Satu Lagi Jasad Korban Ditemukan
A
A
A
BANDUNG - Di hari kedelapan proses pencarian dan evakuasi, kemarin, tim SAR gabungan kembali menemukan satu jasad korban bencana longsor di Kampung Cibitung, RT 01/15, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.
Jasad korban Dedeh, 45, ditemukan tim SAR gabungan saat melakukan penggalian di sektor A sekitar pukul 14.20 WIB. Dengan temuan ini, korban tersisa yang belum di temukan dua orang Usep Setiawan alias Usep Juju, 65, dan Ayi, 45. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Marlan mengatakan, jasad Dedeh berhasil dievakuasi sekitar pukul 15.30 WIB.
Penemuan korban satu ini terhitung sulit, sebab tu buh korban berada di dasar longosoran tanah. “Posisi korban berada di atas permukaan tanah sebelum terjadi longsor,” kata Marlan di lokasi kejadian kemarin. Korban Dedeh kemudian dibawa ke RS Polri Sartika Asih dengan mobil ambulans PMI. “Berdasarkan informasi ke luarga, kemungkinan besar korban atas nama Dedeh. Namun untuk memastikan kami menunggu proses identifikasi,” ujar dia.
Marlan menuturkan, untuk menemukan dua korban ter - sisa, Usep Juju dan Ayi, tim SAR gabungan akan lebih kon sen - trasi di sektor B dan C. “Sektor satu sudah selesai dan kami akan konsentrasi di sektor B danC atau sekitaran kolam pan cing dan daerah tengah. Sektor satu dinyatakan sudah selesai karena sebelumnya di sektor itu diprediksi ada tiga mayat dan tiga mayat semuanya sudah di te mukan, di antaranya, atas nama Dedeh, Wiwi, dan Nurul,” tutur Marlan.
Pantauan KORAN SINDOdi lokasi, korban Dedeh ditemukan saat Abeh, petugas dari BPBD Kabupaten Bandung mengoperasikan backhoe mengeruk longsoran tanah di dekat permukiman warga. Saat proses penggalian itu, tercium bau menyengat. Setelah dilakukan penggalian lebih jauh, tim SAR melihat jari korban dari timbunan tanah. Korban ditemukan dalam ke adaan utuh dengan posisi tu - buh telungkup. Salah satu keluarga korban yang menyaksikan proses evakuasi tampak tak kuasa melihat jasad saudaranya tersebut.
Kondisi Tanah Rawan
Marlan menyatakan, kondisi tanah di beberapa bagian sudah tidak terlalu berbahaya untuk dipijak. Kendati demikian, bagian mahkota longsor (pusat titik longsor) menurut in formasi dari Tim LIPI dan Geologi masih sangat berpoten si terjadi longsor susulan saat turun hujan. Karena itu, lokasi bencana masih dianggap sangat berbahaya. “Jika hujan sampai 350 mililiter per detik, bisa berpotensi terjadi longsor susulan atas material sisa yang belum turun. Sehingga, zona ini belum dinyatakan aman,” kata Marlan.
Dia mengemukakan, berdasarkan pertemuan yang dilakukan dengan Pemkab Bandung, untuk rumah-rumah yang posisinya berdekatan dengan lokasi longsor, segera direlokasi ketempat lebih aman seiring masih berlangsungnya proses pencarian dan evakuasi korban selama sepekan ke depan. “Rumah yang sudah tidak layak huni di perkebunan yang berdekatan dengan daerah longsor akan ditempatkan ke tempat yang lebih normal,” ujar dia.
Marlan menandaskan, selain bencana longsor, di zona kawasan tersebut, ada ancaman ter sendiri dengan keberadaan danau buatan di atas gunung yang tepat di atas lokasi bencana. Hal ini menjadi salah satu potensi bencana banjir bandang jika intensitas hujan cu - kup tinggi. “Danau itu kalau diguyur hujan terus menerus air - nya bisa tumpah seperti banjir bandang Wasior (Papua) dan Aceh,” tandas Marlan.
