Pedagang Digiring ke Jalan Pemuda-Agus Salim
A
A
A
SEMARANG - Pemkot Semarang memutuskan ruas Jalan Pemuda dan Jalan Kyai Agus Salim menjadi tempat relokasi sementara pedagang Pasar Johar.
Ruas Jalan Pemuda yang digunakan adalah setelah Hotel Metro hingga Kantor Pos Besar Johar. Sementara di Jalan KyaiAgusSalimmulaiHotelMetro hingga perempatan traffic light Pekojan. “Jadi silakan dipakai untuk sementara. Selain di lokasi itu, silakan menempati parkiran Kanjengan, Pasar Rejomulyo, dan Pasar Bulu,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat berdialog dengan para pedagang Pasar Johar.
Penggunaan kedua akses jalan itu hanya sementara. Nanti setelah pasar darurat di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) selesai dibangun, maka seluruh pedagang diminta pindah.
“Sebetulnya pembangunan pasar darurat ditargetkan akan selesai pada H-1 Ramadan. Namun karena para pedagang meminta pindah ke lokasi itu pascalebaran, saya setuju asalkan mereka menepati janji bahwa H+7 Lebaran harus pindah tanpa diperintah. Kalau mereka ingkar janji, saya doakan dagangannya tidak laku,” katanya.
Pemkot Semarang juga akan mempersiapkan berbagai prasarana pendukung, mulai dari saluran air, listrik, hingga rute angkutan umum. “Nanti kami perintahkan Dishub membuat rute angkot baru yang menuju ke kawasan pasar darurat MAJT sehingga masyarakat mudah mengakses ke lokasi,” ujarnya.
Hendi mengatakan, pembangunan kembali Pasar Johar dilakukan pada 2016 tanpa melibatkan investor. “Akan kami bangun menggunakan dana dari APBD, baik kota dan Pemprov Jateng. Saya pastikan tidak akan ada campur tangan investor terkait pembangunan pasar ini,” ujarnya.
Sementara kebijakan yang diambil Hendi mengenai diizinkan pedagang berjualan di sekitar Pasar Johar dan diberikan waktu hingga H+7 Lebaran itu langsung ditanggapi positif oleh para pedagang. Mereka mengaku senang keinginannya dikabulkan Wali Kota Semarang.
“Tentu ini kabar yang sangat membuat para pedagang lega. Sebab kami tetap diperbolehkan berjualan di sekitar lokasi Pasar Johar dan mendapat keringanan batas waktu hingga pascalebaran,” kata salah satu koordinator pedagang Pasar Johar, Jaenal Arifin.
Kepala Dinas Pasar Kota Semarang Tridjoto Sarjoko mengatakan, untuk persiapan relokasi sementara pedagang di Jalan Kyai Agus Salim, pihaknya sudah mendata. Sekitar 1.010 pedagang akan ditempatkan di salah satu lajur di jalan itu mulai dari Hotel Metro hingga perempatan traffic light Pekojan.
“Untuk lapaknya kemarin malam sudah dilakukan pengukuran bersama petugas dari Satpol PP. Karena ini sifatnya sementara dan darurat, jadi ukuran lapak tidak sebesar lapak pedagang saat di dalam Pasar Johar,” kata Tridjoto.
Di sisi lain, Pemkot Semarang telah menetapkan besaran anggaran untuk pembangunan pasar darurat di kawasan MAJT Semarang. Untuk keperluan itu anggaran sebesar Rp27,1 miliar akan digelontorkan. “Anggaran itu dibagi dari Pemerintah Kota Semarang, Pemprov Jateng, dan pusat,” kata Humas Pemkot Semarang, Achyani.
Pemkot memberikan anggaran Rp8 miliar dan Pemprov Jateng Rp13,5 miliar. “Kekurangannya sekitar Rp5,5 miliar akan dibantu pemerintah pusat. Sudah dilakukan pembicaraan dan sepertinya pemerintah pusat akan setuju terkait anggaran itu,” ucapnya.
Sementara dalam dialog bersama para pedagang Pasar Johar kemarin, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI perwakilan Jateng Bambang Sadono mengaku, akan membantu permasalahan musibah kebakaran Pasar Johar, termasuk membantu para pedagang terkait permodalan dan kredit.
Pedagang Ungaran Kewalahan Kulakan
Dampak kebakaran di Pasar Johar dirasakan pedagang Pasar Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang. Merekasaat inikesulitan kulakan barang dagangan mengingat selama ini sejumlah komoditas dipasok dari pasar tersebut. “Sudah beberapa hari ini, pemasok buah tidak datang ke sini (Pasar Bandarjo). Ini karena lapaknya di Pasar Johar ludes terbakar berikut barang dagangannya,” tutur Turasman, 61, pedagang buah Pasar Bandarjo, kemarin.
