Wah, Harga Sekotak Masker N95 di Indonesia Lebih Mahal dari Emas
![Wah, Harga Sekotak Masker...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/makassar/news/2020/02/13/1/44920/wah-harga-sekotak-masker-n95-di-indonesia-lebih-mahal-dari-emas-qnx.jpg)
Media asing menyoroti harga sekotak masker N95 di Indonesia yang lebih mahal dari satu gram emas. Foto/Reuters/Beawiharta
A
A
A
JAKARTA - Kepanikan akibat wabah virus corona jenis baru-COVID-19, bukan hanya melanda warga China, tapi sejumlah negara lain. Tidak terkecuali di Indonesia, dimana banyak warga yang dilaporkan ramai-ramai membeli masker sebagai upaya pencegahan penyeberan virus mematikan tersebut. Ironisnya, kondisi itu diduga dimanfaatkan oknum yang dinilai membuat harga masker jenis tertentu melambung.
Salah satu masker yang paling banyak diminati yakni masker N95 atau masker respirator. Masker ini disebut efektif untuk mengantisipasi penyebaran virus corona karena menyaring udara hingga 95 persen. Permintaan masker N95 di pasar-pasar di Indonesia pun meningkat. Akibatnya, harga masker pun meroket.
Kondisi inilah yang menjadi sorotan media asing yang berbasis di Singapura, Strait Times. Strait Times menurunkan laporan dengan judul "Coronavirus: Price of a box of N95 masks cost more than a gram of gold in Indonesia," yang jika diartikan kurang lebih "Coronavirus: Harga satu kotak masker N95 harganya lebih dari satu gram emas di Indonesia."
Dalam laporannya, Strait Times merujuk pada harga penjualan masker di Pasar Pramuka, pasar terbesar di Jakarta untuk penjualan obat-obatan dan peralatan medis. Harga satu kotak berisi 20 masker N95 3M di pasar itu dilaporkan telah meningkat tujuh kali lipat menjadi Rp1,5 juta. Sementara harga satu gram emas di Indonesia saat ini adalah Rp800 ribu.
"Harga satu kotak masker untuk pertama kalinya telah melampaui satu gram emas," tulis Strait Times mengutip pernyataan seorang pengecer yang dinukil Sindonews, Kamis (13/2/2020).
Strait Times menyoroti melonjaknya harga masker ini terjadi di tengah fakta tidak adanya kasus virus Corona, yang berasal dari kota Wuhan China, yang terjadi di Indonesia. "Permintaan telah mencapai langit dan masker telah hilang dari rak-rak dengan banyak apotek di Ibu Kota kehabisan stok," tulis Strait Times.
Pedagang grosir tampaknya mulai menjatah pasokan ke pengecer. Pemilik Toko Aini di Pasar Pramuka mengatakan kepada The Straits Times bahwa pemasoknya sekarang mengizinkannya mengambil hanya antara lima dan 10 karton masker, turun tajam dari 50 yang biasanya dia ambil.
"Pedagang grosir saya memberi tahu saya bahwa mereka harus memenuhi pesanan dari luar negeri, China dan Jepang," kata Aini, yang menolak untuk memberikan nama lengkapnya.
Dia mengatakan sanitiser tangan juga telah menunjukkan lonjakan penjualan. Untuk sanitiser ukuran botol 500 ml sekarang dijual seharga Rp80 ribu, naik dari harga biasanya yaitu Rp45 ribu.
Kondisi ini menuai kritik dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). YLKI dengan dengan tajam mengkritik pemerintah karena tidak melakukan apa-apa terhadap situasi ini. YLKI telah meminta Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk menyelidiki harga masker yang selangit.
"Kami menyerukan kepada KPPU dan polisi untuk mengambil langkah tegas untuk menghentikan pihak mana pun yang bertindak tidak bertanggung jawab," kata Ketua YLKI Sudaryatmo.
Ia mengatakan pemerintah harus bergerak dan menetapkan plafon harga 30 persen di atas harga biasanya. Sanksi harus diberikan untuk jumlah berapa pun jika dijual di atas plafon harga yang telah ditetapkan.
Awal pekan ini, Kementerian Kesehatan Indonesia telah menempatkan jumlah kasus dugaan virus Corona sebanyak 62, di mana 59 di antaranya dinyatakan negatif. Indonesia memiliki kurang dari lima kasus dan melaporkan tidak ada kematian selama epidemi sindrom pernapasan akut (SARS) pada tahun 2003 lalu.