Personel SAR Dikurangi
Jumlah personel Tim SAR Gabungan untuk Pencarian kor ban longsor mengalami pengurangan. Semula mencapai 700 personel, kini menjadi 165 orang. Kendati demikian, dengan jumlah tersebut tidak mengurangi optimisme personel dalam melakukan pencarian kor ban tersisa yang masih beum ditemukan. Kepala Kantor Basarnas Kota Bandung Anggit mengatakan, operasi pencarian dimulai dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB yang disesuaikan dengan kondisi cuaca.
“Dari anggota kepolisian dan TNI sebagian ada yang sudah ditarik, Basarnas 11 orang. Namun dengan pengurang an ini, justru dirasa lebih efek tif karena nanti yang bekerja alat berat saja dan personel hanya memantau dan menentukan titik lokasi pencarian,” kata Anggit. Lokasi pencarian, tutur Anggit, akan difokuskan di tiga sektor yakni, A, B dan C. Sektor A yang lokasinya berdekatan dengan permukiman penduduk akan diarahkan lebih ke bawah. Karena, bagian sektor A yang tepat dibelakang dengan pemukiman penduduk sudah dianggap bersih.
Sementara sektor B, areal kolam pancing, akan meng ala mi perluasan karena berda sar kan informasi warga bahwa sa lah satu korban ada yang ter se ret saat longsor sehingga men jauh dari kolam pan cing. Kemudian, di sektor C akan diperluas hingga mendekati sektor D.
“Pencari rumput yakni, korban Usep, kemungkinan terdorong ke arah hutan pinus di sektor B,” ujar dia. Anggit mengemukakan, dalam pencarian kali ini, petugas mengerahkan enam alat berat, yakni dua unit excavator, dua backhoe, dan dualong arm. “Kendala pencarian, kedalaman tanah dan luas areal longsoran sekitar 13 hektare. Kedalamannya mencapai belasan meter,” tutur Anggit.
Disinggung soal antisipasi atas kemungkinan terjadi longsor susulan, tim SAR telah menem patkan petugas safety offi cer dari komunitas pencinta alam Wanadri, Brawana, dan Tapak Tiara. Mereka setiap hari bertugas menghitung perubah an retakan di atas lokasi long soran.
Nur azis
Jasad korban Dedeh, 45, ditemukan tim SAR gabungan saat melakukan penggalian di sektor A sekitar pukul 14.20 WIB. Dengan temuan ini, korban tersisa yang belum di temukan dua orang Usep Setiawan alias Usep Juju, 65, dan Ayi, 45. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Marlan mengatakan, jasad Dedeh berhasil dievakuasi sekitar pukul 15.30 WIB.
Penemuan korban satu ini terhitung sulit, sebab tu buh korban berada di dasar longosoran tanah. “Posisi korban berada di atas permukaan tanah sebelum terjadi longsor,” kata Marlan di lokasi kejadian kemarin. Korban Dedeh kemudian dibawa ke RS Polri Sartika Asih dengan mobil ambulans PMI. “Berdasarkan informasi ke luarga, kemungkinan besar korban atas nama Dedeh. Namun untuk memastikan kami menunggu proses identifikasi,” ujar dia.
Marlan menuturkan, untuk menemukan dua korban ter - sisa, Usep Juju dan Ayi, tim SAR gabungan akan lebih kon sen - trasi di sektor B dan C. “Sektor satu sudah selesai dan kami akan konsentrasi di sektor B danC atau sekitaran kolam pan cing dan daerah tengah. Sektor satu dinyatakan sudah selesai karena sebelumnya di sektor itu diprediksi ada tiga mayat dan tiga mayat semuanya sudah di te mukan, di antaranya, atas nama Dedeh, Wiwi, dan Nurul,” tutur Marlan.
Pantauan KORAN SINDOdi lokasi, korban Dedeh ditemukan saat Abeh, petugas dari BPBD Kabupaten Bandung mengoperasikan backhoe mengeruk longsoran tanah di dekat permukiman warga. Saat proses penggalian itu, tercium bau menyengat. Setelah dilakukan penggalian lebih jauh, tim SAR melihat jari korban dari timbunan tanah. Korban ditemukan dalam ke adaan utuh dengan posisi tu - buh telungkup. Salah satu keluarga korban yang menyaksikan proses evakuasi tampak tak kuasa melihat jasad saudaranya tersebut.
