Rupiah Ditutup Loyo, Sebaliknya Dolar Menuju Level Terbaik

Selasa, 30 Oktober 2018 - 18:02 WIB
Rupiah Ditutup Loyo, Sebaliknya Dolar Menuju Level Terbaik
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Selasa (30/10/2018) ditutup tergelincir, di kisaran Rp15.223/USD. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Rupiah masih teretekan dolar Amerika Serikat (USD). Pada akhir perdagangan, Selasa (30/10/2018), mata uang Indonesia tergelincir di kisaran level Rp15.223/USD.

Penyusutan mata uang Garuda ini, tertekan imbas dari laju dolar yang tidak terbendung hingga mendekati posisi terbaiknya dalam dua setengah bulan terakhir.

Data Yahoo Finance menunjukkan, rupiah di sesi perdagangan sore turun tipis ke level Rp15.222/USD, atau tidak lebih baik dari sebelumnya Rp15.220/USD. Rupiah sepanjang hari ini bergerak pada level Rp15.200 hingga Rp15.240/USD.

Menurut data Bloomberg rupiah kembali tertekan menjadi Rp15.223/USD untuk melanjutkan sinyal pelemahan dibandingkan awal pekan kemarin Rp15.222/USD. Posisi tersebut lebih rendah dengan pergerakan harian rupiah di kisaran Rp15.222-Rp15.241/USD.

Sementara, data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah sore ini juga terlihat tergelincir pada posisi Rp15.223/USD dari sebelumnya Rp15.220/USD. Peringkat ini menunjukkan mata uang Garuda masih kesulitan untuk bangkit.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada jalur merah di level Rp15.237/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah masih loyo dibandingkan posisi perdagangan sebelumnya Rp15.218/USD.

Di sisi lain seperti dilansir Reuters hari ini, dolar naik menuju level tertinggi dua setangah bulan pada perdagangan Selasa, didukung oleh kekhawatiran tentang eskalasi perang perdagangan Amerika Serikat (AS) versus China.

Mata uang euro terdorong lebih rendah saat dolar menguat, juga dipengaruhi sikap investor yang tengah bersiap untuk data ekonomi terbaru termasuk PDB zona euro dan inflasi Jerman.

Investor membeli dolar setelah Bloomberg melaporkan bahwa Washington, sedang mempersiapkan putaran baru tarif tinggi bea impor pada semua produk-produk asal China yang tersisa pada awal Desember, mendatang.

Hal ini diterangkan untuk mengantisipasi apabila Presiden AS Donald Trump, dan Presiden China Xi Jinping gagal mencapai kesepakatan untuk meredakan perang dagang.

Trump dan Xi akan bertemu di sela-sela KTT para pemimpin G-20 di Argentina pada akhir November. Indeks dolar terhadap enam mata uang utama lainnya meningkat 0,2% menjadi 96,806, atau tidak jauh dari level terbaik dua bulan setengah di 96,860 yang dicetak pekan lalu.

Sementara Euro lebih rendah pada posisi 1,1369 terhadap USD, setelah mencapai level terendah 10 minggu di 1,1332 pada hari Senin, kemarin ketika Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan tidak ingin terpilih kembali sebagai kepala partai Demokrat Kristen.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7061 seconds (0.1#10.140)