Enam Putra Asli Papua Lolos Jadi Prajurit Kopassus
A
A
A
JAKARTA - Sungguh membanggakan. Sebanyak enam orang prajurit TNI AD, putra asli Papua berhasil menempuh pendidikan dan dilantik menjadi prajurit Baret Merah Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Hal tersebut disampaikan Kepala Penerangan (Kapen) Kopassus, Letkol Inf Susilo Endro, dalam rilis tertulisnya di Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (16/8/2019).
Kapen Kopassus mengatakan, penutupan Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Kopassus ke-103 oleh Danjen Kopassus Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu 14 Agustus 2019.
“Dari seleksi tersebut, terdapat enam prajurit asal Papua yang lolos Pendidikan Komando (Dikko) Kopassus, dan telah resmi menyandang baret merah kebanggaan Kopassus,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, keenam prajurit putra asli Papua ini adalah Letda Inf Naftali Kawari (Maria Dei, Serui), Serda Donatus Boyou (SP 1 Timika), Serda Alfons Manibui (Wosi, Manokwari), Serda Firman Halomoan Naa (Aemaru Tengah Sorong), Prada Muhamad Nurkrisna Putra (SP 2 Timika), dan Prada Elton Sonyufu (Depapre, Jayapura).
“Mereka telah lulus seleksi dan berhak menyandang sebagai prajurit Baret Merah, Kopassus,” jelasnya.
Susilo menyebut, Dikko merupakan tahapan seleksi terberat bagi prajurit yang ingin diterima sebagai anggota Kopassus. Apabila gagal, para calon anggota Kopassus akan dikembalikan ke satuan awalnya.
“Pendidikan Komando menerapkan mekanisme pendidikan dengan sistem gugur, artinya sepanjang pelaksanaan pendidikan bila peserta didik dinyatakan tidak dapat melanjutkan pendidikan maka akan dikembalikan ke satuan awal,” ujar Susilo.
Pusdiklatpassus tambah Sisilo, bertugas mencetak, mendidik dan melatih prajurit TNI agar memiliki kemampuan khusus yang handal. Di antaranya pendidikan Komando (Dikko) sebagai Kawah Chandradimuka pembentukan awal prajurit Kopassus.
“Dikko-103 awalnya diikuti oleh 177 peserta, namun yang berhasil lulus menyelesaikan pendidikan sejumlah 150 peserta, dan 27 peserta tidak berhasil menyelesaikan pendidikan karena berbagai hal yang tidak mampu dipenuhi selama proses pendidikan,” urainya.
Sumber peserta didik jelasnya, merupakan hasil seleksi yang sangat ketat dari seluruh Komando Utama (Kotama) TNI AD di seluruh Indonesia, tak terkecuali dari bumi Cenderawasih Papua.
“Mereka yang terpilih adalah terbaik, yang telah melewati serangkaian seleksi dan pendidikan yang sangat berat sebagaimana yang dijalani oleh prajurit-prajurit lainnya dari seluruh penjuru Nusantara,”terangnya.
Suasana haru dan bangga meliputi seluruh prajurit mantan siswa dan keluarga yang sengaja diundang untuk menghadiri prosesi upacara penutupan pendidikan di Pantai Permisan tersebut.
“Setelah tujuh bulan terpisah dari keluarga tanpa komunikasi karena mereka sedang bertugas menyelesaikan rangkaian pendidikan, kini mereka diberi kesempatan saling melepas rindu untuk selanjutnya siap menyongsong tugas dan tantangan yang lebih berat,” tuturnya lagi.
Demikian pula yang dialami oleh prajurit-prajurit asal Papua, keluarga mereka juga berkesempatan hadir menyaksikan putra kebanggaannya menjadi prajurit Komando.
“Air mata bahagia tak mampu terbendung saat mereka bertemu dan berkumpul selesai rangakain pelaksanaan upacara,” ucap Susilo.
Ditambahkan pula, Danjen Kopassus pun berkesempatan berbincang-bincang dengan prajurit mantan siswa asal Papua dan keluarganya.
“Danjen menekankan agar prajurit senantiasa berbakti kepada orang tua dan keluarga dengan berbuat yang terbaik mengukir prestasi yang membanggakan dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara sebagai prajurit Komando,” pungkasnya.