Menurut Turasman, harga buah, khususnya buah lokal, sampai saat ini masih normal meski pasokan dari Pasar Johar mulai tersendat. “Kalau terlalu lama tidak ada pasokan, jelas harga buah akan naik dan makin lama kami tidak punya stok buah-buahan lokal,” kata dia. Turasman berharap pemerintah segera mencarikan solusi bagi pedagang buah di Pasar Johar sehingga pedagang buah dari daerah lain seperti dirinya mudah kulakan lagi.
“Semestinya pemerintah dapat segera membangunkan pasar sementara, kalau seperti ini terus pedagang buah di Pasar Johar tidak biasa berdagang, kami pun tidak mendapat pasokan buah,” katanya.
Hal sama dirasakan Sukendro, 48, pedagang kacamata dan jam tangan di Pasar Bandarjo, Ungaran. Dia juga kesulitan bahan kacamata dan onderdil jam. “Mungkin beberapa pekan depan saya tidak bisa kulakan jam tangan dan kacamata di Pasar Johar. Terpaksa saya akan mencari barang ke Solo atau Jakarta agar barang dagangan di sini lengkap lagi,” kata dia.
Tak hanya itu, kejadian kebakaran di Pasar Johar membuat Sukendro tekor jutaan rupiah.“Sehari sebelum kebakaran saya menitipkan servisan jam tangan bermerek dan kacamata ke teman pedagang diPasarJohar. Karenaterbakar, barang- barang dari pelanggan saya ikut terbakar. Terpaksa saya harus mengganti uang senilai Rp3 juta kepada pelanggan,” katanya.
Terpisah, Pemkot Semarang diminta memberikan bantuan sosial kepada pedagang korban kebakaran Pasar Johar. Mereka saat ini kesulitan untuk bisa segera berjualan dan menjalankan roda ekonomi rumah tangganya. Hal itu diungkapkan Anggota Komisi B DPRD Kota Semarang Ari Purbono menyikapi penderitaan yang dialami pedagang Pasar Johar.
Bantuan sosial ini perlu agar pedagang segera bisa berjualan lagi. Minimal dana tali asih sebagai bentuk perhatian pemerintah kota. “Secara regulasi bisa, tinggal pemerintah kota mau atau tidak,” katanya.
Andika prabowo/ Agus joko/M abduh
Ruas Jalan Pemuda yang digunakan adalah setelah Hotel Metro hingga Kantor Pos Besar Johar. Sementara di Jalan KyaiAgusSalimmulaiHotelMetro hingga perempatan traffic light Pekojan. “Jadi silakan dipakai untuk sementara. Selain di lokasi itu, silakan menempati parkiran Kanjengan, Pasar Rejomulyo, dan Pasar Bulu,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat berdialog dengan para pedagang Pasar Johar.
Penggunaan kedua akses jalan itu hanya sementara. Nanti setelah pasar darurat di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) selesai dibangun, maka seluruh pedagang diminta pindah.
“Sebetulnya pembangunan pasar darurat ditargetkan akan selesai pada H-1 Ramadan. Namun karena para pedagang meminta pindah ke lokasi itu pascalebaran, saya setuju asalkan mereka menepati janji bahwa H+7 Lebaran harus pindah tanpa diperintah. Kalau mereka ingkar janji, saya doakan dagangannya tidak laku,” katanya.
Pemkot Semarang juga akan mempersiapkan berbagai prasarana pendukung, mulai dari saluran air, listrik, hingga rute angkutan umum. “Nanti kami perintahkan Dishub membuat rute angkot baru yang menuju ke kawasan pasar darurat MAJT sehingga masyarakat mudah mengakses ke lokasi,” ujarnya.
Hendi mengatakan, pembangunan kembali Pasar Johar dilakukan pada 2016 tanpa melibatkan investor. “Akan kami bangun menggunakan dana dari APBD, baik kota dan Pemprov Jateng. Saya pastikan tidak akan ada campur tangan investor terkait pembangunan pasar ini,” ujarnya.
Sementara kebijakan yang diambil Hendi mengenai diizinkan pedagang berjualan di sekitar Pasar Johar dan diberikan waktu hingga H+7 Lebaran itu langsung ditanggapi positif oleh para pedagang. Mereka mengaku senang keinginannya dikabulkan Wali Kota Semarang.
“Tentu ini kabar yang sangat membuat para pedagang lega. Sebab kami tetap diperbolehkan berjualan di sekitar lokasi Pasar Johar dan mendapat keringanan batas waktu hingga pascalebaran,” kata salah satu koordinator pedagang Pasar Johar, Jaenal Arifin.
