Inovasi Mahasiswa, Atur Kecepatan Treadmill dengan Detak Jantung

Jum'at, 01 Maret 2019 - 15:55 WIB
Inovasi Mahasiswa, Atur...
Dian Azmi Habibi menunjukan cara kerja treadmill. Foto/Ist
A A A
SURABAYA - Untuk memperoleh hasil maksimal dalam olahraga, peralatan yang dipakai harus presisi. Salah satunya dalam penggunaan treadmill. Kesalahan penggunaan treadmill saat fitness, sering menyebabkan hasil yang akhirnya tidak optimal pada penggunanya.

Berlatar hal tersebut, mahasiswa Departemen Teknik Komputer Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Dian Azmi Habibi melakukan inovasi dengan memodifikasi treadmill konvensional untuk didapatkan hasil yang maksimal.

Ia menciptakan sistem prototype treadmill otomatis berdasarkan data detak jantung dalam penelitian Tugas Akhir (TA)-nya. Data yang digunakan untuk mengontrol kecepatan treadmill diambil menggunakan sensor Photoplethysmography (PPG) pada smartwatch. Sistem yang ia inisiasi ini dirancang menggunakan Single Board Computer (SBC) untuk kemudian dipasang ke treadmill.

Habibi menjelaskan, olahraga menggunakan treadmill atau sering dikenal dengan sebutan treadmill workout merupakan olahraga yang mengaplikasikan gerakan jalan, jalan cepat, dan berlari. Sehingga olahraga ini memiliki manfaat untuk melatih otot jantung (cardio).

“Oleh karena itu, akan lebih baik jika kecepatan treadmill dapat disesuaikan dengan detak jantung penggunanya,” ujar Habibi, Jumat (1/3/2019).

Ia melanjutkan, pada treadmill konvensional sudah terdapat sensor detak jantung untuk mengetahui berapa detak jantung pengguna. Namun, data sensor tersebut tidak digunakan sebagai acuan untuk mengatur kecepatan pada treadmill, melainkan hanya digunakan untuk mengetahui detak jantung penggunanya.

Makanya, dengan menggunakan sensor PPG yang sudah terdapat pada smartwatch Xiaomi Mi Band 2, Habibi hanya perlu mengintegrasikan hasil dari pendeteksian detak jantung dengan sistem kontrol dari treadmill. Sehingga kecepatan treadmill akan menyesuaikan dengan algoritma yang sudah ditanamkan pada SBC.

“Selain detak jantung, kecepatan treadmill juga ditentukan dengan jenis kelamin, umur, dan berat badan yang sebelumnya sudah diinputkan sendiri oleh pengguna,” ungkap mahasiswa kelahiran Surabaya, 5 Januari 1996 ini.

Sistem ini, katanya, beroperasi dengan cara menghubungkan SBC dengan smartwatch yang digunakan oleh pengguna di tangan mereka seperti jam tangan biasa. Setelah perangkat terhubung dengan SBC, smartwatch akan secara otomatis merekam detak jantung dari pengguna.

Selanjutnya, data rekaman detak jantung akan dikirimkan secara real time ke sistem kontrol treadmill. “Setelah itu, kecepatan treadmill akan naik atau turun secara perlahan-lahan setelah lima detik sesuai dengan kecepatan detak jantung penggunanya,” ucapnya.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2057 seconds (0.1#10.140)