Jembatan Rusak Belum Diperbaiki

Selasa, 12 Mei 2015 - 11:57 WIB
Jembatan Rusak Belum...
Jembatan Rusak Belum Diperbaiki
A A A
SLEMAN - Dua jembatan di Berbah yang rusak akibat banjir hingga kini belum diperbaiki. Dinas atau instansi yang berwenang melakukan perbaikan saling menunggu keputusan dari dinas atau instansi lainnya.

Padahal kerusakan tersebut menyebabkan aktivitas masyara kat menjadi terhambat. Sebab, harus memutar jalan yang lebih jauh. Kepala Bidang Binamarga Di nas Pekerjaan Umum dan Peru mahan (DPUP) Mirza Anfanzury mengakui, belum dapat memperbaiki semua infrastruktur yang rusak akibat banjir 22 April lalu.

Selain ke rusakan terhitung besar sementara dana yang dimiliki hanya terbatas, pihaknya juga masih menunggu keputusan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Sleman, apakah jalan yang rusak itu akibat bencana atau tidak. “Jika BPBD memutuskan kerusakan itu akibat bencana maka kami akan memperbaiki dengan anggaran bencana,” ungkap Mirza di ruang kerjanya, kemarin.

Menurut Mirza, untuk perbaikan tersebut pihaknya memperkirakan anggaran mencapai Rp1,5 miliar hingga Rp2 miliar. Kerusakan infrastruktur terparah, ada di Candibinangun, Pa kem, Turi, dan Ngaglik. Selain jembatan, kerusakan juga me landa talud, jalan, dan bendungan. “Untuk perbaikan ini kami masih menunggu konfirmasi anggaran perbaikan dari BPBD,” katanya.

Kepala BPBD Sleman Julisetiono Dwi Wasito mengatakan, akibat banjir 22 April lalu menyebabkan beberapa infrastruktur rusak di beberapa titik di Sleman rusak. Namun karena keterbatasan anggaran, baru dapat memperbaiki kerusakan yang tidak terlalu parah. Sedangkan kerusakan infrastruktur yang besar belum bisa di lakukan.

“Karena itu untuk percepatan perbaikan kami meminta bantuan kepada pemda DIY,” katanya. Untuk percepatan perbaikan ini, pihaknya mengusulkan Rp10 miliar kepada Pemda DIY. Hanya sampai sekarang belum ada titik terangnya. Jika usulan anggaran tidak disetujui maka perbaikan infrastruktur menggunakan dana di masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

“Mungkin dengan revisi DPA (daftar penggunaan anggaran) atau optimalisasi anggaran yang ada dan yang penting jangan sampai melanggar aturan," ungkapnya. Anggota komisi C DPRD Sleman Wanan Prasetya mengatakan, karena jembatan dan infrastruktur lainnya yang rusak akibat banjir 22 April lalu sangat penting bagi masyarakat, untuk itu mendesak agar pemkab maupun instansi yang berwenang segara melakukan perba ikan.

Sebab jika tidak, bukan hanya mengganggu aktivitas ma syarakat, namun juga sektor penting lainnya, baik ekonomi, pemerintahan, dan pendidikan. Sementara itu jalan alternatif Watuadeg sampai Geblok, Wukirsari, Cangkringan, Sleman yang menghubungkan Pakem Prambanan dan sebaliknya hingga sekarang juga belum ter sentuh untuk diperbaiki. Sepanjang jalan ini, terutama di sisi utara sebagian aspal mengelupas hampir separuh jalan. Panjang jalan yang rusak sekitar 2 km.

Akibatnya kendaraan yang melintas harus hati-hati, sebab jika tidak kendaraan bisa terperosok, sehingga untuk meng hindari jalan yang mengelupas tersebut, kendaraan dari arah barat sering memakai jalan sisi selatan yang tidak mengelupas dan baru memakai jalan sisi timur saat dari arah timur juga ada kendaraan. Jalan alternatif ini mulai rusak sejak enam bulan lalu, namun hingga sekarang belum ada upaya untuk perbaikan permanen dari pemerintah.

Sehingga jika hak tersebut terus di biarkan, bukan saja akan memperparah kerusakan jalan, namun juga keselamatan warga sekitar dan pengguna jalan itu sendiri. Terbukti dalam tiga bulan terakhir, sudah banyak kecelakaan, akibat kendaraan terperosok di jalan yang rusak atau tabrakan. Bahkan satu siswa SDN Watuadeg meninggal dunia karena tertabrak truk di depan SD tersebut.

Terakhir sepeda motor bertabrakan di pertigaan Watuadeg meski tidak menimbulkan korban jiwa. “Karena itu, kami meminta pemerintah segera memperbaiki ke rusakan jalan tersebut,” ungkap warga Watuadeg, Sunarni, 38, kemarin. Menurut Sunarni, sebenarnya pemerintah sudah memperbaiki jalan tersebut, namun perbaikannya hanya ditambal, padahal jalan ini sering dilewati truk-truk pengangkut pasir.

Priyo setyawan
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0925 seconds (0.1#10.140)