Kondisi Tanah Rawan
Marlan menyatakan, kondisi tanah di beberapa bagian sudah tidak terlalu berbahaya untuk dipijak. Kendati demikian, bagian mahkota longsor (pusat titik longsor) menurut in formasi dari Tim LIPI dan Geologi masih sangat berpoten si terjadi longsor susulan saat turun hujan. Karena itu, lokasi bencana masih dianggap sangat berbahaya. “Jika hujan sampai 350 mililiter per detik, bisa berpotensi terjadi longsor susulan atas material sisa yang belum turun. Sehingga, zona ini belum dinyatakan aman,” kata Marlan.
Dia mengemukakan, berdasarkan pertemuan yang dilakukan dengan Pemkab Bandung, untuk rumah-rumah yang posisinya berdekatan dengan lokasi longsor, segera direlokasi ketempat lebih aman seiring masih berlangsungnya proses pencarian dan evakuasi korban selama sepekan ke depan. “Rumah yang sudah tidak layak huni di perkebunan yang berdekatan dengan daerah longsor akan ditempatkan ke tempat yang lebih normal,” ujar dia.
Marlan menandaskan, selain bencana longsor, di zona kawasan tersebut, ada ancaman ter sendiri dengan keberadaan danau buatan di atas gunung yang tepat di atas lokasi bencana. Hal ini menjadi salah satu potensi bencana banjir bandang jika intensitas hujan cu - kup tinggi. “Danau itu kalau diguyur hujan terus menerus air - nya bisa tumpah seperti banjir bandang Wasior (Papua) dan Aceh,” tandas Marlan.
Personel SAR Dikurangi
Jumlah personel Tim SAR Gabungan untuk Pencarian kor ban longsor mengalami pengurangan. Semula mencapai 700 personel, kini menjadi 165 orang. Kendati demikian, dengan jumlah tersebut tidak mengurangi optimisme personel dalam melakukan pencarian kor ban tersisa yang masih beum ditemukan. Kepala Kantor Basarnas Kota Bandung Anggit mengatakan, operasi pencarian dimulai dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB yang disesuaikan dengan kondisi cuaca.
“Dari anggota kepolisian dan TNI sebagian ada yang sudah ditarik, Basarnas 11 orang. Namun dengan pengurang an ini, justru dirasa lebih efek tif karena nanti yang bekerja alat berat saja dan personel hanya memantau dan menentukan titik lokasi pencarian,” kata Anggit. Lokasi pencarian, tutur Anggit, akan difokuskan di tiga sektor yakni, A, B dan C. Sektor A yang lokasinya berdekatan dengan permukiman penduduk akan diarahkan lebih ke bawah. Karena, bagian sektor A yang tepat dibelakang dengan pemukiman penduduk sudah dianggap bersih.
Sementara sektor B, areal kolam pancing, akan meng ala mi perluasan karena berda sar kan informasi warga bahwa sa lah satu korban ada yang ter se ret saat longsor sehingga men jauh dari kolam pan cing. Kemudian, di sektor C akan diperluas hingga mendekati sektor D.
“Pencari rumput yakni, korban Usep, kemungkinan terdorong ke arah hutan pinus di sektor B,” ujar dia. Anggit mengemukakan, dalam pencarian kali ini, petugas mengerahkan enam alat berat, yakni dua unit excavator, dua backhoe, dan dualong arm. “Kendala pencarian, kedalaman tanah dan luas areal longsoran sekitar 13 hektare. Kedalamannya mencapai belasan meter,” tutur Anggit.
Disinggung soal antisipasi atas kemungkinan terjadi longsor susulan, tim SAR telah menem patkan petugas safety offi cer dari komunitas pencinta alam Wanadri, Brawana, dan Tapak Tiara. Mereka setiap hari bertugas menghitung perubah an retakan di atas lokasi long soran.
Nur azis
(ars)