Hijabers Tulungagung Kampanye Tolak Jilboobs

Jum'at, 05 September 2014 - 10:18 WIB
Hijabers Tulungagung Kampanye Tolak Jilboobs
Hijabers Tulungagung Kampanye Tolak Jilboobs
A A A
TULUNGAGUNG - Hijab atau jilbab tidak hanya sekedar menyembunyikan aurat. Jilbab juga memiliki fungsi keamanan. Selain memberi perlindungan, juga diyakini mampu meredam hasrat lelaki yang berniat nakal.

Atas dasar semua itu, sejumlah remaja putri di Tulungagung yang mengatasnamakan Hijabers Community Tulungagung (HCT) turun ke jalan. Dalam peringatan Hari Jilbab Sedunia yang jatuh setiap 4 September, remaja yang berjumlah 20 orang itu melakukan kampanye jilbab.

Selain syiar dengan muatan pesan bagaimana pentingnya jilbab untuk perempuan Muslim, mereka juga menyatakan penolakan pemakaian jilbab yang justru semakin menonjolkan daya seksual perempuan, atau populer disebut jilboobs.

“Jilboobs adalah wujud penyelewengan dari jilbab. Karenanya, kita secara tegas menolaknya,“ ujar juru bicara aksi Meylisa Zahra (22) yang juga Ketua HCT kepada wartawan, Jumat (5/9/2014).

Aksi yang berlangsung di sekitar alun-alun Kota Tulungagung, itu untuk menarik perhatian pemakai jalan. Para aktivis hijabers ini juga menirukan aksi “fashion show”.

Di atas aspal, mereka berbaris berbanjar, berlenggak lenggok layaknya peragawati hijab sedang berjalan diatas catwalk. Di sela itu, para aktivis membagi bagikan pin yang disertai pesan ajakan berjilbab kepada setiap pengguna jalan.

“Kita ingin mengajak para perempuan Tulungagung untuk berjilbab secara syari. Dan kami yakin, mereka yang terpengaruh style jilboobs hanya karena masih awam saja,“ papar Meylisa yang tahun ini akan menjalani wisuda di kampus IAIN Tulungagung.

Meylisa juga menambahkan, organisasi HCT yang berdiri sejak tahun 2012 itu telah memiliki anggota tetap 300 orang. Sebagian besar dari mereka adalah remaja sekolah menengah atas (SMA) dan mahasiswi.

“Di luar ini kita kerap menggelar acara sosial, termasuk juga diskusi bertema ke-Islaman. Kita terus memberikan pemahaman, agar apa yang kita lakukan tidak menakutkan bagi mereka yang masih awam,“ pungkasnya.

Dina, salah seorang warga Tulungagung yang kebetulan tengah melintas menyatakan mendukung aksi kampanye para hijabers. Menurutnya, syiar semacam itu memang harus ada yang memulai.

“Dan yang penting lagi, jangan sampai menimbulkan kesan menakutkan bagi awam. Semua pendekatan yang dilakukan harus bersifat persuasive,“ pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6480 seconds (0.1#10.140)