Cegah Abrasi, Mahasiswa-Warga Tanam Mangrove di Pesisir Kendal

Jum'at, 23 Agustus 2019 - 19:11 WIB
Cegah Abrasi, Mahasiswa-Warga Tanam Mangrove di Pesisir Kendal
Ketum DPP Kerapu, Abdul Kadir Karding (bertopi putih) bersama mahasiswa FPIK Undip dan masyarakat pesisir menanam bibit mangrove di area Ekowisata Kartikajaya, Patebon, Kabupaten Kendal, Jumat (23/8/2019). FOTO/SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
KENDAL - Puluhan anggota DPP Keluarga Alumni Perikanan Undip (Kerapu) bersama para mahasiswa FPIK Undip, kelompok pusat pemberdayaan pelayanan masyarakat pesisir (P3MP) dan DPK Kendal melakukan penanaman bibit mangrove di kawasan Ekowisata Mangrove Kartikajaya, Patebon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Jumat (23/8/2019).

Sebanyak 5.000 bibit mangrove jenis rizhopora,sp (propagul) ditanam di kawasan pesisir pantai Kendal sebagai wujud kepedulian Kerapu untuk menjaga lingkungan ekosistem sekaligus upaya mencegah terjadinya di pesisir pantai utara (Pantura) Jawa Tengah.

Ketua Umum DPP Kerapu, Abdul Kadir Karding mengatakan, kegiatan Kerapu Menanam adalah program yang telah direncanakan sejak awal yang bertujuan membangun kesadaran publik akan pentingnya konservasi serta menjaga atau pro lingkungan.

“Dalam kegiatan ini kita juga ingin memberi sumbangsih kepada ekosistem atau ekologi kita, walaupun sumbangan itu tidak besar, masih kecil. Kemudian, kita ingin mendorong agar ke depan ada kebijakan yang tak hanya berhenti pada jargon atau juga reaksi terhadap isu, tapi ada satu program yang berdimensi terencana, fokus jangka panjang yang arahnya membangun gerakan nasional secara kontinyu yakni gerakan menanam,” papar Karding.

Dia menambahkan, pihaknya ingin agar kebijakan pro lingkungan dilahirkan,sehingga kegiatan menanam kondusif dalam menjaga lingkungan. “Yang tak kalah pentingnya melibatkan masyarakat terutama masyarakat pesisir. Jadi harus ada upaya melibatkan mereka. Sehingga kebijakan bagus ada gerakannya, tapi juga partisipasi masyarakatnya terlibat karena kesadaran mereka akan pentingnya menjaga lingkungan ekosistem,” tegasnya.

Menurutnya, apabila pembangunan dilakukan dengan tidak terukur atau tidak terpola dan tidak peduli terhadap lingkungan akan mematikan atau menghancurkan generasi akan datang dan juga menghancurkan bumi.

“Jadi saya kira harus ada satu gerakan menanam nasional yang terencana, masif dan fokus. Karena ini sudah menjadi lampu kuning terutama daerah Pantura. Karena kalau tidak dilakukan akan menimbulkan bahaya abrasi serta kejadian-kejadian-kejadian akibat efek lingkungan yang rusak,” ujar anggota DPR RI ini.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4835 seconds (0.1#10.140)