Bupati Bogor Bantah Tutupi Data Pasien COVID-19
A
A
A
BOGOR - Bupati Bogor Ade Yasin menegaskan, pihaknya tidak pernah menutupi atau tidak melaporkan kasus virus Corona atau COVID-19 di wilayahnya. Diketahui Kabupaten Bogor yang berpenduduk hampir 6 juta jiwa tercatat ada 20 kasus positif Corona sampai Sabtu (4/4/2020).
“Begini kalau yang kita laporkan positif itu tidak kita sembunyikan. Kita harus terbuka karena kerja sama dengan Dinkes (Dinas Kesehatan) dan menerima data dari Dinkes,” kata Ade saat sosialisasi RW Siaga Corona kepada pengguna jalur puncak di Pos Polisi VVIP 2B Gadog, Kabupaten Bogor, Sabtu (4/4/2020).
Adapun kasus kematian atau mortality death COVID-19 di Kabupaten Bogor, hingga Sabtu (4/4/2020) tercatat lima kasus. Dengan rincian, tiga berstatus terkonfirmasi positif dan dua kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
"Kalau ODP (Orang Dalam Pantauan) berubah-ubah datanya karena setiap orang yang masuk (ke Bogor) jadi ODP walau dari Jakarta. Begitu juga PDP itu pasien yang dirawat di RS, kemudian ketika di rapid test itu juga yang baru di indikasikan COVID-19 ternyata hasilnya tidak," jelasnya.
Ade juga menjelaskan, soal pasien berstatus PDP meninggal tak dicantumkan dalam laporan hasil monitoring tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bogor, karena belum terkonfirmasi positif. (Baca juga; Lockdown Kabupaten Bogor, Ade Yasin: Jakarta Harus Duluan, Baru di Sini )
"Iya seperti yang meninggal kemarin (tiga PDP di RSUD Leuwiliang) itu statusnya PDP dan belum terindikasi Corona jadi tidak dimasukan ke data positif. Kalau positif baru, hitungannya kita laporkan dari Kabupaten Bogor ke Jawa Barat kemudian dari Jawa Barat ke Nasional," ujarnya.
“Begini kalau yang kita laporkan positif itu tidak kita sembunyikan. Kita harus terbuka karena kerja sama dengan Dinkes (Dinas Kesehatan) dan menerima data dari Dinkes,” kata Ade saat sosialisasi RW Siaga Corona kepada pengguna jalur puncak di Pos Polisi VVIP 2B Gadog, Kabupaten Bogor, Sabtu (4/4/2020).
Adapun kasus kematian atau mortality death COVID-19 di Kabupaten Bogor, hingga Sabtu (4/4/2020) tercatat lima kasus. Dengan rincian, tiga berstatus terkonfirmasi positif dan dua kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
"Kalau ODP (Orang Dalam Pantauan) berubah-ubah datanya karena setiap orang yang masuk (ke Bogor) jadi ODP walau dari Jakarta. Begitu juga PDP itu pasien yang dirawat di RS, kemudian ketika di rapid test itu juga yang baru di indikasikan COVID-19 ternyata hasilnya tidak," jelasnya.
Ade juga menjelaskan, soal pasien berstatus PDP meninggal tak dicantumkan dalam laporan hasil monitoring tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bogor, karena belum terkonfirmasi positif. (Baca juga; Lockdown Kabupaten Bogor, Ade Yasin: Jakarta Harus Duluan, Baru di Sini )
"Iya seperti yang meninggal kemarin (tiga PDP di RSUD Leuwiliang) itu statusnya PDP dan belum terindikasi Corona jadi tidak dimasukan ke data positif. Kalau positif baru, hitungannya kita laporkan dari Kabupaten Bogor ke Jawa Barat kemudian dari Jawa Barat ke Nasional," ujarnya.
(wib)