Para orang tua dan keluarga mengungkapkan rasa bangga dan terima kasihnya bahwa putra mereka sekarang sudah menjadi anggota Kopassus.
Hal tersebut disampaikan Kepala Penerangan (Kapen) Kopassus, Letkol Inf Susilo Endro, dalam rilis tertulisnya di Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (16/8/2019).
Kapen Kopassus mengatakan, penutupan Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Kopassus ke-103 oleh Danjen Kopassus Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu 14 Agustus 2019.
“Dari seleksi tersebut, terdapat enam prajurit asal Papua yang lolos Pendidikan Komando (Dikko) Kopassus, dan telah resmi menyandang baret merah kebanggaan Kopassus,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, keenam prajurit putra asli Papua ini adalah Letda Inf Naftali Kawari (Maria Dei, Serui), Serda Donatus Boyou (SP 1 Timika), Serda Alfons Manibui (Wosi, Manokwari), Serda Firman Halomoan Naa (Aemaru Tengah Sorong), Prada Muhamad Nurkrisna Putra (SP 2 Timika), dan Prada Elton Sonyufu (Depapre, Jayapura).
“Mereka telah lulus seleksi dan berhak menyandang sebagai prajurit Baret Merah, Kopassus,” jelasnya.
Susilo menyebut, Dikko merupakan tahapan seleksi terberat bagi prajurit yang ingin diterima sebagai anggota Kopassus. Apabila gagal, para calon anggota Kopassus akan dikembalikan ke satuan awalnya.
“Pendidikan Komando menerapkan mekanisme pendidikan dengan sistem gugur, artinya sepanjang pelaksanaan pendidikan bila peserta didik dinyatakan tidak dapat melanjutkan pendidikan maka akan dikembalikan ke satuan awal,” ujar Susilo.
Pusdiklatpassus tambah Sisilo, bertugas mencetak, mendidik dan melatih prajurit TNI agar memiliki kemampuan khusus yang handal. Di antaranya pendidikan Komando (Dikko) sebagai Kawah Chandradimuka pembentukan awal prajurit Kopassus.
“Dikko-103 awalnya diikuti oleh 177 peserta, namun yang berhasil lulus menyelesaikan pendidikan sejumlah 150 peserta, dan 27 peserta tidak berhasil menyelesaikan pendidikan karena berbagai hal yang tidak mampu dipenuhi selama proses pendidikan,” urainya.
Sumber peserta didik jelasnya, merupakan hasil seleksi yang sangat ketat dari seluruh Komando Utama (Kotama) TNI AD di seluruh Indonesia, tak terkecuali dari bumi Cenderawasih Papua.
“Mereka yang terpilih adalah terbaik, yang telah melewati serangkaian seleksi dan pendidikan yang sangat berat sebagaimana yang dijalani oleh prajurit-prajurit lainnya dari seluruh penjuru Nusantara,”terangnya.
Suasana haru dan bangga meliputi seluruh prajurit mantan siswa dan keluarga yang sengaja diundang untuk menghadiri prosesi upacara penutupan pendidikan di Pantai Permisan tersebut.
“Setelah tujuh bulan terpisah dari keluarga tanpa komunikasi karena mereka sedang bertugas menyelesaikan rangkaian pendidikan, kini mereka diberi kesempatan saling melepas rindu untuk selanjutnya siap menyongsong tugas dan tantangan yang lebih berat,” tuturnya lagi.
Demikian pula yang dialami oleh prajurit-prajurit asal Papua, keluarga mereka juga berkesempatan hadir menyaksikan putra kebanggaannya menjadi prajurit Komando.
“Air mata bahagia tak mampu terbendung saat mereka bertemu dan berkumpul selesai rangakain pelaksanaan upacara,” ucap Susilo.
Ditambahkan pula, Danjen Kopassus pun berkesempatan berbincang-bincang dengan prajurit mantan siswa asal Papua dan keluarganya.
“Danjen menekankan agar prajurit senantiasa berbakti kepada orang tua dan keluarga dengan berbuat yang terbaik mengukir prestasi yang membanggakan dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara sebagai prajurit Komando,” pungkasnya.
Para orang tua dan keluarga mengungkapkan rasa bangga dan terima kasihnya bahwa putra mereka sekarang sudah menjadi anggota Kopassus.
(nun)