80 Mobil Hemat Eenergi Beradu di Sirkuit Jalanan Kota Malang

Rabu, 25 September 2019 - 00:45 WIB
80 Mobil Hemat Eenergi Beradu di Sirkuit Jalanan Kota Malang
Para peserta Kontes Mobil Hemat Eenergi (KMHE) 2019 melakukan devile di halaman gedung Rektorat Universitas Negeri Malang (UM). Foto/SINDOnews/Yuswantoro
A A A
MALANG - Sirkuit jalanan yang ada di Kota Malang, menjadi medan ujian bagi mobil-mobil hemat energi karya para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Sebanyak 80 mobil hemat energi, dari 45 perguruan tinggi di Indonesia, mengikuti Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2019 yang digelar di Universitas Negeri Malang (UM).

Ketua pelaksana KMHE 2019, Yoto menyebutkan, 80 peserta tersebut merupakan hasil dari dua kali penjaringan yang telah dilaksanakan, sebelum mobil-mobil tersebut diterjunkan di sirkuit KMHE 2019.

"Jumlah pendaftarnya 122 dari 77 perguruan tinggi. Dalam penjaringan pertama menyisakan 88 peserta dari 53 perguruan tinggi. Dan di penjaringan tahap dua, tinggal menyisakan 80 peserta dari 44 perguruan tinggi," ungkapnya.

80 Mobil Hemat Eenergi Beradu di Sirkuit Jalanan Kota Malang


Mereka akan beradu menjadi yang terhemat dalam menggunakan bahan bakar untuk mobilnya. Kompetisi ini dilaksanakan selama empat hari, yakni Selasa-Sabtu (24-28/9/2019) di Jalan Simpang Ijen-Jalan Jakarta, Kota Malang.

Kegiatan ini, menurutnya sudah digelar sejak 2012 silam, sebagai wadah bagi para mahasiswa di seluruh Indonesia, untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat, serta menjadi solusi bagi kebutuan energi nasional.

Rektor UM, Ahmad Rofiudin mengatakan, sebuah kebanggan bagi UM menjadi tuan rumah KMHE 2019, setelah keikut sertaan UM dalam KMHE sejak tahun 2016 silam. "Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para mahasiswa yang ikut serta dalam KMHE ini," tegasnya.

Melalui KMHE 2019, menurutnya juga menjadi media efektif untuk mengkampanyekan gerakan kembali ke alam, dengan berhemat dalam menggunakan energi, serta pemanfaatan sumber energi terbarukan.

"Indonesia membutuhkan peran semua elemen, untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, dan diversifikasi sumber energi terbarukan. Ajang KMHE 2019, bisa menjadi salah satu rujukan untuk mencari solusi terkait ketahanan energi nasional," tuturnya.

80 Mobil Hemat Eenergi Beradu di Sirkuit Jalanan Kota Malang


Melalui KMHE ini, dia juga berharap bisa menjadi uji hasil penelitian dan refleksi bagi perguruan tinggi dalam memperbaiki kurikulum. Selain itu, juga menjadi ajang membangun inovasi dalam menjawab kebutuhan masyarakat, dan membangun ketahanan bangsa.

Direktur Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pembelajaran dan Kemahasiswan (Belmawa) Kementrian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti), Didin Wahidin mengatakan, melalui ajang KMHE yang dipadukan dengan kebudayaan Indonesia, diharapkan para mahasiswa mampu mengembangkan daya saing global, namun tetap mengakar kepada budaya Indonesia.

"Para peserta tidak melulu menikmati balapan, tetapi dalam KMHE ini ada ilmu pengetahuan yamg mampu diserap, untuk menciptakan manusia seutuhnya. Teknologi dikuasai, cinta tanah air tertanam, dan tetap berpikir global, sehingga mampu berkompetisi di dunia internasional," terangnya.

Baginya, KMHE merupakan ajang menimba ilmu sehingga ilmu pengetahuan akan terus berkembang, degan munculnya berbagai inovasi yang bisa diaplikasikan untuk menjawab kebutuhan masyarakat.

"Selama ini inovasi yang dibangun di KMHE belum banyak dilirik dunia usaha otomotif di Indonesia. Ke depan, kami berharap hasil inovasi di KMHE ini akan memperkuat produk bangsa Indonesia," tuturnya.

80 Mobil Hemat Eenergi Beradu di Sirkuit Jalanan Kota Malang


Lebih lanjut dia mengatakan, KMHE merupakan bentuk kepedulian dan tanggungjawab bersama untuk membangun kelestarian lingkungan, menjawab krisis energi, sehingga terjalin hubungan yang kohesif, di mana para anak bangsa yang terlibat semakin cinta tanah air, bangga akan bangsanya, sehingga mampu membangun kesetaraan dengan masyarakat global.

Diajang KMHE 2019 ini, tuan rumah UM menurunkan tim Semeru untuk berlaga di kategori prototype, dan urban konsep. Ada empat sumber energi yang digunakan, yakni etanol, gasoline, listrik, dan biodisel.

"Kami salah satunya turun di kategori urban konsep, dengan mobil Akasa Evo 2. Ini merupakan mobil baru keluaran 2015, menggunakan bahan karbon fiber yang lebih aerodinamis, dan sasis monokop yang menyatu dengan bodi mobil," ujar Sekretaria Umum Tim Semeru UM, Dani Prasetyo.

Dari hasil uji coba yang dilakukan, mobil dengan bobot 115 kg, degan bahan bakar etanol 99 persen tersebut, mampu melaju dengan kecepatan 60 km/jam, dan konsumsi bahan bakar 135 km/liter. "Kami yakin mampu kembali meraih gelar juara tahun ini," pungkasya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.9250 seconds (0.1#10.140)