Atasi TPST Piyungan Perlu Pengolahan Sampah Alternatif
A
A
A
YOGYAKARTA - Peneliti Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) UGM, M Iqmal Tahir mengatakan persoalan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan harus segera diselesaikan guna mencegah munculnya dampak yang lebih besar.
Ini penting, sebab TPST Piyungan sudah tidak produktif dijadikan sebagai tempat pembuangan akhir sampah. Kapsitas TPST tersebut sudah tidak sebanding dengan volume sampah masuk setiap harinya. Bahkan sejak 2015 sudah over capacity termasuk ada rencana penutupan. Data TPST Piyungan mencatat dalam sehari sampah yang masuk mencapai 586 ton.
“Karena itu guna mengatasi persolan tersebut harus ada alternatif pengelolaan sampah,” kata Iqbal Tahir, Jumat (29/3/2019).
Menurut Iqmal, salah satu solusinya dengan membangun TPST baru agar dapat menampung sampah dari Sleman, Bantul, serta Yogyakarta. Langkah lain yang bisa dilakukan Pemda DIY adalah tetap menggunakan TPST Piyungan, namun dengan melakukan penambahan luasan lahan di kawasan tersebut, sehingga dapat menampung sampah yang semakin banyak.
Disamping itu untuk memperlancar operasional dalam pengelolaan sampah di TPST Piyungan, Pemda DIY juga perlu menambah maupun memperbarui alat berat dalam pengelolaan sampah. Dengan begitu dapat mengoptimalkan pengelolaan sampah setiap harinya.
“Alternatifa lainnya, yaitu dengan memperbanyak tempat pengolahan sampah (TPS) 3R (reuse, reduce, recycle) dan bank sampah di setiap kecamatan,” terangnya
Lewat TPS 3R dan bank sampah menjadi wadah dalam pemilahan sampah di sumbernya. Caranya dengan memilih dan memilah sampah serta mengurangi produksi sampah. Selain dapat mereduksi jumlah sampah yang dibuang ke depo dan diteruskan ke TPST.
“Dengan gerakan pemilahan sampah tersebut dapat mengurangi sampah yang nantinya akan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA),” jelas dosen Kimia FMIPA UGM itu. (Baca Juga: Sebabkan Bau, Warga Tutup TPST Piyungan(nun)
Ini penting, sebab TPST Piyungan sudah tidak produktif dijadikan sebagai tempat pembuangan akhir sampah. Kapsitas TPST tersebut sudah tidak sebanding dengan volume sampah masuk setiap harinya. Bahkan sejak 2015 sudah over capacity termasuk ada rencana penutupan. Data TPST Piyungan mencatat dalam sehari sampah yang masuk mencapai 586 ton.
“Karena itu guna mengatasi persolan tersebut harus ada alternatif pengelolaan sampah,” kata Iqbal Tahir, Jumat (29/3/2019).
Menurut Iqmal, salah satu solusinya dengan membangun TPST baru agar dapat menampung sampah dari Sleman, Bantul, serta Yogyakarta. Langkah lain yang bisa dilakukan Pemda DIY adalah tetap menggunakan TPST Piyungan, namun dengan melakukan penambahan luasan lahan di kawasan tersebut, sehingga dapat menampung sampah yang semakin banyak.
Disamping itu untuk memperlancar operasional dalam pengelolaan sampah di TPST Piyungan, Pemda DIY juga perlu menambah maupun memperbarui alat berat dalam pengelolaan sampah. Dengan begitu dapat mengoptimalkan pengelolaan sampah setiap harinya.
“Alternatifa lainnya, yaitu dengan memperbanyak tempat pengolahan sampah (TPS) 3R (reuse, reduce, recycle) dan bank sampah di setiap kecamatan,” terangnya
Lewat TPS 3R dan bank sampah menjadi wadah dalam pemilahan sampah di sumbernya. Caranya dengan memilih dan memilah sampah serta mengurangi produksi sampah. Selain dapat mereduksi jumlah sampah yang dibuang ke depo dan diteruskan ke TPST.
“Dengan gerakan pemilahan sampah tersebut dapat mengurangi sampah yang nantinya akan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA),” jelas dosen Kimia FMIPA UGM itu. (Baca Juga: Sebabkan Bau, Warga Tutup TPST Piyungan(nun)