Nuansa Jawa Warnai HUT Sleman

Sabtu, 16 Mei 2015 - 10:45 WIB
Nuansa Jawa Warnai HUT...
Nuansa Jawa Warnai HUT Sleman
A A A
SLEMAN - Nuansa budaya Jawa sangat mendominasi dalam upacara puncak peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-99 Kabupaten Sleman, di Lapangan Denggung, Tridadi, Sleman, kemarin.

Peserta upacara menggunakan pakaian adat Jawa dengan laki-laki menggunakan surjan dan perempuan dengan kebaya. Bahasa pengantar dalam upacara ini juga menggunakan bahasa Jawa, termasuk abaaba dalam upacara. Sebanyak 51 bregada memeriahkan upacara tersebut, di antaranya Bregodo Cucuk Lampah, pembawa pusaka dan Rontek, Bregada BSW Gamping, Bregada Abdi dalem Kabupaten Sleman, Bregada Paguyuban Sekar Sedah, dan Bregada Gandrungarum Cangkringan.

Di samping beberapa bregada yang mengikuti upacara, juga ada Bregada Pamaos Donga dari Kementerian Agama (Kemenag) Sleman. Dari beberapa bregada tersebut diberangkatkan dari lima titik, yaitu dari Pendapa Parasamya Kabupaten Sleman, Perempatan KPU, Ngancar Kidul, Jalan Gito-Gati, dan Mulungan.

Upacara sendiri diawali dengan pengambilan pusaka Tumbak Kyai Turunsih, Lambang Sleman, Juaja Mega Ngampak, bendera merah putih, dan umbul-umbul dari Pendapa Pemkab Sleman. Setelah diambil, selanjutnya dikirab menuju Lapangan Denggung. Upacara dipimpin Sekda DIY Ihsanuri mewakili Gubernur DIY.

Bupati Sleman Sri Purnomo dalam sambutannya mengatakan peringatan HUT ke-99 ini, merupakan tahun terakhir pelaksanaan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2010–2015. Selama 99 tahun, Kabupaten Sleman telah melewati berbagai dinamika baik politik, ekonomi, sosial, maupun budaya.

Sehingga selama 99 tahun tersebut, telah membentuk konstruksi masyarakat dengan ciri khas sebagai masyarakat Sleman yang SEMBADA dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). “Masyarakat dan budaya Sleman menjadi salah satu sokoguru keistimewaan Yogyakarta. Sebaliknya, Keistimewaan Yogyakarta menjadi payung agung yang ngayomi, ngiyupi, dan ngayemi masyarakat serta budaya Sleman,” katanya.

Menurut Sri Purnomo, nilainilai budaya senantiasa menjadi kunci keberhasilan pembangunan dan pemerintahan di Sleman. Nilai-nilai budaya adiluhung yang termanifestasikan dalam kearifan lokal masyarakat, semangat kebersamaan dan kegotong royongan, serta peduli kepada sesama, menjadi modal dasar dalam menggerakkan roda pembangunan dan pemerintahan.

“Pemerintah dan masyarakat terus berupaya membumikan nilai-nilai budaya adiluhung ini, dalam membangun karakter generasi Sleman yang tanggap, terampil, tangguh, berdaya saing, dan berbudi pekerti luhur,” paparnya. Dengan bersendikan pada nilai-nilai budaya ini pula, berbagai tantangan dan hambatan yang mendera masyarakat Sleman, dapat teratasi.

“Salah satu hambatan tersebut adalah terjadinya musibah erupsi Merapi tahun 2010 yang juga merupakan tahun awal pelaksanaan RPJMD 2010–2015,” ungkapnya. Namun dengan berlandaskan pada nilai-nilai budaya, masyarakat Sleman dapat segera bangkit dan terus berupaya mewujudkan visi pembangunan yang kami tetapkan yaitu mewujudkan masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, berdaya saing, dan berkeadilan gender.

Kepala Daerah DIY Sri Sultan HB X dalam sambutan yang dibacakan Sekda DIY Ichanuri mengatakan, Sleman tetap menjunjung tinggi nilai dan budaya Jawa dalam menyelenggarakan pemerintah serta memberikan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu dalam bertindak juga harus mengedepankan keadilan serta dapat mengamalkan nilai dan budaya tersebut.

“Hal yang lebih penting lagi, bisa mengayomi semua dan harus menjalankan kewajiban dengan Sabdatama,” katanya. Kabag Humas Pemkab Sleman Sri Winarti menambahkan, upacara puncak hari jadi Sleman juga dilakukan di kecamatan dan setiap sekolah di Sleman. Guru dan siswa juga memakan pakaian adat Jawa, termasuk tata upacara juga menggunakan tata upacara adat Ngayogyakarto Hadiningrat.

“Kegiatan ini dimaksudkan agar hari jadi dapat memasyarakat karena hari Jadi bukan merupakan milik Pemkab Sleman tetapi merupakan milik masyarakat Sleman dan lebih mengenalkan budaya daerah kepada para siswa,” ucapnya. Seluruh pegawai Pemkab Sleman saat HUT Sleman bukan saja diwajibkan memakai kebaya adat Jawa.

Priyo setyawan
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2532 seconds (0.1#10.140)