Forbes: 227 Orang Kehilangan Status Miliarder Akibat Corona
A
A
A
NEW YORK - Pandemi corona (Covid-19) yang melanda seluruh dunia mengakibatkan banyak orang kehilangan status sebagai miliarder. Dalam kajian yang dilaksanakan Forbes sejak pertengahan Maret 2020, sebanyak 227 orang harus kehilangan status sebagai miliarder.
“Sebagian besar miliarder masih sama dengan dulu, 51% miliarder lebih miskin atau berkurang kekayaannya dibandingkan tahun lalu,” demikian keterangan Forbes.
Forbes melanjutkan, pada masa sulit seperti saat ini, nilai kekayaan miliarder tercatat USD8 triliun atau turun USD700 milar dibandingkan 2019. Selain itu, 1.062 miliarder juga mengalami penurunan jumlah kekayaan karena turbulensi pasar akibat corona.
Sebagai perbandingan, tahun lalu hanya 58 orang yang kehilangan status sebagai miliarder. Tahun ini Forbes menghitung sebanyak 2.095 miliarder atau turun dari sebelumnya 2.153 pada 2019.
“Orang kaya dunia tidak memiliki imunitas terhadap dampak kuat virus korona,” kata Kerry A Dolan, asisten redaktur pelaksana bagian kekayaan Forbes. Menurutnya, penurunan jumlah miliarder tahun ini merefleksikan dampak pandemi memang sudah terasa.
Sementara itu, setelah kehilangan harta hampir USD40 miliar (Rp651 triliun) pascaperceraian dengan istrinya, pendiri Amazon Jeff Bezos tetap menjadi orang terkaya di dunia tahun ini. Kekayaannya turun USD18 miliar (Rp293 triliun) tahun lalu dan kini hanya USD113 miliar (Rp1.841 triliun). Namun, saham Amazon justru naik 15% tahun lalu sehingga kekayaannya pun bertambah. Mantan istri Bezos, MacKenzie Bezos, juga masuk dalam jajaran orang kaya versi Forbes, menempati urutan ke-22 dengan nilai kekayaan USD38 miliar (Rp619 triliun).
Pendiri Microsoft Bill Gates menduduki peringkat kedua dengan kekayaan USD98 miliar (1.596 triliun) atau mengalami peningkatan USD1,5 miliar, sedangkan chairman dan CEO LVMH Bernard Arnault menduduki peringkat ketiga dengan nilai kekayaan USD76 miliar (Rp1.238 triliun). Warren Buffett hanya menduduki peringkat keempat dengan nilai kekayaan USD67,5 miliar.
Perempuan terkaya di dunia yang juga ahli waris Walmart, Alice Walton, masih bertahan di deretan orang terkaya di dunia dan menduduki peringkat kesembilan dengan kekayaan USD54,4 miliar. Selain MacKenzie Bezos, terdapat 177 wajah baru miliarder yang masuk pertama dalam peringkat orang terkaya di dunia untuk pertama kalinya.
Salah satu miliarder baru itu adalah Eric Yuan, pendiri dan CEO Zoom, perusahaan yang memiliki aplikasi rapat virtual Zoom Video Communications. Yuan berada di peringkat 293 dengan nilai kekayaan USD5,5 miliar. Perusahaannya berkembang pesat karena digunakan banyak orang selama pandemi korona.
Pendatang baru lainnya adalah Anthony von Mandl, CEO Mark Anthony Brands. Perusahaannya menciptakan White Claw, minuman beralkohol bersoda yang menjadi fenomenal di AS. Kekayaannya mencapai USD3,3 miliar dan menduduki peringkat ke-590.
Selain itu, ada pula miliarder baru yang mendapatkan kekayaan dari warisan yakni Julia Koch. Dia mewarisi 42% saham Koch Industries dari mendiang suaminya, David, yang meninggal tahun lalu. Julia menduduki posisi ke-18. Dia pun menjadi perempuan orang kaya ketiga di dunia.
Berdasarkan data Forbes, 70% atau 1.457 miliarder merupakan orang yang merintis bisnis sendiri, termasuk 241 perempuan dalam daftar tersebut. Asia-Pasifik menjadi kawasan dengan paling banyak miliarder yakni 778 orang, disusul Amerika Serikat 614 orang dan Eropa 511 orang.
