STMB Gelar Ajang Resital XVII untuk Cetak Musisi Andal

Rabu, 28 Agustus 2019 - 20:51 WIB
STMB Gelar Ajang Resital XVII untuk Cetak Musisi Andal
Mahasiswa STMB unjuk kebolehan mereka dalam bermusik di ajang Resital XVII di Gedung Majestic, Jalan Braga, Kota Bandung. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Sekolah Tinggi Musik Bandung (STMB) kembali menggelar ajang uji kemampuan mahasiswa melalui event bertajuk Resital XVII. Acara ini sebagai upaya STMB mencetak musisi-musisi andal.

Resital XVII diikuti oleh 13 mahasiswa D3 Jurusan Music Performance yang masing-masing menampilkan kepiawaian dalam bermusik di hadapan tiga musisi beken sebagai juri tamu, yakni Aria Baron (gitaris eks Gigi), Budi Haryono (dramer eks Gigi), dan Ajat Wachdach (kibordis).

Ke-13 mahasiswa peserta Resital XVII antara lain Kunrat (dramer), Sheira (kibord), Nico (gitar elektrik), Wahyu (dram), Tiar (gitar elektrik), Lala (vokal), Taufik (gitar elektrik), Aliya (vokal), Ayi (gitar elektrik), Kevin (drum), Rifqi (gitar elektrik), Emyr (dram), dan Donny (kibord).

Ketua STMB Bucky Wikagoe mengatakan, selain sebagai wujud tugas akhir mahasiswa program D3, Resital XVII juga menjadi ajang unjuk kemampuan para mahasiswa dalam bermusik. Melalui ajang ini, mahasiswa diharapkan lebih siap terjun ke dunia nyata.

"Jadi, supaya mahasiswa punya wawasan yang luas, tidak hanya mendapat pengetahuan dari kampus, tapi juga dari luar kampus, sehingga mereka lebih siap menghadapi dunia nyata," kata Bucky di sela-sela Resital XVII di Gedung Majestik, Jalan Braga, Kota Bandung, Rabu (28/8/2019).

Seluruh persiapan ajang resital ini pun, ujar dia, disiapkan oleh para mahasiswa yang menjadi peserta, mulai dari penyiapan gedung, perizinan, bahkan hingga hal terkecil, seperti konsumsi. Sehingga, para mahasiswa diharapkan memahami proses sebuah pertunjukan hingga dapat digelar.

Bucky mengemukakan, profesi musisi memiliki peluang besar dalam meraih kesuksesan. Terlebih, di tengah perkembangan teknologi informasi. Para musisi pun dapat lebih bebas mengembangkan kreativitas bermusik. Hasil karyanya tidak hanya bisa dinikmati masyarakat Indonesia, melainkan dunia.

"Apalagi, musisi di negeri ini masih sedikit dan pangsa pasarnya luas. Kalau mau berkarir di dunia internasional pun kini lebih mudah karena saat ini tidak ada batas. Tinggal bagaimana kita mampu berkreasi dan memahami konsep digital market," ujar Bucky.

Bucky menuturkan, potensi kesenian, khususnya seni musik di Bandung dan Jawa Barat umumnya, sangat besar. Meski begitu, pihaknya mengharapkan perhatian lebih besar dari pemerintah dalam hal penyediaan sarana penunjang, seperti gedung pertunjukkan representatif.

"Jabar ini punya potensi luar biasa, tapi sarana masih kurang. Seperti, untuk mendapatkan gedung pertunjukkan sekelas Balai Sarbini, di Bandung itu susah. Saya kira pemerintah harus merespons potensi ini. Apalagi, sekarang terjadi lompatan yang luar biasa, era digital," tutur dia.

Karena itu, Bucky yang juga terjun ke dunia politik dan sukses menjadi anggota DPRD Jabar terpilih periode 2019-2024 ini berharap, Pemprov Jabar di bawah kepemimpinan Gubernur Jabar Ridwan Kamil memberikan perhatian lebih, khususnya terhadap perkembangan seni musik dan seni-seni lain.

"Ide-ide dari Pak RK (Ridwan Kamil) sudah bagus. Seperti di setiap kabupaten/kota akan ada pusat kesenian dan budaya. Tinggal di tataran implementasinya. Harus ada komunikasi bagus dengan bupati dan wali kota untuk mewujudkannya," pungkas Bucky.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8696 seconds (0.1#10.140)