Gara-gara Corona, Ratusan Orang Kehilangan Status Miliarder

Kamis, 09 April 2020 - 10:20 WIB
Gara-gara Corona, Ratusan Orang Kehilangan Status Miliarder
Ratusan orang terpaksa kehilangan status miliarder akibat pandemi corona (Covid-19) yang melanda seluruh dunia beberapa bulan terakhir ini. Foto : SINDOnews/Ilustrasi
A A A
NEW YORK - Ratusan orang terpaksa kehilangan status miliarder akibat pandemi corona (Covid-19) yang melanda seluruh dunia beberapa bulan terakhir ini. Nilai kekayaan mereka jatuh seiring melesunya perekonomian dunia terutama di beberapa sektor tertentu.

Dalam kajian yang dilaksanakan Forbes sejak pertengahan Maret lalu, jumlah orang yang kehilangan status miliarder tersebut sebanyak 227 orang.

“Sebagian besar miliarder masih sama dengan dulu, 51% miliarder lebih miskin atau berkurang kekayaannya dibandingkan tahun lalu,” demikian keterangan Forbes.

Forbes melanjutkan, pada masa sulit seperti saat ini, nilai kekayaan miliarder tercatat USD8 triliun atau turun USD700 milar dibandingkan 2019. Selain itu, 1.062 miliarder juga mengalami penurunan jumlah kekayaan karena turbulensi pasar akibat corona.

Sebagai perbandingan, tahun lalu hanya 58 orang yang kehilangan status sebagai miliarder. Tahun ini Forbes menghitung sebanyak 2.095 miliarder atau turun dari sebelumnya 2.153 pada 2019.

“Orang kaya dunia tidak memiliki imunitas terhadap dampak kuat virus korona,” kata Kerry A Dolan, asisten redaktur pelaksana bagian kekayaan Forbes. Menurutnya, penurunan jumlah miliarder tahun ini merefleksikan dampak pandemi memang sudah terasa.

Sementara itu, setelah kehilangan harta hampir USD40 miliar (Rp651 triliun) pascaperceraian dengan istrinya, pendiri Amazon Jeff Bezos tetap menjadi orang terkaya di dunia tahun ini. Kekayaannya turun USD18 miliar (Rp293 triliun) tahun lalu dan kini hanya USD113 miliar (Rp1.841 triliun). Namun, saham Amazon justru naik 15% tahun lalu sehingga kekayaannya pun bertambah. Mantan istri Bezos, MacKenzie Bezos, juga masuk dalam jajaran orang kaya versi Forbes, menempati urutan ke-22 dengan nilai kekayaan USD38 miliar (Rp619 triliun).

Pendiri Microsoft Bill Gates menduduki peringkat kedua dengan kekayaan USD98 miliar (1.596 triliun) atau mengalami peningkatan USD1,5 miliar, sedangkan chairman dan CEO LVMH Bernard Arnault menduduki peringkat ketiga dengan nilai kekayaan USD76 miliar (Rp1.238 triliun). Warren Buffett hanya menduduki peringkat keempat dengan nilai kekayaan USD67,5 miliar.

Perempuan terkaya di dunia yang juga ahli waris Walmart, Alice Walton, masih bertahan di deretan orang terkaya di dunia dan menduduki peringkat kesembilan dengan kekayaan USD54,4 miliar. Selain MacKenzie Bezos, terdapat 177 wajah baru miliarder yang masuk pertama dalam peringkat orang terkaya di dunia untuk pertama kalinya.

Salah satu miliarder baru itu adalah Eric Yuan, pendiri dan CEO Zoom, perusahaan yang memiliki aplikasi rapat virtual Zoom Video Communications. Yuan berada di peringkat 293 dengan nilai kekayaan USD5,5 miliar. Perusahaannya berkembang pesat karena digunakan banyak orang selama pandemi korona.

Pendatang baru lainnya adalah Anthony von Mandl, CEO Mark Anthony Brands. Perusahaannya menciptakan White Claw, minuman beralkohol bersoda yang menjadi fenomenal di AS. Kekayaannya mencapai USD3,3 miliar dan menduduki peringkat ke-590.

Selain itu, ada pula miliarder baru yang mendapatkan kekayaan dari warisan yakni Julia Koch. Dia mewarisi 42% saham Koch Industries dari mendiang suaminya, David, yang meninggal tahun lalu. Julia menduduki posisi ke-18. Dia pun menjadi perempuan orang kaya ketiga di dunia.

Berdasarkan data Forbes, 70% atau 1.457 miliarder merupakan orang yang merintis bisnis sendiri, termasuk 241 perempuan dalam daftar tersebut. Asia-Pasifik menjadi kawasan dengan paling banyak miliarder yakni 778 orang, disusul Amerika Serikat 614 orang dan Eropa 511 orang.

Dalam kategori negara, AS menjadi negara yang memiliki banyak miliarder yakni 614 orang atau naik dari 607 orang pada tahun lalu. China berada pada peringkat kedua dengan 389 miliarder atau meningkat dari 324 pada tahun lalu. Kemudian Jerman dengan 107 miliarder, India memiliki 102 miliarder, dan Rusia dengan 99 miliarder.

Presiden AS Donald Trump mengalami penurunan kekayaan hingga USD1 miliar dalam kurang dari satu bulan. Pada 1 Maret, Forbes menilai kekayaan Trump mencapai USD3,1 miliar. Saham perusahaan yang menurun dan dampak virus korona menjadikan nilai kekayaan Trump hanya USD2,1 miliar. Dia pun menduduki peringkat ke-1.001 atau turun dibandingkan tahun lalu pada peringkat 715.
(sss)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5004 seconds (0.1#10.140)