Kota Bogor Layak Dibangun Tramway

Jum'at, 17 Januari 2020 - 16:29 WIB
Kota Bogor Layak Dibangun Tramway
Setelah beberapa kali melakukan kajian dengan berbagai pihak, Kota Bogor layak dibangun Tramway (kereta yang memiliki rel khusus di dalam kota). Ilustrasi/SINDOnews
A A A
BOGOR - Kepala Badan Pengatur Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengungkapkan, setelah beberapa kali rapat dan melakukan kajian dengan berbagai pihak, Kota Bogor layak dibangun Tramway ( kereta yang memiliki rel khusus di dalam kota).

"Hari ini bersama pak Wakil Wali Kota kita ingin mengetahui dan mendengarkan paparan dari konsultan terkait feasibility study pembangunan railway di Kota Bogor. Intinya adalah dari hasil kajian bahwa pembangunan railway di Kota Bogor sudah layak," ungkapnya di Balai Kota Bogor, Jumat (17/1/2020).

Dia menjelaskan, dalam mempersiapkan penyelenggaran Tramway di Kota Bogor, BPTJ akan mengintegrasikan, karena Tramway ini tidak bisa berdiri sendiri.

"Dalam hal ini Tramway akan kita gunakan sebagai feeder (pengumpan), oleh karena itu Tramway ini harus terintegrasi dengan moda transportasi lainnya yaitu Light Rail Transit (LRT), dari Cibubur, Jakarta Timur ke Baranangsiang, Kota Bogor," ujarnya.

Terkait dengan itu, Baranangsiang ini memang akan dibangun sebagai terminal terpadu yang terintegrasi dengan moda transportasi lainnya. "Ya itu sebagai tugas BPTJ untuk mengawal pelaksanaan penyelenggaraan transportasi. Soal pembangunan (Tramway) bisa siapa saja, LRT (Kemenhub dari Perkeretaapian), kemudian Baranangsiang itu BPTJ yang melaksanakannya dengan melibatkan perusahaan BUMN," ungkapnya.

Bahkan, ada prakarsa lainnya, pelaksanaan pembangunan transportasi massal ini akan berlanjut ke Puncak, Bogor. "Bukan Tramway yang berlanjut ke Puncak itu, tapi angkutan lain berbasis rel juga," katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menjelaskan yang diusulkan penyelenggaraan Tramway trase atau koridor pertama ini sejauh atau sepanjang 7,1 dari Baranangsiang ke Otista, kemudian Jalan Juanda, Kapten Muslihat (Alun-alun Bogor), Pengadilan, Jalan Jalak Hatupat (Sempur), Jalan Pajajaran kembali ke Baranangsiang.

"Jadi berdasarkan dukungan kajian teman-teman dari Colas, Iroda dan Egis (konsultan), itu 7,1 kilometer untuk trase pertama. Usulan dari Pemkot Bogor waktu itu ada empat trase yang memungkinkan untuk dibangun Tramway," katanya.

Lebih lanjut, ia menambahkan, pihaknya akan fokus trase pertama dulu dan itu sedang dibahas terkait skema pembiayaannya. "Yang jelas tiga perusahaan konsultan ini menyebutkan, Trem sangat layak di implementasikan di Kota Bogor. Berikutnya dipikiran skema pembiayaan yang dimungkinkan kerja sama dengan pihak lain," tegasnya.

Managing Director - Asia Pasifik Colas Rail Jerome Bellemin menuturkan secara kontur tanah, kemiringan dan luas lintasan Kota Bogor layak menggunakan moda transportasi trem. Dalam kajian itu, Jerome juga menjelaskan trem yang digunakan lebih baik yang baru.

"Kita baru saja menjelaskan perkembangan dan apa yang akan diselesaikan, sehingga kita bisa menyampaikan feasibility study yang lengkap," kata Jerome.

Ketimbang menerima hibah trem dari Belanda, Jerome menyarankan agar Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor lebih memilih trem yang baru. Pasalnya, trem baru akan dapat digunakan dalam jangka panjang. "Kita lebih merujuk pada yang baru. Kita juga membahas opsi, dampak positif dan negatif menggunakan modal transportasi itu," jelasnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.1960 seconds (0.1#10.140)