Warga Syiah mulai tinggalkan pengungsian

Senin, 10 September 2012 - 12:31 WIB
Warga Syiah mulai tinggalkan pengungsian
Warga Syiah mulai tinggalkan pengungsian
A A A
Sindonews.com - Kendati pimpinan Syiah Sampang Tajul Muluk menolak relokasi pengungsi Syiah di GOR Sampang, namun sejumlah pengungsi mulai tak kerasan. Sejauh ini puluhan pengungsi mulai meninggalkan tempat pengungsian.

Perginya sejumlah pengungsi dari GOR ternyata disebabkan aktivitas mereka sehari-hari. Sejumlah karyawan dan pelajar memilih hengkang untuk bisa beraktivitas seperti semula.

"Mereka (Pengungsi) bukan kabur atau minggat dari GOR Sampang. Karena memang para pengungsi hanya tinggal sementara, jadi tidak ada aturan yang menyebut mereka tinggal harus di GOR Sampang itu," kata Kordintor KontraS Surabaya Andy Irfan, Senin (10/9/2012).

Pengungsi memilih tinggal di GOR Sampang ini karena memang tidak ada pilihan harus menetap dimana, walau harus diakui kondisi GOR tidak layak.

"Mereka tinggal atau tidak adalah hak para pengungsi, jadi mereka bukan kabur," tandas Andy yang terus melakukan pendampingan kepada para pengungsi ini.

Pengungsi yang meninggalkan GOR Sampang ini ada dua kelompok. Kelompok pertama adalah usia dewasa yang memiliki aktivitas di luar Kabupaten Sampang bahkan di Surabaya, seperti bekerja sebagai buruh, pedagang dan lain-lain.

Aktivitas itu dilakukan jauh sebelum konflik ini pecah. Untuk kelompok ini ada sekitar sembilan orang.

Kemudian untuk kelompok usia remaja yang rata-rata pelajar SMP dan SMA di luar Kabupaten Sampang. Mereka memang belajar di sejumlah lembaga pendidikan di luar Sampang. Bahkan ada pula yang menimba ilmu di beberapa pesantren di luar Madura.

"Anak-anak ini memang pernah minta izin ke Pemkab Sampang, namun tidak diizinkan sehingga hanya perlu izin orangtuanya. Jika Pemkab ingin mengkonfirmasi ya silakan saja ke orangtuanya," paparnya.

Bagaimanapun juga, lanjut Andy, anak-anak ini masih menjadi tanggung jawab orangtua. "Untuk usia pelajar ini sekitar 43 orang yang meninggalkan GOR Sampang," tukasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, akibat kerusuhan di Desa Karang Gayam kecamatan Omben dan Desa Bluuran Kecamatan Karang Penang, sebanyak 71 kepala keluarga (KK) harus mengungsi di GOR Sampang sejak 26 Agustus 2012.

Pemerintah berencana melakukan relokasi sementara para pengungsi ke Rusunawa, Sidoarjo. Namun opsi tersebut ditolak oleh Pimpinan Syiah Tajul Muluk.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0303 seconds (0.1#10.140)