Bayi di Pedamaran Timur Lahir Tanpa Tempurung Kepala

Rabu, 13 Mei 2015 - 10:03 WIB
Bayi di Pedamaran Timur Lahir Tanpa Tempurung Kepala
Bayi di Pedamaran Timur Lahir Tanpa Tempurung Kepala
A A A
KAYUAGUNG - Bahagia sekaligus sedih. Itulah yang di rasakan pasangan suami istri, Arman alias Gelek, 27 dan Dedek Suryani, 25, warga Dusun I Desa Kayulabu, Kecamatan Pedamaran Timur, OKI saat ini.

Sekitar pukul 12.45 WIB, Dedek melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki dengan kondisi tanpa tempurung kepala. Ta - kut terjadi hal yang tidak di - ingin kan, Marleni bidan desa yang membantu persalinan bebe rapa saat kemudian merujuk bayi malang ini ke RSUD Kayuagung. “Kami hanya bisa pasrah. Tapi kami berharap dokter (RSUD Kayuagung berupaya maksimal merawat anak kami. Besar harapan kami agar pemerintah dapat membantu biaya pe ngobatan agar anak saya bisa selamat dan hidup normal,” ujar Arman didampingi Dedek saat ditemui di RSUD Kayuagung.

Arman mengungkapkan, selama sang anak dikandung, dia dan istrinya selalu tinggal berpi n dah. Baru sebulan se be lum persalinan, mereka kem bali ke Desa Kayulabu. “Kami ini kerj anya serabutan, jadi tidak pernah me netap di Kayulabu. Baru sebulan terakhir kami kembali ke desa, memang seama dalam kandungan kami tidak pernah ke dokter, hanya sekali-kali datang ke bidan desa,” tuturnya.

Marleni, bidan yang membantu persalinan bayi malang tersebut mengatakan, sebelum bersalin kondisi Dedek, sang ibu cukup baik. Setelah di lahirkan dia baru mengetahui kondisi sang bayi yang kurang baik. “Bayinya dalam keadaan kurang baik, beratnya 2,5 kg dan panjangnya 49 sentimeter. Kami berharap kondisi bayi ini bisa membaik,” ungkapnya. Direktur RSUD Kayuagung dr Dedi mengaku, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk mem per ta hankan agar bayi tersebut bisa bertahan hidup. Meskipun menurut dia, kemungkinannya cu - kup kecil.

“Kita akan berusaha semampunya, minimal bayi ini bisa bertahan dalam beberapa hari ke depan,” ucapnya. Menurutnya, dalam dunia kedokteran, bayi lahir tanpa tempurung bukanlah hal yang terlalu langka karena sudah lumayan sering terjadi. Rasio kasus ini berkisar 1 berbanding 1.000 kehamilan.

”Istilah medisnya adalah anensefali. Perkiraan secara medis, bayi anensefali biasanya hanya ber tahan dalam waktu 24-48 jam, karena otak bayi yang tidak terlin dungi tempurung kepala mudah terpapar radiasi atau lainnya sehingga bayi tak bisa ber tahan lama,” ujarnya.

M rohali
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5604 seconds (0.1#10.140)