'Saya Bisa Mendengar Teriakan dan Tangisan...'
A
A
A
CHRISTCHURCH - Seorang saksi mata menceritakan tentang kengerian di Masjid Al-Noor di Christchurch, Selandia Baru, ketika pria bersenjata itu menembaki jamaah salat Jumat.
Jamaah ditembaki dengan senapan semi-otomatis. Serangan itu adalah salah satu dari serangan di dua masjid kota tersebut.
Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern menyatakan penembakan itu sebagai serangan teroris. Menurutnya, sebanyak 40 orang tewas dan puluhan lainnya terluka. (Baca juga: 40 Jamaah Salat Jumat Tewas Ditembak Teroris di 2 Masjid Salandia Baru)
"Saya bisa mendengar teriakan dan tangisan, saya melihat beberapa orang tewas, beberapa orang melarikan diri," kata seorang pria berkursi roda yang berada di masjid ketika penembakan massal terjadi.
Saksi mata yang berbicara dalam kondisi anonim itu menceritakan kengerian insiden itu kepada TVNZ. Dia mengaku dia belum melihat istrinya yang juga berada di dalam masjid pagi tadi.
Menurutnya, salat Jumat dimulai dengan damai."Anda bisa mendengar pin drop". (Baca juga: Pelaku Penembakan Masjid di Selandia Baru Siarkan Aksinya di Facebook)
"Saya berada di ruang samping, jadi saya tidak melihat siapa yang menembak tetapi saya melihat bahwa beberapa orang berlari ke ruang saya di mana saya berada, saya melihat beberapa orang memiliki darah di tubuh mereka dan beberapa orang tertatih-tatih. Pada saat itulah saya menyadari hal-hal yang sangat serius," ujarnya.
"Saya mencoba keluar dan mendorong diri saya keluar dari belakang di mana mobil saya berada, dan dari sana saya mendengar suara tembakan, itu berlangsung enam menit atau lebih," paparnya. (Baca juga: 6 Tewas saat Penembakan Salat Jumat Selandia Baru)
Saksi lain, Len Peneha, yang tinggal di sebelah masjid, mengatakan dia melihat seorang pria berpakaian hitam memasuki masjid sekitar pukul 13.45 siang waktu setempat. Dia kemudian mendengar puluhan tembakan, diikuti oleh orang-orang yang lari dari masjid dengan ketakutan.
Dia mengatakan pria bersenjata itu lari keluar dari masjid, menjatuhkan apa yang tampak seperti senjata semi-otomatis di jalan masuk, dan melarikan diri.
Jamaah ditembaki dengan senapan semi-otomatis. Serangan itu adalah salah satu dari serangan di dua masjid kota tersebut.
Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern menyatakan penembakan itu sebagai serangan teroris. Menurutnya, sebanyak 40 orang tewas dan puluhan lainnya terluka. (Baca juga: 40 Jamaah Salat Jumat Tewas Ditembak Teroris di 2 Masjid Salandia Baru)
"Saya bisa mendengar teriakan dan tangisan, saya melihat beberapa orang tewas, beberapa orang melarikan diri," kata seorang pria berkursi roda yang berada di masjid ketika penembakan massal terjadi.
Saksi mata yang berbicara dalam kondisi anonim itu menceritakan kengerian insiden itu kepada TVNZ. Dia mengaku dia belum melihat istrinya yang juga berada di dalam masjid pagi tadi.
Menurutnya, salat Jumat dimulai dengan damai."Anda bisa mendengar pin drop". (Baca juga: Pelaku Penembakan Masjid di Selandia Baru Siarkan Aksinya di Facebook)
"Saya berada di ruang samping, jadi saya tidak melihat siapa yang menembak tetapi saya melihat bahwa beberapa orang berlari ke ruang saya di mana saya berada, saya melihat beberapa orang memiliki darah di tubuh mereka dan beberapa orang tertatih-tatih. Pada saat itulah saya menyadari hal-hal yang sangat serius," ujarnya.
"Saya mencoba keluar dan mendorong diri saya keluar dari belakang di mana mobil saya berada, dan dari sana saya mendengar suara tembakan, itu berlangsung enam menit atau lebih," paparnya. (Baca juga: 6 Tewas saat Penembakan Salat Jumat Selandia Baru)
Saksi lain, Len Peneha, yang tinggal di sebelah masjid, mengatakan dia melihat seorang pria berpakaian hitam memasuki masjid sekitar pukul 13.45 siang waktu setempat. Dia kemudian mendengar puluhan tembakan, diikuti oleh orang-orang yang lari dari masjid dengan ketakutan.
Dia mengatakan pria bersenjata itu lari keluar dari masjid, menjatuhkan apa yang tampak seperti senjata semi-otomatis di jalan masuk, dan melarikan diri.
(vhs)