Pentagon : Belum Ada Perintah Kirim Pasukan ke Venezuela

Senin, 28 Januari 2019 - 00:19 WIB
Pentagon : Belum Ada Perintah Kirim Pasukan ke Venezuela
Pentagon memastikan bahwa pihaknya tidak menerima perintah untuk memindahkan pesawat atau kapal apa pun ke Venezuela. Foto/IST
A A A
WASHINGTON - Pentagon memastikan pihaknya tidak menerima perintah untuk memindahkan pesawat atau kapal apa pun ke Venezuela. Kepastian ini disampaikan seorang pejabat di Pentagon yang menyebut tidak ada otorisasi atau perintah untuk pergerakan pesawat atau semacamnya.

Krisis ekonomi akut yang melanda negara itu mendorong aksi demonstrasi yang menyebabkan pemimpin oposisi Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara. "Banyak orang mulai berpikir bahwa kami siap untuk menyerang Venezuela," kata seorang pejabat Pentagon kepada Anadolu. "Kami mendukung mitra kami di kawasan itu dan mendukung rakyat Venezuela," pejabat itu menambahkan seperti dikutip dari kantor berita Turki itu, Sabtu (26/1/2019).

Namun, ketika ditanya apakah militer Amerika Serikat (AS) bersedia melindungi diplomat di Venezuela, pejabat itu mencatat bahwa Komando Selatan Amerika Serikat (SOUTHCOM), yang bertanggung jawab atas operasi keamanan di Amerika Tengah dan Selatan, akan siap dalam keadaan seperti itu."Kami selalu diposisikan untuk mendukung mitra dan sekutu kami di wilayah ini. Jadi ya, kami - jika terjadi sesuatu - kami siap mendukung orang-orang kami," tegas pejabat itu.

Pada hari Kamis, Juan Guaido, presiden Majelis Nasional Venezuela, menyatakan pemimpin negara itu Nicolas Maduro tidak sah dan mengumumkan bahwa ia akan menjadi pemimpin dengan mengajukan klausul dalam Konstitusi Venezuela.

Pengumuman itu diikuti oleh pernyataan dari Presiden AS Donald Trump yang mengakui Guaido sebagai presiden baru. Kedua negara terlibat dalam perang retorika berapi-api, dengan Maduro mengecam keputusan Trump dan mengatakan negaranya memutuskan hubungan diplomatik dengan AS, memberikan diplomat Amerika waktu selama tiga hari untuk meninggalkan negara itu. AS segera menanggapi dengan menolak permintaan Maduro tetapi kemudian memanggil kembali semua personel yang tidak penting dari Venezuela.

Sebelumnya Presiden Nicolas Maduro mengatakan Venezuela memutuskan semua hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat (AS) . Dia juga mengusir para diplomat Washington dalam waktu 72 jam. "Di hadapan orang-orang dan bangsa-bangsa di dunia, dan sebagai presiden konstitusional saya telah mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan diplomatik dan politik dengan pemerintah imperialis AS," kata Maduro saat berbicara dengan para pendukungnya hari Rabu waktu Caracas atau Kamis (24/1/2019) WIB.

Langkah itu diambil Maduro setelah pemerintahan Presiden Donald Trump mengakui pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai presiden interim negara itu. Pengakuan Trump itu membuat ketegangan kedua negara memanas. Maduro mengatakan bahwa AS membuat "kesalahan besar" dengan mengakui Guaido sebagai presiden interim.

Maduro telah diambil sumpah jabatan sebagai presiden pada bulan ini setelah menang pemilu. Namun, Amerika Serikat dan negara Barat lainnya menganggap pemilu tersebut tidak sah di mana kubu oposisi memboikot. Ribuan orang di Venezuela telah melakukan protes pada hari Rabu melawan Maduro. Trump dalam sebuah pernyataan mengumumkan dukungan AS untuk Guaido."Rakyat Venezuela telah berani berbicara menentang Maduro dan rezimnya dan menuntut kebebasan dan aturan hukum," kata Trump.(Baca Juga: Dua Pesawat Pembom Rusia Dikawal Ketat Pesawat AS dan Kanada(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 8.2989 seconds (0.1#10.140)