Ketidakjujuran Pasien Berdampak pada Tingginya Angka Kematian Dokter

Selasa, 07 April 2020 - 19:57 WIB
Ketidakjujuran Pasien...
Tenaga medis sebagai garda terdepan menangani covid-19 rentan terjangkit virus mematikan itu. Foto/dok SINDOnews
A A A
MAKASSAR - Kabar duka menghampiri para tenaga medis di sejumlah wilayah di Indonesia. Sudah banyak tenaga medis, termasuk dokter yang gugur setelah terpapar virus corona alias covid-19. Salah satunya disebabkan ketidakjujuran pasien saat memeriksakan diri yang membuat dokter sebagai garda terdepan sangat rawan terjangkit covid-19.

Sampai saat ini, jumlah dokter yang meninggal dunia karena terpapar corona sebanyak 31 orang dan merupakan anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Termasuk dr. Bernedette Albertine Fransisca T, Sp. THT -KL yang berasal dari kota Makassar. Kepergian, dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) menambah catatan panjang dokter meninggal karena virus corona.

Ketua Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Marhaen Hardjo, meminta kepada masyarakat yang memiliki gejala-gejala mengarah terkena virus corona untuk jujur ketika memeriksakan diri di rumah sakit atau puskesmas. Pihaknya melakukan riset bahwa angka kematian dokter tinggi didapatkan lewat penanganan pasien yang bukan positif covid-19 di rumah sakit rujukan, tapi pasien yang sebenarnya masuk kategori PDP namun tidak jujur akhirnya menularkan ke dokter.

Marhaen menjelaskan banyaknya tenaga medis yang menjadi korban saat pandemi virus corona di Indonesia, selain kekurangan alat pelindung diri (APD), juga permasalahan pasien yang tidak jujur ketika datang memeriksakan diri ke rumah sakit atau puskesmas.

“Banyak pasien yang tidak jujur kalau pernah berpergian ke daerah pandemi corona atau pernah bersentuhan dengan pasien corona. Mereka datang ke puskesmas atau rumah sakit dengan diagnosa bukan corona, padahal corona. Akhirnya dokter kena juga karena ketidakterbukaan pasien,” kata dia, dalam siaran persnya, Selasa (7/4/2020).

Marhaen menambahkan ketidakterbukaan masyarakat disebabkan beberapa hal. Di antaranya yakni ketidakpahamanmasyarakat ditambah lagi sikap keras kepala. Sehingga banyak PDP atau ada stigma masyarakat bahwa corona ini aib.

Untuk itu, Marhaen mengimbau agar para pasien dengan gejala-gejala mirip corona untuk jujur, ketika ditanya tentang riwayat perjalanannya.

"Penyakit covid-19 bukan aib, jadi jujurlah biar tidak kena orang lain dan nyawa sendiri juga bisa selamat dengan ditangani cepat,” tandasnya.
(tyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.2039 seconds (0.1#10.140)