Kepala Dinas Pasar Kota Semarang Tridjoto Sarjoko mengatakan, untuk persiapan relokasi sementara pedagang di Jalan Kyai Agus Salim, pihaknya sudah mendata. Sekitar 1.010 pedagang akan ditempatkan di salah satu lajur di jalan itu mulai dari Hotel Metro hingga perempatan traffic light Pekojan.
“Untuk lapaknya kemarin malam sudah dilakukan pengukuran bersama petugas dari Satpol PP. Karena ini sifatnya sementara dan darurat, jadi ukuran lapak tidak sebesar lapak pedagang saat di dalam Pasar Johar,” kata Tridjoto.
Di sisi lain, Pemkot Semarang telah menetapkan besaran anggaran untuk pembangunan pasar darurat di kawasan MAJT Semarang. Untuk keperluan itu anggaran sebesar Rp27,1 miliar akan digelontorkan. “Anggaran itu dibagi dari Pemerintah Kota Semarang, Pemprov Jateng, dan pusat,” kata Humas Pemkot Semarang, Achyani.
Pemkot memberikan anggaran Rp8 miliar dan Pemprov Jateng Rp13,5 miliar. “Kekurangannya sekitar Rp5,5 miliar akan dibantu pemerintah pusat. Sudah dilakukan pembicaraan dan sepertinya pemerintah pusat akan setuju terkait anggaran itu,” ucapnya.
Sementara dalam dialog bersama para pedagang Pasar Johar kemarin, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI perwakilan Jateng Bambang Sadono mengaku, akan membantu permasalahan musibah kebakaran Pasar Johar, termasuk membantu para pedagang terkait permodalan dan kredit.
Pedagang Ungaran Kewalahan Kulakan
Dampak kebakaran di Pasar Johar dirasakan pedagang Pasar Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang. Merekasaat inikesulitan kulakan barang dagangan mengingat selama ini sejumlah komoditas dipasok dari pasar tersebut. “Sudah beberapa hari ini, pemasok buah tidak datang ke sini (Pasar Bandarjo). Ini karena lapaknya di Pasar Johar ludes terbakar berikut barang dagangannya,” tutur Turasman, 61, pedagang buah Pasar Bandarjo, kemarin.
Menurut Turasman, harga buah, khususnya buah lokal, sampai saat ini masih normal meski pasokan dari Pasar Johar mulai tersendat. “Kalau terlalu lama tidak ada pasokan, jelas harga buah akan naik dan makin lama kami tidak punya stok buah-buahan lokal,” kata dia. Turasman berharap pemerintah segera mencarikan solusi bagi pedagang buah di Pasar Johar sehingga pedagang buah dari daerah lain seperti dirinya mudah kulakan lagi.
“Semestinya pemerintah dapat segera membangunkan pasar sementara, kalau seperti ini terus pedagang buah di Pasar Johar tidak biasa berdagang, kami pun tidak mendapat pasokan buah,” katanya.
Hal sama dirasakan Sukendro, 48, pedagang kacamata dan jam tangan di Pasar Bandarjo, Ungaran. Dia juga kesulitan bahan kacamata dan onderdil jam. “Mungkin beberapa pekan depan saya tidak bisa kulakan jam tangan dan kacamata di Pasar Johar. Terpaksa saya akan mencari barang ke Solo atau Jakarta agar barang dagangan di sini lengkap lagi,” kata dia.
Tak hanya itu, kejadian kebakaran di Pasar Johar membuat Sukendro tekor jutaan rupiah.“Sehari sebelum kebakaran saya menitipkan servisan jam tangan bermerek dan kacamata ke teman pedagang diPasarJohar. Karenaterbakar, barang- barang dari pelanggan saya ikut terbakar. Terpaksa saya harus mengganti uang senilai Rp3 juta kepada pelanggan,” katanya.
Terpisah, Pemkot Semarang diminta memberikan bantuan sosial kepada pedagang korban kebakaran Pasar Johar. Mereka saat ini kesulitan untuk bisa segera berjualan dan menjalankan roda ekonomi rumah tangganya. Hal itu diungkapkan Anggota Komisi B DPRD Kota Semarang Ari Purbono menyikapi penderitaan yang dialami pedagang Pasar Johar.
Bantuan sosial ini perlu agar pedagang segera bisa berjualan lagi. Minimal dana tali asih sebagai bentuk perhatian pemerintah kota. “Secara regulasi bisa, tinggal pemerintah kota mau atau tidak,” katanya.
Andika prabowo/ Agus joko/M abduh
(ftr)