Lebih dari 8.000 kasus SARS dilaporkan di seluruh dunia dan hampir 800 orang. Saat ini virus Corona telah menginfeksi 60,326 diseluruh dunia, dengan sebagian besar kasus di China, dan menewaskan 1.355 di China dan dua orang di luar China yaitu Hong Kong dan Filipina.
Salah satu masker yang paling banyak diminati yakni masker N95 atau masker respirator. Masker ini disebut efektif untuk mengantisipasi penyebaran virus corona karena menyaring udara hingga 95 persen. Permintaan masker N95 di pasar-pasar di Indonesia pun meningkat. Akibatnya, harga masker pun meroket.
Kondisi inilah yang menjadi sorotan media asing yang berbasis di Singapura, Strait Times. Strait Times menurunkan laporan dengan judul "Coronavirus: Price of a box of N95 masks cost more than a gram of gold in Indonesia," yang jika diartikan kurang lebih "Coronavirus: Harga satu kotak masker N95 harganya lebih dari satu gram emas di Indonesia."
Dalam laporannya, Strait Times merujuk pada harga penjualan masker di Pasar Pramuka, pasar terbesar di Jakarta untuk penjualan obat-obatan dan peralatan medis. Harga satu kotak berisi 20 masker N95 3M di pasar itu dilaporkan telah meningkat tujuh kali lipat menjadi Rp1,5 juta. Sementara harga satu gram emas di Indonesia saat ini adalah Rp800 ribu.
"Harga satu kotak masker untuk pertama kalinya telah melampaui satu gram emas," tulis Strait Times mengutip pernyataan seorang pengecer yang dinukil Sindonews, Kamis (13/2/2020).
Strait Times menyoroti melonjaknya harga masker ini terjadi di tengah fakta tidak adanya kasus virus Corona, yang berasal dari kota Wuhan China, yang terjadi di Indonesia. "Permintaan telah mencapai langit dan masker telah hilang dari rak-rak dengan banyak apotek di Ibu Kota kehabisan stok," tulis Strait Times.
Pedagang grosir tampaknya mulai menjatah pasokan ke pengecer. Pemilik Toko Aini di Pasar Pramuka mengatakan kepada The Straits Times bahwa pemasoknya sekarang mengizinkannya mengambil hanya antara lima dan 10 karton masker, turun tajam dari 50 yang biasanya dia ambil.
"Pedagang grosir saya memberi tahu saya bahwa mereka harus memenuhi pesanan dari luar negeri, China dan Jepang," kata Aini, yang menolak untuk memberikan nama lengkapnya.
Dia mengatakan sanitiser tangan juga telah menunjukkan lonjakan penjualan. Untuk sanitiser ukuran botol 500 ml sekarang dijual seharga Rp80 ribu, naik dari harga biasanya yaitu Rp45 ribu.
Kondisi ini menuai kritik dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). YLKI dengan dengan tajam mengkritik pemerintah karena tidak melakukan apa-apa terhadap situasi ini. YLKI telah meminta Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk menyelidiki harga masker yang selangit.
"Kami menyerukan kepada KPPU dan polisi untuk mengambil langkah tegas untuk menghentikan pihak mana pun yang bertindak tidak bertanggung jawab," kata Ketua YLKI Sudaryatmo.
Ia mengatakan pemerintah harus bergerak dan menetapkan plafon harga 30 persen di atas harga biasanya. Sanksi harus diberikan untuk jumlah berapa pun jika dijual di atas plafon harga yang telah ditetapkan.
Awal pekan ini, Kementerian Kesehatan Indonesia telah menempatkan jumlah kasus dugaan virus Corona sebanyak 62, di mana 59 di antaranya dinyatakan negatif. Indonesia memiliki kurang dari lima kasus dan melaporkan tidak ada kematian selama epidemi sindrom pernapasan akut (SARS) pada tahun 2003 lalu.
Lebih dari 8.000 kasus SARS dilaporkan di seluruh dunia dan hampir 800 orang. Saat ini virus Corona telah menginfeksi 60,326 diseluruh dunia, dengan sebagian besar kasus di China, dan menewaskan 1.355 di China dan dua orang di luar China yaitu Hong Kong dan Filipina.
(tyk)