserta UN berbasis komputer atau CBT (Computer Based Test) semua dinyatakan lulus.
Dari Kabupaten Serdangbedagai (Sergai), Sekretaris Disdik setempat, Janter Siregar mengatakan, angka kelulusan siswa untuk tahun ajaran 2014/2015 sangat menggembirakan. Berdasarkan data yang mereka kumpulkan dari 18 SMA negeri dan 23 SMA swasta, ada 3.177 siswa yang ikut ujian dan semua dinyatakan lulus. Hasil yang baik juga diraih satu madrasah aliah (MA) negeri dan 27 MA swasta.
Dari 796 siswa MA yang ikut ujian dan dinyatakan lulus 100%. Hasil serupa diraih siswa SMK sederajat, baik negeri maupun swasta. Dari 2.247 siswa SMK yang ikut ujian dan semua dinyatakan lulus. Tingkat kelulusan siswa SMA dan SMK di Kabupaten Simalungun dan Pematangsiantar juga mencapai 100%.
Pencapaian itu sesuai dengan target Dinas Pendidikan setempat sebelumnya optimistis seluruh peserta yang mengikuti ujian akan lulus. “Secara umum persentase kelulusan UN SMA dan SMK tahun ini di Kabupaten Simalungun mencapai 100 %, karena dari 8.477 peserta, seluruhnya lulus,” ujar Kadisdik Simalungun Parsaulian Sinaga.
Tingkat kelulusan siswa SMA sederajat di Kota Pematangsiantar juga mencapai 100%. “Secara umum, sesuai informasi awal Dinas Pendidikan, kelulusan peserta UN SMA dan SMK mencapai 100 %. Dari 8.900 peserta, seluruhnya dinyatakan lulus. Namun data lengkap belum kami terima,” kata Kabag Humas Pemko Pematangsiantar, Jalatua Hasugian.
Indeks Integritas Provinsi Masih Rendah
Di sisi lain, meski nilai UN tidak menjadi penentu kelulusan, tetap saja indeks integritas di semua provinsi rendah. Tidak ada provinsi yang indeks integritasnya mencapai 100%, maksimal hanya sampai 84,9%. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, ada tujuh provinsi yang indeks integritasnya tertinggi.
“Ngeri sekali karena indeks integritas yang terindikasi kecurangan lebih dari 80%. Data ini ada dan tidak akan kami diamkan karena inilah yang membuat Indonesia langgeng dengan korupsi,” ungkap Anies di Kantor Kemendikbud, Jakarta, kemarin. Tujuh provinsi yang indeks integritasnya bagus atau di atas 20% adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan tingkat kecurangan 1%, Bangka Belitung (4,5%), Kalimantan Utara(11,6%), Bengkulu (12%), Kepulauan Riau (14%), Gorontalo (20%), dan Nusa Tenggara Timur (20,4%).
Untuk provinsi yang indeks kecurangan di atas 20% ada empat provinsi, lima provinsi dengan indeks di atas 30%, tiga provinsi dengan indeks di atas 40%, dua provinsi di atas 50%, enam provinsi dengan indeks di atas 60%, empat provinsi indeksnya di atas 70%, dan tiga provinsi dengan indeks di atas 80%. Penggagas Indonesia Mengajar ini mengatakan, ada banyak provinsi yang mengalami peningkatan indeks integritas secara signifikan.
Namun, banyak juga provinsi yang pada tahun sebelumnya indeks integritasnya rendah, namun tahun ini tetap rendah dan bahkan lebih rendah. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Kapuspendik) Balitbang Kemendikbud Nizam mengatakan, indeks integritas dihitung persekolah dan persiswa. Karena indeks integritas merupakan capaian kompetensi, setiap sekolah dan siswa akan menerimanya dengan harapan menjadi cerminan apa komponen terlemah yang perlu diperbaiki.
Syukri amal/ erdian wirajaya/ ricky hutapea/ neneng zubaidah
Akan tetapi, di sejumlah daerah tingkat kelulusan siswa rata-rata mencapai 100%. Ketua Panitia Ujian Nasional (UN) Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan, Masrul Basri mengatakan, belum mengetahui tingkat kelulusan SMA di Kota Medan lantaran masih mengumpulkandatadari sekolah-sekolah. “Tingkat kelulusan ditentukansekolah. UntukUNtahunini paradigmanya sudah berbeda dengan tahun lalu.
Kalau dulu nilai UN yang menentukan lulus atau tidak lulus, tapi saat ini kelulusantidaklagi berdasarkan UN, tapi lewat dewan guru melalui rapat. Disdik baru akan dapat hasil persentase kelulusan dalam dua hari ke depan,” ujar Masrul kepada KORAN SINDO MEDAN , kemarin. Menurut Masrul, setiap sekolah mempunyai standar kelulusan berbeda kendati tetap memedomani hasil ujian sekolah dan UN.
Banyak pihak menanyakan hal tersebut kepada Disdik dan membuat mereka bingung. “Bisa saja ada sekolah menilai dua itu lulus. Apalagi tingkat kelulusan 100% saat ini tidak menjamin kualitas sekolah tersebut akan meningkat, begitu pun dengan sekolah yang persentase kelulusannya lebih sedikit, belum tentu kualitasnya turun,” kata Masrul. Ketua Panitia UN Disdik Sumut, August Sinaga mengungkapkan, pengiriman hasil UN ke masing-masing sekolah sudah dilakukan beberapa hari lalu.