Dalam kategori negara, AS menjadi negara yang memiliki banyak miliarder yakni 614 orang atau naik dari 607 orang pada tahun lalu. China berada pada peringkat kedua dengan 389 miliarder atau meningkat dari 324 pada tahun lalu. Kemudian Jerman dengan 107 miliarder, India memiliki 102 miliarder, dan Rusia dengan 99 miliarder.
Presiden AS Donald Trump mengalami penurunan kekayaan hingga USD1 miliar dalam kurang dari satu bulan. Pada 1 Maret, Forbes menilai kekayaan Trump mencapai USD3,1 miliar. Saham perusahaan yang menurun dan dampak virus korona menjadikan nilai kekayaan Trump hanya USD2,1 miliar. Dia pun menduduki peringkat ke-1.001 atau turun dibandingkan tahun lalu pada peringkat 715.
Bantu Atasi Wabah corona
Di tengah wabah Covid-19, banyak miliarder menjadi agen perubahan dengan bertindak untuk membantu dan merespons wabah tersebut. Miliarder seperti Bill Gates; Eric Yuan, CEO Zoom; Bernard Arnault, CEO LVMH; Brian Chesky, CEO Airbnb; dan Mark Cuban, pemilik Dallas Mavericks, memberikan dana dalam jumlah besar untuk membantu krisis kesehatan dan meningkatkan ekonomi dunia.
Jeff Bezos juga mengumumkan dirinya akan menyumbangkan USD100 juta untuk memberikan makan Feeding America, sebuah lembaga sosial yang memberikan bantuan makanan dapur umum. Dia juga menginvestasikan USD20 juta untuk AWS Diagnostic Development Initiative guna menyediakan alat pengujian Covid-19 yang lebih cepat. Dia juga merekrut 100.000 pegawai tetap dan lepas untuk memenuhi peningkatan jumlah transaksi bisnis, serta menaikkan gaji USD2 per jam bagi karyawannya.
Bill Gates mendonasikan USD100 juta untuk mengembangkan vaksin dan penelitian tentang virus korona. Adapun Jack Ma, pendiri Alibaba, berjanji mengalokasikan USD14 juta untuk mengembangkan vaksin Covid-19. Dia juga mendonasikan 500.000 alat pengujian dan satu juta masker ke AS.
Michael Bloomberg, miliarder media, meluncurkan inisiatif senilai USD40 juta untuk mencegah dan memperlambat penyebaran virus korona ke negara miskin. Dia juga mendonasikan USD75 juta untuk dana dan pinjaman bagi warga yang membutuhkan di New York.
Hartono Terkaya di Indonesia
Sebanyak 13 orang Indonesia masuk dalam daftar orang terkaya versi Forbes. Orang terkaya di Indonesia adalah R Budi Hartono dengan nilai kekayaan USD14,5 miliar. Dia menduduki posisi ke-82 orang terkaya di dunia. Pria berusia 79 tahun itu mengalami penurunan kekayaan USD172 juta dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara Michael Hartono, 81, kakak kandung R Budi Hartono, berada pada posisi ke-92 orang terkaya di dunia dengan nilai kekayaan USD14 miliar. kekayaan mengalami penurunan hingga USD165 juta.
Baik Budi Hartono maupun Michael Hartono mendapatkan kekayaan berlimpah setelah investasi mereka di Bank Central Asia, setelah membeli dari keluarga Salim dalam krisis ekonomi Asia pada 1997-1998. Keluarga Hartono masih mengandalkan kekayaan dari bisnis rokok dan masih memiliki perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Mereka juga memiliki brand elektronik Polytron, berbagai properti mewah di Jakarta, dan perusahaan game Razer.
Selanjutnya Prajogo Pangestu, 76, dengan kekayaan USD5,2 miliar merupakan orang terkaya dunia pada peringkat 343. Kekayaannya mengalami penurunan USD47 juta dibandingkan tahun lalu. Dia memulai bisnis kayu pada akhir 1970-an dan perusahaannya Barito Pacific Timber menjadi perusahaan publik pada 1993 dan berubah menjadi Barito Pacific setelah melepaskan diri dari bisnis kayu pada 2007.
