Wow! Doktor Fisika Ini Teliti Kanker Otak Gunakan Medan Listrik

Selasa, 30 Juli 2019 - 07:27 WIB
Wow! Doktor Fisika Ini...
Doktor Ilmu Fisika Institut Teknologi Seputuh Nopember (ITS) Surabaya, Anis Nismayanti menjelaskan tentang medan listrik yang bisa dipakai untuk meneliti kanker otak. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Prevalensi serangan kanker otak di Indonesia masih tinggi. Berbagai cara dalam teknik pengobatan terus dicari, salah satunya mengunakan medan listrik.

Medan listrik tersebut, dimanfaatkan untuk bisa meneliti lebih dalam tentang kanker otak. Hal ini, dilakukan oleh doktor ilmu fisika Institut Teknologi Seputuh Nopember (ITS) Surabaya, Anis Nismayanti.

Dia berhasil melakukan penelitian, mengenai terobosan pengembangan teknologi yang memanfaatkan medan listrik sebagai metode pengobatan kanker otak.

Penelitian tersebut berhasil menjadikan Anis sebagai Doktor Ilmu Fisika pertama yang mengangkat topik fisika medik dalam disertasinya di Departemen Fisika, Fakultas Sains, ITS, Selasa (30/7/2019).

Anis pun dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude setelah digelar sidang terbuka promosi doktor yang dipimpin oleh Hamzah Fansuri di Ruang Theater B Departemen Fisika ITS.

Disertasinya sendiri berjudul Wire Mesh Tomografi untuk Kuantifikasi Distribusi Intensitas Medan Listrik Pada Sistem Perencanaan Terapi Ecct (Electro Capacitive Cancer Therapy) Pada Kanker Otak.

Anis menuturkan, selama beberapa dekade terakhir, kanker telah menjadi salah satu penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit kardiovaskular. Namun, pengobatan kanker yang sudah ada baik melalui operasi, radioterapi ataupun kemoterapi masih belum optimal.

"Karena pengobatan kanker tersebut menimbulkan efek samping negatif dan berdampak sangat kuat terhadap pasien, sehingga dapat menimbulkan komplikasi yang mengakibatkan kesakitan dan kematian," ucapnya.

Ia melanjutkan, metode pengobatan kanker yang memanfaatkan medan listrik yang dikenal dengan Elecro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT) menjadi terobosan baru dalam pengembangan teknologi pengobatan kanker. Pasalnya, semua itu bisa aman dan efektif ketika diterapkan pada kultur sel, model kanker hewan.

Wow! Doktor Fisika Ini Teliti Kanker Otak Gunakan Medan Listrik


Metode ECCT ini bekerja dengan memberikan medan listrik dengan arus kecil berfrekuensi menengah selama beberapa waktu. "Sehingga dapat menghambat proses pembelahan sel kanker dan menghancurkan sel kanker ketika sel tersebut membelah diri," jelas perempuan kelahiran 1984 ini.

Anis yang juga berprofesi sebagai dosen di Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah ini mengatakan, kunci keberhasilan ECCT adalah perhitungan dan pengukuran distribusi medan listrik secara akurat di daerah tumor atau terapi.

Namun sejauh ini masih belum ada metode yang cukup akurat untuk melakukan hal tersebut. "Makanya penelitian ini dilakukan untuk memberikan solusi permasalahan tersebut," ungkapnya.

Wire Mesh Tomography, menurut Anis, memiliki fitur yang menonjol untuk mengukur distribusi medan listrik sebagai validasi simulasi numerik di Treatment Planning System (TPS) atau sistem perencanaan terapi ECCT.

Sehingga sensor ini menjadi pilihan untuk mendapatkan secara presisi dan akurat intensitas medan listrik pada tiap titik persilangan kawat dalam bentuk tomografi dua dimensi dengan menggunakan sebuah fantom, yakni sebuah alat yang menyerupai jaringan tubuh khususnya kepala dengan sel kankernya secara tiga dimensi.

Sampai saat ini, wire mesh sensor (WMS) yang digunakan untuk mendeteksi sebaran ukuran bubble dalam aliran fluida ini memiliki kelemahan saat ada sumber tegangan luar lain yang diberikan pada sistem, sehingga menyebabkan pembacaan sinyal pada kawat receiver terganggu.

Maka dalam penelitian ini, Anis menghadirkan metode baru untuk mendapatkan data pengukuran dengan menjadikan semua cabang kawat bertindak sebagai receiver dan pembacaan data tiap titik persilangan kawat diselesaikan dengan rekonstruksi.

Perempuan asli Palu ini membuat rekonstruksi citra menggunakan algoritma bilinear interpolasi untuk kuantifikasi distribusi intensitas medan listrik pada jaringan tubuh manusia tiruan. Lalu, pendeteksian distribusi intensitas medan listrik pada alat terapi kanker ECCT telah dilakukan menggunakan sensor microstripline patch pada medium udara.

Namun, katanya, sensor ini belum mampu melakukan pengukuran pada sebuah fantom. "Sehingga WMS yang ditanam pada fantom akan mendapatkan kuantifikasi distribusi intensitas medan listrik pada alat terapi kanker ECCT. Sehingga sistem perencanaan terapi ECCT lebih optimal," ujarnya.
(eyt)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6706 seconds (0.1#10.24)