Amerika Rampas Ratusan Rudal yang Diduga Milik Iran

Jum'at, 14 Februari 2020 - 08:20 WIB
Amerika Rampas Ratusan Rudal yang Diduga Milik Iran
Kapal perang Amerika Serikat, USS Normandy. Foto/Wikimedia Commons
A A A
WASHINGTON - Ratusan rudal yang diduga milik Iran yang diangkut sebuah kapal layar di Laut Arab. Rudah-rudal ini berhasil dirampas oleh kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat (AS).

Militer Washington pada hari Kamis mengatakan ratusan senjata yang disita termasuk 150 rudal anti-tank dan tiga rudal surface-to-air.

Dalam sebuah pernyataan, militer Washington mengatakan kru kapal perang USS Normandy yang bersenjata rudal menaiki sebuah dhow, kapal layar tradisional, di Laut Arab pada hari Minggu.

"Senjata yang disita termasuk 150 rudal anti-tank terpandu (ATGM) Dehlavieh, yang merupakan salinan ATGM Kornet Rusia buatan Iran," bunyi pernyataan tersebut.

"Komponen senjata lainnya yang disita di atas dhow adalah desain dan manufaktur Iran dan termasuk tiga rudal surface-to-air Iran," lanjut militer Amerika, seperti dikutip Reuters Jumat (14/2/2020).

Militer Washington menambahkan senjata yang disita pada hari Minggu identik dengan senjata yang disita oleh kru kapal perang AS lain pada bulan November.

Pada November tahun lalu, kru kapal perusak USS Forrest Sherman menyita bagian-bagian rudal canggih yang diyakini terkait dengan Iran dari sebuah kapal yang telah berhenti di Laut Arab.

Dalam beberapa tahun terakhir, kapal perang AS telah mencegat dan menyita senjata Iran yang kemungkinan ditujukan untuk kelompok pemberontak Houthi di Yaman.

Di bawah resolusi PBB, Teheran dilarang memasok, menjual atau mentransfer senjata di luar negara tersebut kecuali disetujui oleh Dewan Keamanan PBB. Resolusi PBB lainnya tentang Yaman juga melarang negara mana pun memasok senjata kepada para pemimpin Houthi.

Houthi telah membangun gudang senjata mereka menggunakan manufaktur lokal, keahlian asing, dan bagian-bagian yang diselundupkan dari Iran. Konflik di Yaman terlihat di wilayah tersebut sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2386 seconds (0.1#10.140)