Pada 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70% perusahaan petrokimia Chandra Asri. Pada 2011, Chandra Asri bermerger dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terbesar di Indonesia.
Peringkat kempat orang terkaya di Indonesia adalah Sri Prakash Lohia. Dengan kekayaan USD4,8 miliar, dia juga menduduki peringkat 386 terkaya di dunia dan kekayaan mengalami kenaikan USD145 juta dibandingkan tahun sebelumnya.
Lohia meraih kekayaan karena perusahaan petrokimia. Pada 1970-an, dia bermigrasi dari India ke Indonesia bersama ayahnya dengan mendirikan Indorama. Kini, perusahaannya memproduksi bahan kimia untuk pupuk dan tekstil. Namun, Lohia memilih tinggal di London bersama anaknya.
Adapun Tahir masuk menjadi orang terkaya dunia pada peringkat ke-500 dengan nilai kekayaan USD4 miliar, meski mengalami penurunan kekayaan USD9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Tahir merupakan pendiri Mayapada Group, perusahaan yang memiliki investasi di bidang perbankan, rumah sakit, dan properti.
Selain itu, Chairil Tanjung (710) dengan nilai kekayaan USD3,1 miliar. Martua Sitorus (1.247) memiliki kekayaan USD1,8 miliar dari bisnis kelapa sawit, sedangkan Peter Sondakh (1.384) memiliki kekayaan USD1,6 miliar dari investasi. Adapun Mochter Riadi dan keluarga menduduki peringkat 1.446 miliarder di dunia dengan nilai kekayaan USD1,5 miliar. Ada pula nama Theodore Rachmat (1.6424), memiliki USD1,3 miliar setelah mengalami penurunan kekayaan USD2 juta dibandingkan tahun lalu.
Sementara itu, Sukanto Tanoto menduduki peringkat 1.672 dengan nilai kekayaan USD1,3 miliar. Selanjutnya, Djoko Susanto (1.731) memiliki kekayaan USD1,2 miliar dari bisnis supermarket. Terakhir adalah Murdaya Pho dengan nilai kekayaan USD1,2 miliar. (Andika H mustaqim)
“Sebagian besar miliarder masih sama dengan dulu, 51% miliarder lebih miskin atau berkurang kekayaannya dibandingkan tahun lalu,” demikian keterangan Forbes.
Forbes melanjutkan, pada masa sulit seperti saat ini, nilai kekayaan miliarder tercatat USD8 triliun atau turun USD700 milar dibandingkan 2019. Selain itu, 1.062 miliarder juga mengalami penurunan jumlah kekayaan karena turbulensi pasar akibat corona.
Sebagai perbandingan, tahun lalu hanya 58 orang yang kehilangan status sebagai miliarder. Tahun ini Forbes menghitung sebanyak 2.095 miliarder atau turun dari sebelumnya 2.153 pada 2019.
“Orang kaya dunia tidak memiliki imunitas terhadap dampak kuat virus korona,” kata Kerry A Dolan, asisten redaktur pelaksana bagian kekayaan Forbes. Menurutnya, penurunan jumlah miliarder tahun ini merefleksikan dampak pandemi memang sudah terasa.
Sementara itu, setelah kehilangan harta hampir USD40 miliar (Rp651 triliun) pascaperceraian dengan istrinya, pendiri Amazon Jeff Bezos tetap menjadi orang terkaya di dunia tahun ini. Kekayaannya turun USD18 miliar (Rp293 triliun) tahun lalu dan kini hanya USD113 miliar (Rp1.841 triliun). Namun, saham Amazon justru naik 15% tahun lalu sehingga kekayaannya pun bertambah. Mantan istri Bezos, MacKenzie Bezos, juga masuk dalam jajaran orang kaya versi Forbes, menempati urutan ke-22 dengan nilai kekayaan USD38 miliar (Rp619 triliun).