Selanjutnya akan dikalkulasikan dengan nilai hasil ujian akhir sekolah yang menjadi pedoman bagi sekolah untuk menentukan lulus atau tidak siswanya. “Ini sesuai kebijakan Kemendikbud, mulai 2015 kelulusan UN ditentukan masingmasing sekolah. Saat ini baru sekolah yang mengetahui persentase kelulusan siswanya.
Selanjutnya data dari sekolah-sekolah yang akan kami rekapitulasi untuk menentukan jumlah siswa yang lulus,” ujarnya. Sementara tingkat kelulusan siswa di sejumlah sekolah unggulan di Kota Medan ratarata 100%. Di SMA Negeri (SMAN) 1 Medan misalnya, dari 422 siswanya yang ikut UN dinyatakan lulus. “Kelulusan dilakukan dalam rapat pleno mulai tadi pagi.
Ada tiga syarat dari sekolah, sedangkan syarat keempat harus mengikuti UN. Kalau untuk kelulusan, nilai UN tidak memengaruhi,” kata Wakil Kepala SMAN 1 Medan Bidang Kurikulum, Sabar. Terpisah, Kepala SMA Sutomo 1 Medan, Khoe Tjok Tjin mengatakan, tingkat kelulusan siswa di sekolah itu juga mencapai 100%. Begitu juga di SMAN 4 Medan, tingkat kelulusan siswanya mencapai 100% dari total siswa 447.
“Ada 363 siswa IPA dan 84 siswa IPS. Kami sudah sampaikan hasil tersebut kepada Disdik tadi. Bagi siswa, kami berikan surat keterangan kelulusan untuk bukti dia lulus sebagai bukti untuk mengikuti SBMPTN,” kata Kepala SMAN 4 Medan Ramli. Kepala SMK Binaan Pemprov Sumut M Rais menyatakan, dari 106 peserta UN berbasis komputer atau CBT (Computer Based Test) semua dinyatakan lulus.
Dari Kabupaten Serdangbedagai (Sergai), Sekretaris Disdik setempat, Janter Siregar mengatakan, angka kelulusan siswa untuk tahun ajaran 2014/2015 sangat menggembirakan. Berdasarkan data yang mereka kumpulkan dari 18 SMA negeri dan 23 SMA swasta, ada 3.177 siswa yang ikut ujian dan semua dinyatakan lulus. Hasil yang baik juga diraih satu madrasah aliah (MA) negeri dan 27 MA swasta.
Dari 796 siswa MA yang ikut ujian dan dinyatakan lulus 100%. Hasil serupa diraih siswa SMK sederajat, baik negeri maupun swasta. Dari 2.247 siswa SMK yang ikut ujian dan semua dinyatakan lulus. Tingkat kelulusan siswa SMA dan SMK di Kabupaten Simalungun dan Pematangsiantar juga mencapai 100%.
Pencapaian itu sesuai dengan target Dinas Pendidikan setempat sebelumnya optimistis seluruh peserta yang mengikuti ujian akan lulus. “Secara umum persentase kelulusan UN SMA dan SMK tahun ini di Kabupaten Simalungun mencapai 100 %, karena dari 8.477 peserta, seluruhnya lulus,” ujar Kadisdik Simalungun Parsaulian Sinaga.
Tingkat kelulusan siswa SMA sederajat di Kota Pematangsiantar juga mencapai 100%. “Secara umum, sesuai informasi awal Dinas Pendidikan, kelulusan peserta UN SMA dan SMK mencapai 100 %. Dari 8.900 peserta, seluruhnya dinyatakan lulus. Namun data lengkap belum kami terima,” kata Kabag Humas Pemko Pematangsiantar, Jalatua Hasugian.
Indeks Integritas Provinsi Masih Rendah
Di sisi lain, meski nilai UN tidak menjadi penentu kelulusan, tetap saja indeks integritas di semua provinsi rendah. Tidak ada provinsi yang indeks integritasnya mencapai 100%, maksimal hanya sampai 84,9%. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, ada tujuh provinsi yang indeks integritasnya tertinggi.
“Ngeri sekali karena indeks integritas yang terindikasi kecurangan lebih dari 80%. Data ini ada dan tidak akan kami diamkan karena inilah yang membuat Indonesia langgeng dengan korupsi,” ungkap Anies di Kantor Kemendikbud, Jakarta, kemarin. Tujuh provinsi yang indeks integritasnya bagus atau di atas 20% adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan tingkat kecurangan 1%, Bangka Belitung (4,5%), Kalimantan Utara(11,6%), Bengkulu (12%), Kepulauan Riau (14%), Gorontalo (20%), dan Nusa Tenggara Timur (20,4%).
Untuk provinsi yang indeks kecurangan di atas 20% ada empat provinsi, lima provinsi dengan indeks di atas 30%, tiga provinsi dengan indeks di atas 40%, dua provinsi di atas 50%, enam provinsi dengan indeks di atas 60%, empat provinsi indeksnya di atas 70%, dan tiga provinsi dengan indeks di atas 80%. Penggagas Indonesia Mengajar ini mengatakan, ada banyak provinsi yang mengalami peningkatan indeks integritas secara signifikan.
Namun, banyak juga provinsi yang pada tahun sebelumnya indeks integritasnya rendah, namun tahun ini tetap rendah dan bahkan lebih rendah. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Kapuspendik) Balitbang Kemendikbud Nizam mengatakan, indeks integritas dihitung persekolah dan persiswa. Karena indeks integritas merupakan capaian kompetensi, setiap sekolah dan siswa akan menerimanya dengan harapan menjadi cerminan apa komponen terlemah yang perlu diperbaiki.
Syukri amal/ erdian wirajaya/ ricky hutapea/ neneng zubaidah
(bbg)