Selain Baycora, Ini 10 Pejabat Muslim di Amerika Serikat

Minggu, 09 Februari 2020 - 21:45 WIB
Selain Baycora, Ini...
(Dari tengah ke atas searah jarum jam) Dr Saud Anwar, Ghazala Hashmi, Keith Ellison, Andre Carson, Abid Riaz Qureshi, Sadaf Jaffer, Rashida Tlaib, Ilhan Omar, Nadia Mohamed. Foto/SINDOnews/istimewa/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Ibrahim “Mike” Baycora merupakan muslim pertama yang menjabat kepala kepolisian di Amerika Serikat (AS). Baycora diangkat sebagai kepala kepolisian di kota Paterson, New Jersey, beberapa waktu lalu. (Baca juga; Ibrahim Baycora, Muslim Pertama Jabat Kepala Polisi di Amerika Serikat )

Sebenarnya, selain Baycora ada sejumlah muslim yang menjadi pejabat penting di AS. Antara lain, Dr Saud Anwar yang pernah menjadi wali kota di South Windsor, Connecticut. Dia menjabat wali kota itu dua periode yakni pada 2013 hingga 2015, dan kemudian pada 2017 hingga 2019.

Dia sekarang menjabat sebagai Senator dari Partai Demokrat yang terpilih pada Februari 2019 mewakikli kota East Hartford, East Windsor, Ellington dan South Windsor. Anwar merupakan pria keturunan Pakistan yang kemudian datang ke AS untuk belajar ilmu medis di Universitas Illinois pada 1991. Perjalanan karier membawanya menjadi pejabat publik sebagai wali kota dan senator.

Kedua, Keith Ellison yang menjadi muslim pertama anggota Kongres AS. Dia dilantik menggunakan mushaf Alquran milik mantan Presiden AS Thomas Jefferson.

Keith Ellison dibesarkan dalam keluarga Katholik di Detroit, Michigan. Saat muda dia dipengaruhi oleh keterlibatan keluarganya dalam Gerakan Hak Asasi Sipil. Pada umur 19 tahun, Ellison berpindah dari Katholik ke Islam.

“Saya mulai benar-benar melihat sekitar dan bertanya pada disi sendiri tentang lingkungan sosial negara, isu-isu keadilan, isu-isu perubahan. Saat saya melihat kehidupan spiritual saya, dan saya melihat apa yang mungkin memberitahu perubahan sosial, keadilan dalam masyarakat, saya menemukan Islam,” tutur Ellison.

Ketiga, Andre Carson yang menjadi muslim kedua anggota Kongres AS. Laki-laki kelahiran 16 Oktober 1974 tersebut menjadi perwakilan AS untuk distrik kongres ketujuh Indiana. Kehidupannya yang keras menempanya menjadi orang yang peduli terhadap keamanan publik.

Keempat, Abid Riaz Qureshi yang dinominasikan Presiden AS Barack Obama pada 6 September 2016 sebagai hakim federal distrik Columbia. Kehadiran pria keturunan Pakistan itu pun disambut gembira oleh umat muslim Amerika.

Kelima, Sadaf Jaffer yang menjabat sebagai Wali Kota Montgomery, New Jersey, pada Januari 2019. Selain sebagai muslimah pertama yang menjabat wali kota di AS, dia juga perempuan AS keturunan Pakistan pertama yang menjadi wali kota di Negeri Paman Sam itu.

Komite kota Montgomery memiliki anggota lima orang. Setiap tahun mereka menunjuk salah satu anggota komite menjadi wali kota. Saat Sadaf pindah ke kota itu pada 2012, kelima pejabat Komite Kota itu didominasi warga kulit putih dari Partai Republik. Namun seiring perkembangan, dominasi Partai Demokrat semakin menguat di wilayah itu sehingga anggota komite lebih beragam.

"Saya diminta mencalonkan diri di Montgomery pada 2016. Saya akhirnya memutuskan ini peluang yang sangat baik dan tak ada yang lebih baik lagi daripada melayani komunitas saya sendiri," papar Sadaf, dilansir VOA.

Keenam, Rashida Tlaib yang menjadi salah satu dari dua wanita muslim pertama anggota Kongres AS selain Ilhan Omar. Tlaib terkenal sebagai sosok yang tegas membela hak-hak kelompok minoritas. Wanita berdarah Palestina itu pun sering mengecam Israel melalui Twitter.

Ketujuh, Ilhan Omar, warga AS keturunan Somalia yang menjadi salah satu wanita muslim pertama anggota Kongres AS. Selama kampanye, Ilhan menginginkan layanan kesehatan dan pendidikan yang lebih baik.

Ilhan Omar juga menggencarkan politik identitas. Dia mendukung pembebasan biaya pendidikan di kampus, menyediakan perumahan untuk semua, dan reformasi penegakan hukum. Perempuan berhijab asal Minnesota juga menjadikan identitas pribadinya dalam setiap kampanye.

Ilhan yang bermigrasi dari Somalia ke AS untuk menghindari perang terinspirasi masuk politik karena pada usia 8 tahun diajak kakeknya pergi ke tempat pemungutan suara. ”Saya jatuh cinta dengan politik dan itu yang akan saya menjalaninya,” ujarnya kepada majalah Elle.

Kedelapan, Sagita Khalid, (23), yang menjabat di Dewan Kota Lewiston dengan dukungan suara hampir 70%. Dia datang ke AS sebagai pengungsi Somalia saat berumur tujuh tahun. Selama kampanye, dia banyak dikritik di internet tapi kemenangannya membuktikan bahwa troll internet tak selamanya dapat dipercaya.

Kesembilan, Nadia Mohamed, (23), yang berhasil meraih posisi di Dewan Kota St Louis Park Minnesota dengan dukungan 63% suara. Dia merupakan mantan pengungsi Somalia yang datang ke AS untuk meraih Mimpi Amerika.

Kesepuluh, Ghazala Hashmi dari Partai Demokrat mampu mengalahkan petahana dari Partai Republik Glen Sturtvant dan meraih kursi senat Virginia. Hashmi merupakan politisi keturunan India yang lahir di AS. Dia juga mantan pendidik dan administrator akademik.

Dia menjadi wanita muslim pertama yang menduduki kursi Senat Virginia. Dia telah bekerja 25 tahun sebagai pendidik sebelum beralih ke politik. Dia mendirikan pusat pendidikan dan pembelajaran di J Sargeant Reynolds Community College, tempat dia mendorong keberagaman, inklusi dan multikultural.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5076 seconds (0.1#10.140)