Pendiri Microsoft Bill Gates menduduki peringkat kedua dengan kekayaan USD98 miliar (1.596 triliun) atau mengalami peningkatan USD1,5 miliar, sedangkan chairman dan CEO LVMH Bernard Arnault menduduki peringkat ketiga dengan nilai kekayaan USD76 miliar (Rp1.238 triliun). Warren Buffett hanya menduduki peringkat keempat dengan nilai kekayaan USD67,5 miliar.
Perempuan terkaya di dunia yang juga ahli waris Walmart, Alice Walton, masih bertahan di deretan orang terkaya di dunia dan menduduki peringkat kesembilan dengan kekayaan USD54,4 miliar. Selain MacKenzie Bezos, terdapat 177 wajah baru miliarder yang masuk pertama dalam peringkat orang terkaya di dunia untuk pertama kalinya.
Salah satu miliarder baru itu adalah Eric Yuan, pendiri dan CEO Zoom, perusahaan yang memiliki aplikasi rapat virtual Zoom Video Communications. Yuan berada di peringkat 293 dengan nilai kekayaan USD5,5 miliar. Perusahaannya berkembang pesat karena digunakan banyak orang selama pandemi korona.
Pendatang baru lainnya adalah Anthony von Mandl, CEO Mark Anthony Brands. Perusahaannya menciptakan White Claw, minuman beralkohol bersoda yang menjadi fenomenal di AS. Kekayaannya mencapai USD3,3 miliar dan menduduki peringkat ke-590.
Selain itu, ada pula miliarder baru yang mendapatkan kekayaan dari warisan yakni Julia Koch. Dia mewarisi 42% saham Koch Industries dari mendiang suaminya, David, yang meninggal tahun lalu. Julia menduduki posisi ke-18. Dia pun menjadi perempuan orang kaya ketiga di dunia.
Berdasarkan data Forbes, 70% atau 1.457 miliarder merupakan orang yang merintis bisnis sendiri, termasuk 241 perempuan dalam daftar tersebut. Asia-Pasifik menjadi kawasan dengan paling banyak miliarder yakni 778 orang, disusul Amerika Serikat 614 orang dan Eropa 511 orang.
Dalam kategori negara, AS menjadi negara yang memiliki banyak miliarder yakni 614 orang atau naik dari 607 orang pada tahun lalu. China berada pada peringkat kedua dengan 389 miliarder atau meningkat dari 324 pada tahun lalu. Kemudian Jerman dengan 107 miliarder, India memiliki 102 miliarder, dan Rusia dengan 99 miliarder.
Presiden AS Donald Trump mengalami penurunan kekayaan hingga USD1 miliar dalam kurang dari satu bulan. Pada 1 Maret, Forbes menilai kekayaan Trump mencapai USD3,1 miliar. Saham perusahaan yang menurun dan dampak virus korona menjadikan nilai kekayaan Trump hanya USD2,1 miliar. Dia pun menduduki peringkat ke-1.001 atau turun dibandingkan tahun lalu pada peringkat 715.
Bantu Atasi Wabah corona
Di tengah wabah Covid-19, banyak miliarder menjadi agen perubahan dengan bertindak untuk membantu dan merespons wabah tersebut. Miliarder seperti Bill Gates; Eric Yuan, CEO Zoom; Bernard Arnault, CEO LVMH; Brian Chesky, CEO Airbnb; dan Mark Cuban, pemilik Dallas Mavericks, memberikan dana dalam jumlah besar untuk membantu krisis kesehatan dan meningkatkan ekonomi dunia.
Jeff Bezos juga mengumumkan dirinya akan menyumbangkan USD100 juta untuk memberikan makan Feeding America, sebuah lembaga sosial yang memberikan bantuan makanan dapur umum. Dia juga menginvestasikan USD20 juta untuk AWS Diagnostic Development Initiative guna menyediakan alat pengujian Covid-19 yang lebih cepat. Dia juga merekrut 100.000 pegawai tetap dan lepas untuk memenuhi peningkatan jumlah transaksi bisnis, serta menaikkan gaji USD2 per jam bagi karyawannya.
Bill Gates mendonasikan USD100 juta untuk mengembangkan vaksin dan penelitian tentang virus korona. Adapun Jack Ma, pendiri Alibaba, berjanji mengalokasikan USD14 juta untuk mengembangkan vaksin Covid-19. Dia juga mendonasikan 500.000 alat pengujian dan satu juta masker ke AS.
