2015, Tukang Becak di Bandung Tinggal di Apartemen

Minggu, 02 November 2014 - 05:30 WIB
2015, Tukang Becak di Bandung Tinggal di Apartemen
2015, Tukang Becak di Bandung Tinggal di Apartemen
A A A
BANDUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berencana membangun rumah susun bagi kalangan menengah ke bawah. Ditargetkan, awal 2015 mendatang ada satu lokasi yang sudah dilakukan ground breaking.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menuturkan, pembangunan rumah susun ini akan menggunakan konsep ramah lingkungan. Termasuk dengan beragam fasilitas di dalamnya, mulai taman di atas gedung, hingga ruang sosial.

"Semuanya menggunakan konsep hemat energi, termasuk pengaturan cahaya dan udara, sehingga tidak pengap. Di bawah gedungnya, ada fasilitas tambahan. Jadi orang bisa sekolah, dan berdagang di situ," kata pria yang akrab disapa Emil, kepada wartawan di Pendopo, Jalan Dalem Kaum, Sabtu (1/11/2014).

Menurutnya, kebutuhan rumah susun bagi masyarakat Bandung menjadi sebuah keniscayaan. Pasalnya, penduduk Bandung diprediksi jumlahnya akan bertambah satu juta jiwa dalam jangka waktu 15 tahun ke depan.

"Jadi mereka mau tinggal di mana? Makanya di Bandung harus ada apartemen (rumah susun). Sehingga, suatu hari nanti kita mimpi tukang becak juga punya apartemen kalau di Bandung mah," terangnya.

Dia menjelaskan, Pemkot Bandung membuat terobosan dengan memerintahkan bidang aset untuk mengumpulkan lokasi-lokasi yang dianggap siap untuk membangun rumah susun. Saat ini, telah terpilih sekitar 12-15 lokasi di seluruh bandung yang mencakup wilayah utara, selatan, barat dan timur.

"Biasanya kan harus dilelang dulu DED (Detail Engineering Design) nya, lama kan. Sekarang saya kumpulkan dulu arsitek arsitek hebat di Bandung ini untuk kerja saja dulu, memberikan konsep," paparnya.

Emil menuturkan, konsep yang telah dipaparkan oleh para arsitek akan didampingi oleh Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG). Tim ini bertugas untuk melakukan audit terkait konsep bangunan yang telah diajukan, seperti tingkat keamanan bangunan, jarak bangunan, dan desain bangunan.

Setelah konsep ini selesai dikerjakan, selanjutnya akan dibuat DED yang sumber pembiayaannya bisa melalui APBN, APBD, dan dana hibah. "Nanti setelah konsepnya beres, kita akan bikin buku. Sehingga gambar minimal sudah siap di waktu yang cepat. Setelah itu, buku itu akan saya bawa untuk dibangun," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3516 seconds (0.1#10.140)