Minta LGBT Ditindak Tegas, Asosiasi Masjid Kampus Surati Menteri

Senin, 22 Februari 2016 - 11:43 WIB
Minta LGBT Ditindak Tegas, Asosiasi Masjid Kampus Surati Menteri
Minta LGBT Ditindak Tegas, Asosiasi Masjid Kampus Surati Menteri
A A A
BANDUNG - Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) menegaskan sikapnya menolak lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).

Mereka pun mengirim surat kepada sejumlah kementerian agar mereka mengambil sikap tegas atas keberadaan LGBT.

Sekretaris Umum AMKI Samsoe Bassaroedin mengatakan surat sudah diantarkan langsung ke kantor kementerian terkait, Selasa 16 februari 2016 lalu.

Kementerian yang dimaksud adalah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Kementerian Pendidiikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Agama (Kemenag), dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Surat sudah diterima para sekretaris jenderal dan pada umumnya mereka menyambut baik," kata Samsoe dalam siaran pers, Senin (22/2/2016).

Menurutnya, empat kementerian tersebut dipandang sebagai pihak utama yang dapat mendukung penolakan LGBT. Sebab gerakan LGBT sudah menyasar anak-anak usia sekolah.

Ia menilai hal itu mendasari pentingnya edukasi pada lembaga pendidikan sekolah dasar dan menengah. Selain itu, gaya hidup LGBT juga menyalahi aturan agama dan jadi sumber penyakit.

"Mereka akan tertimpa penyakit seksual berbahaya, seperti penyakit kulit eritema, fisura anal, iritasi usus besar, hingga HIV/AIDS," jelasnya.

Samsoe mengatakan, AMKI mendorong kehadiran negara agar aktif dalam mengupayakan pencegahan gerakan LGBT.

Sikap ini dilatarbelakangi sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. AMKI juga merujuk pada Fatwa MUI Nomor 57 Tahun 2014 yang mengharamkan lesbianisme, gay, sodomi, dan pencabulan.

"Diharapkan setelah ini kementerian dapat mengeluarkan SK Menteri agar ada pelarangan dan tindakan tegas," ucapnya.

AMKI juga mendorong kampus-kampus menjalankan fungsi pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.

Pemenuhan Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut dapat diwujudkan dalam strategi mengatasi LGBT sebagai penyimpangan perilaku seksual.

Hal itu berdasarkan dugaan bahwa gerakan LGBT merupakan upaya dari pihak-pihak tak bertanggungjawab untuk menghancurkan mental dan ideologi bangsa.

Sasaran empuk gerakan ini adalah mahasiswa yang secara psikis tengah mengalami krisis identitas dan orientasi hidup.

"AMKI berusaha menangani bagaimana mendidik mahasiswa agar mereka juga mampu mengelola kebebasan yangmereka peroleh," ujar psikolog sekaligus anggota Dewan Pakar Masjid Salman ITB, Adriano Rusfi.

Menurutnya mahasiswa juga berada dalam kondisi scientific euphoria and delusion. Banyak yang terpukau ketika LGBT dibenarkan lewat teori-teori ilmiah. Ia menganalogikan mahasiswa banyak yang memiliki ilmu tapi tidak memahami filosofinya.

Karakter mahasiswa yang mudah berempati pada 'kaum tertindas' pun dapat menjadi celah bagi penggerak LGBT. Sebab kebanyakan propaganda LGBT menggambarkan penganutnya sebagai golongan yang teraniaya dan termarjinalkan.

"Kita ingin mahasiswa itu orientasinya bukan ketertindasan, tapi kebenaran," tegas Adriano.

Ia menambahkan, upaya pencegahan masuknya paham LGBT pada mahasiswa dan remaja bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan, misalnya melalui seminar, training, buletin, buku, atau poster yang edukatif.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4757 seconds (0.1#10.140)