Michael Bloomberg, miliarder media, meluncurkan inisiatif senilai USD40 juta untuk mencegah dan memperlambat penyebaran virus korona ke negara miskin. Dia juga mendonasikan USD75 juta untuk dana dan pinjaman bagi warga yang membutuhkan di New York.
Hartono Terkaya di Indonesia
Sebanyak 13 orang Indonesia masuk dalam daftar orang terkaya versi Forbes. Orang terkaya di Indonesia adalah R Budi Hartono dengan nilai kekayaan USD14,5 miliar. Dia menduduki posisi ke-82 orang terkaya di dunia. Pria berusia 79 tahun itu mengalami penurunan kekayaan USD172 juta dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara Michael Hartono, 81, kakak kandung R Budi Hartono, berada pada posisi ke-92 orang terkaya di dunia dengan nilai kekayaan USD14 miliar. kekayaan mengalami penurunan hingga USD165 juta.
Baik Budi Hartono maupun Michael Hartono mendapatkan kekayaan berlimpah setelah investasi mereka di Bank Central Asia, setelah membeli dari keluarga Salim dalam krisis ekonomi Asia pada 1997-1998. Keluarga Hartono masih mengandalkan kekayaan dari bisnis rokok dan masih memiliki perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Mereka juga memiliki brand elektronik Polytron, berbagai properti mewah di Jakarta, dan perusahaan game Razer.
Selanjutnya Prajogo Pangestu, 76, dengan kekayaan USD5,2 miliar merupakan orang terkaya dunia pada peringkat 343. Kekayaannya mengalami penurunan USD47 juta dibandingkan tahun lalu. Dia memulai bisnis kayu pada akhir 1970-an dan perusahaannya Barito Pacific Timber menjadi perusahaan publik pada 1993 dan berubah menjadi Barito Pacific setelah melepaskan diri dari bisnis kayu pada 2007.
Pada 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70% perusahaan petrokimia Chandra Asri. Pada 2011, Chandra Asri bermerger dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terbesar di Indonesia.
Peringkat kempat orang terkaya di Indonesia adalah Sri Prakash Lohia. Dengan kekayaan USD4,8 miliar, dia juga menduduki peringkat 386 terkaya di dunia dan kekayaan mengalami kenaikan USD145 juta dibandingkan tahun sebelumnya.
Lohia meraih kekayaan karena perusahaan petrokimia. Pada 1970-an, dia bermigrasi dari India ke Indonesia bersama ayahnya dengan mendirikan Indorama. Kini, perusahaannya memproduksi bahan kimia untuk pupuk dan tekstil. Namun, Lohia memilih tinggal di London bersama anaknya.
Adapun Tahir masuk menjadi orang terkaya dunia pada peringkat ke-500 dengan nilai kekayaan USD4 miliar, meski mengalami penurunan kekayaan USD9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Tahir merupakan pendiri Mayapada Group, perusahaan yang memiliki investasi di bidang perbankan, rumah sakit, dan properti.
Selain itu, Chairil Tanjung (710) dengan nilai kekayaan USD3,1 miliar. Martua Sitorus (1.247) memiliki kekayaan USD1,8 miliar dari bisnis kelapa sawit, sedangkan Peter Sondakh (1.384) memiliki kekayaan USD1,6 miliar dari investasi. Adapun Mochter Riadi dan keluarga menduduki peringkat 1.446 miliarder di dunia dengan nilai kekayaan USD1,5 miliar. Ada pula nama Theodore Rachmat (1.6424), memiliki USD1,3 miliar setelah mengalami penurunan kekayaan USD2 juta dibandingkan tahun lalu.
Sementara itu, Sukanto Tanoto menduduki peringkat 1.672 dengan nilai kekayaan USD1,3 miliar. Selanjutnya, Djoko Susanto (1.731) memiliki kekayaan USD1,2 miliar dari bisnis supermarket. Terakhir adalah Murdaya Pho dengan nilai kekayaan USD1,2 miliar. (Andika H mustaqim)
(nth)