Peninggalan Mayjen Soengkono dimuseumkan

Jum'at, 01 November 2013 - 15:31 WIB
Peninggalan Mayjen Soengkono dimuseumkan
Peninggalan Mayjen Soengkono dimuseumkan
A A A
Sindonews.com - Warga Surabaya kini bisa melihat langsung barang-barang koleksi peninggalan pejuang nasional Mayjen Soengkono.

Tokoh yang berperan penting dalam mempertahankan kemerdekaan pada peristiwa heroik 10 November 1945, kini bisa disaksikan masyarakat Surabaya setelah pihak keluarganya resmi menyerahkan ke Pemkot Surabaya.

Benda-benda bersejarah milik mantan komandan Badan Keamanan Rakyat (BKR) Kota Surabaya yang selama ini tersimpan rapi tersebut, kini menjadi koleksi di Museum 10 November Surabaya. pemberian peninggalan Mayjen Soengkono itu menjadi kado indah dalam peringatan Hari Pahlawan 10 November.

Keluarga besar Mayjen Soengkono menyerahkan dokumen dan koleksi bersejarah. Dokumen dan benda bersejarah tersebut bakal dipajang di Museum 10 November sekaligus menambah daftar koleksi benda-benda bersejarah di museum yang berada di kawasan Tugu Pahlawan ini.

Serah terima dilakukan di ruang kerja Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Keluarga Mayjen Soengkono yang hadir dalam serah terima tersebut yakni anak pertama Andijani Soengkono, anak kedua Bambang Lumaksono Soengkono, keponakan serta cucu pertama Mayjen Soengkono.

Sementara Wali Kota Risma didampingi Asisten III Sekkota Hadisiswanto Anwar, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Wiwiek Widayati, Kepala Dinas Sosial Soepomo, Kabag Perlengkapan Noer Oemarijati, serta Kabag Humas Pemkot Surabaya Muhamad Fikser.

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam tersebut, Andijani Soengkono mengaku senang bisa menyerahkan benda-benda bersejarah milik ayahnya kepada Pemkot Surabaya untuk dipamerkan di museum.

“Tentu, benda-benda ini sangat berharga bagi keluarga kami. Selama ini, kami menyimpannya dengan baik. Tetapi, kami juga lebih bahagia jika benda-benda ini dimuseumkan dan bisa dilihat masyarakat umum. Semoga bisa memunculkan semangat bagi yang melihatnya,” ujar Andijani Jumat (1/11/2013).

Andijani mengaku miris dengan apa yang terjadi sekarang dimana semangat nasionalisme terus memudar. Menurutnya, semangat nasionalisme sekarang berbeda jauh dengan apa yang dirasakannya dulu.

“Apakah karena muatan kebangsaan di sekolah yang kurang,” ujarnya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada keluarga besar Mayjen Soengkono atas diserahkannya dokumen dan benda koleksi bersejarah tersebut kepada pemkot.

“Atas nama warga Surabaya, saya menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya . Ini penting supaya anak cucu kita tahu. Kalau tidak, nanti susah kalau kita cerita ke cucu-cucu kita,” ujar Risma.

Risma berharap, dengan bertambahnya koleksi benda-benda bersejarah di Museum 10 November, akan semakin memotivasi warga Surabaya khususnya generasi muda untuk berkunjung ke museum.

Sebab, dengan berkunjung ke museum, orang akan mengingat kembali sejarah yang pernah terjadi. Utamanya sejarah pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

“Sekarang Tugu Pahlawan sudah banyak kok pengunjungnya. Harapan kita tentu anak-anak akan semakin termotivasi,” harapnya.

Dalam dua tahun terakhir, katanya, pemkot selalu proaktif menyambut Hari Pahlawan. Risma bahkan berkeliling ke sekolah-sekolah untuk memberikan motivasi kepada pelajar melalui program yang dinamakan sekolah kebangsaan.

Program ini berlangsung sebulan penuh selama November. “Selama November, kita juga menggelar sekolah kebangsaan. Saya berkeliling mengajar di sekolah-sekolah. Tujuannya supaya anak-anak bisa menghargai jasa-jasa pahlawan,” jelasnya.

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan, sejak tahun lalu pemkot memang berkeinginan melengkapi koleksi di Museum 10 November.

Risma kemudian menyampaikan permohonan kepada tokoh-tokoh pejuang yang terlibat dalam perang 10 November 1945 seperti HR Mohammad, Mayjen Soengkono, M Jasin dan Haryo Patmodiwiryo.

“Nah surat beliau (wali kota) mendapatkan sambutan positif dari keluarga tokoh-tokoh pahlawan tersebut. Satu demi satu benda yang terkait saat beliau melakukan pertempuran di Surabaya, diserahkan ke pemkot untuk di letakkan di museum,” ujar Wiwiek.

Dikatakan Wiwiek, pertempuran 10 November 1945 itu bagian sangat penting dalam sejarah perjuangan di Indonesia. Karenanya, benda-benda bersejarah milik Mayjen Soengkono tersebut akan menambah identitas Surabaya sebagai satu-satunya kota di Indonesia yang mendapat julukan sebagai kota pahlawan melalui keberadaan Museum 10 November.

“Dari tahun ke tahun, tren pengunjung Museum 10 November semakin naik. Sekarang kita juga buka Sabtu dan Minggu. Semoga dengan semakin banyaknya koleksi , semangat visit to museum akan semakin hidup,” imbuh Wiwiek.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9083 seconds (0.1#10.140)