Konsumsi LPG Naik, Pertamina Pastikan Distribusi dan Stok Tetap Aman
A
A
A
MAKASSAR - Konsumsi LPG rumah tangga di seluruh wilayah Sulawesi mengalami peningkatan sepanjang Maret ini. Peningkatan konsumsi di wilayah operasi PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VII ini terjadi seiring dengan himbauan pemerintah kepada masyarakat untuk membatasi mobilisasi di luar rumah sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19.
Unit Manager Communication & CSR MOR VII, Hatim Ilwan, mengatakan perhitungan peningkatan konsumsi LPG ini diambil dari rerata penyaluran normal yaitu sepanjang bulan Januari hingga Februari 2020 dibandingkan dengan rerata penyaluran bulan Maret hingga minggu pertama bulan April 2020 saat siaga Covid-19.
Pada periode tersebut, Pertamina MOR VII mencatat kenaikan konsumsi LPG Public Service Obligation (PSO) ukuran 3kg dari 1.511,60 Metric Ton (MT)/hari atau setara 503.866 tabung/hari menjadi 1.528,15 MT/hari atau setara 509.383 tabung/hari. "Dengan kata lain, terjadi peningkatan sebesar 16,55 MT/hari setara 5.517 tabung/hari atau sebesar 1,1% dari penyaluran normal," ujar Hatim.
Begitu juga dengan produk LPG Non-PSO, di mana Elpiji 12kg, Bright Gas 5,5kg dan 12kg mengalami peningkatan jumlah konsumsi dari 123,48 MT/hari menjadi 126,90 MT/hari. Bahkan jika merujuk kenaikan yang mencapai 3,42 MT/hari ini berarti khusus LPG non-subsidi mengalami peningkatan lebih besar dibanding LPG Subsidi yakni mencapai 2,77% dibanding penyaluran normal.
Kenaikan konsumsi LPG ini tak lepas dari himbauan pemerintah kepada masyarakat untuk lebih banyak tinggal di rumah sehingga aktivitas memasak di rumah semakin meningkat. Apalagi, sambung Hatim, khusus LPG non-subsidi pihaknya semakin gencar melakukan promo layanan pesan antar Bright Gas di beberapa titik di Sulawesi Selatan. "Layanannya mudah diakses. Cukup menelpon Call Center Pertamina 135, konsumen sudah bisa melakukan pembelian dan isi ulang Bright Gas di mana produknya langsung diantar ke rumah," ujarnya.
Hanya saja, kenaikan konsumsi LPG di sektor rumah tangga ini berbanding terbalik dengan konsumsi di sektor non-rumah tangga yang biasanya diserap oleh industri rumah makan, cafe serta hotel. Tercatat konsumsi rata-rata harian selama Maret lalu justru turun 21,6% atau yang semula 32,1 MT/hari sepanjang Januari dan Februari 2020 menjadi 25,2 MT/hari.
Jika melihat tren data yang ada, Hatim mengatakan pihaknya memprediksi konsumsi LPG rumah tangga baik PSO maupun non-PSO ini akan terus meningkat. "Apalagi sekitar 2 minggu lagi sudah memasuki Bulan Ramadhan di mana secara tren tahunan pun biasanya mengalami peningkatan konsumsi LPG," ujarnya.
Meskipun demikian, Hatim menegaskan jika peningkatan konsumsi LPG ini bakal diikuti upaya Pertamina untuk terus memastikan bahwa dari sisi distribusi dan pasokan tetap aman dan tidak ada kendala. "Kami sudah mitigasi dengan melihat kecendrungan yang ada saat ini dalam situasi wabah Covid-19 serta sebaran konsumsi sepanjang bulan Ramadhan tahun lalu," jelasnya.
Hatim juga menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan terus dapat memanfaatkan berbagai jenis produk LPG berkualitas dengan berbagai macam keunggulan yang ditawarkan. "Masyarakat juga dapat turun berperan aktif dalam mengawasi distribusi dan penggunaan LPG bersubsidi dengan melaporkan jika terjadi kecurangan ke Call Center 135," tutup Hatim.
Unit Manager Communication & CSR MOR VII, Hatim Ilwan, mengatakan perhitungan peningkatan konsumsi LPG ini diambil dari rerata penyaluran normal yaitu sepanjang bulan Januari hingga Februari 2020 dibandingkan dengan rerata penyaluran bulan Maret hingga minggu pertama bulan April 2020 saat siaga Covid-19.
Pada periode tersebut, Pertamina MOR VII mencatat kenaikan konsumsi LPG Public Service Obligation (PSO) ukuran 3kg dari 1.511,60 Metric Ton (MT)/hari atau setara 503.866 tabung/hari menjadi 1.528,15 MT/hari atau setara 509.383 tabung/hari. "Dengan kata lain, terjadi peningkatan sebesar 16,55 MT/hari setara 5.517 tabung/hari atau sebesar 1,1% dari penyaluran normal," ujar Hatim.
Begitu juga dengan produk LPG Non-PSO, di mana Elpiji 12kg, Bright Gas 5,5kg dan 12kg mengalami peningkatan jumlah konsumsi dari 123,48 MT/hari menjadi 126,90 MT/hari. Bahkan jika merujuk kenaikan yang mencapai 3,42 MT/hari ini berarti khusus LPG non-subsidi mengalami peningkatan lebih besar dibanding LPG Subsidi yakni mencapai 2,77% dibanding penyaluran normal.
Kenaikan konsumsi LPG ini tak lepas dari himbauan pemerintah kepada masyarakat untuk lebih banyak tinggal di rumah sehingga aktivitas memasak di rumah semakin meningkat. Apalagi, sambung Hatim, khusus LPG non-subsidi pihaknya semakin gencar melakukan promo layanan pesan antar Bright Gas di beberapa titik di Sulawesi Selatan. "Layanannya mudah diakses. Cukup menelpon Call Center Pertamina 135, konsumen sudah bisa melakukan pembelian dan isi ulang Bright Gas di mana produknya langsung diantar ke rumah," ujarnya.
Hanya saja, kenaikan konsumsi LPG di sektor rumah tangga ini berbanding terbalik dengan konsumsi di sektor non-rumah tangga yang biasanya diserap oleh industri rumah makan, cafe serta hotel. Tercatat konsumsi rata-rata harian selama Maret lalu justru turun 21,6% atau yang semula 32,1 MT/hari sepanjang Januari dan Februari 2020 menjadi 25,2 MT/hari.
Jika melihat tren data yang ada, Hatim mengatakan pihaknya memprediksi konsumsi LPG rumah tangga baik PSO maupun non-PSO ini akan terus meningkat. "Apalagi sekitar 2 minggu lagi sudah memasuki Bulan Ramadhan di mana secara tren tahunan pun biasanya mengalami peningkatan konsumsi LPG," ujarnya.
Meskipun demikian, Hatim menegaskan jika peningkatan konsumsi LPG ini bakal diikuti upaya Pertamina untuk terus memastikan bahwa dari sisi distribusi dan pasokan tetap aman dan tidak ada kendala. "Kami sudah mitigasi dengan melihat kecendrungan yang ada saat ini dalam situasi wabah Covid-19 serta sebaran konsumsi sepanjang bulan Ramadhan tahun lalu," jelasnya.
Hatim juga menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan terus dapat memanfaatkan berbagai jenis produk LPG berkualitas dengan berbagai macam keunggulan yang ditawarkan. "Masyarakat juga dapat turun berperan aktif dalam mengawasi distribusi dan penggunaan LPG bersubsidi dengan melaporkan jika terjadi kecurangan ke Call Center 135," tutup Hatim.
(sss)