Penyandang Disabilitas Dilatih Menjadi Relawan Bencana

Rabu, 02 Desember 2015 - 16:46 WIB
Penyandang Disabilitas Dilatih Menjadi Relawan Bencana
Penyandang Disabilitas Dilatih Menjadi Relawan Bencana
A A A
SOLO - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melatih 100 penyandang disabilitas menjadi relawan bencana. Mereka diberi berbagai pelatihan sebelum dimasukkan ke klaster keahlian.

Kasubdin Peran Masyarakat BNBP Pangarso Suryo Utomo mengatakan, para penyandang disabilitas yang dilatih menjadi relawan berasal dari Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, dan Jakarta.

Mereka diberikan 13 materi pelatihan dasar kebencanaan, seperti jiwa korsa, pengurangan risiko bencana berbasis komunitas, hingga kompetensi keahlian.

"Mereka merupakan peserta angkatan pertama dari kalangan penyandang disabilitas," ungkap Pangarso Suryo Utomo di sela sela acara Fasilitasi Pegiat Penanganan Bencana Penyandang Disabilitas yang digelar Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPB di Solo, Jawa Tengah, Rabu (2/12/2015) siang.

Setelah pelatihan dasar kebencanaan, para peserta akan diberikan pelatihan khusus per klaster. Setelah mahir, mereka dipersilakan memilih sendiri klaster keahlian mana yang disukai. Delapan klaster keahlian itu antara lain dapur umum, evakuasi, logistik, kesehatan, komunikasi, dan psikologi.

BNPB menargetkan jumlah kaum difabel menjadi relawan kebencanaan terus bertambah dari tahun ke tahun. Alasannya, difabel jumlahnya sangat banyak mengingat di satu kabupaten/kota bisa mencapai ribuan.

Dengan bekal kemampuan yang dimiliki nantinya, para relawan dari penyandang disabilitas dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.

Mereka nantinya akan dimasukkan menjadi relawan di daerahnya masing-masing dengan menginduk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB Anny Isgianti mengemukakan, meski mengalami kekurangan secara fisik, bukan berarti penyandang disabilitas tidak bisa menjadi relawan.

Mereka sengaja dilatih agar bisa mandiri, minimal untuk dirinya sendiri ketika terjadi musibah bencana. "Pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki juga dapat ditularkan kepada lingkungan dan masyarakat di wilayahnya," tandas Anny Isgianti.

Dalam pelatihan yang digelar, juga dihadirkan Sabar Gorky, penyandang tunadaksa yang mampu menaklukkan sejumlah puncak gunung tertinggi di dunia.

Pria yang ahli panjat tebing ini menjadi motivator bagi penyandang disabilitas bahwa kekurangan yang dimiliki bukan halangan untuk tetap dapat membantu orang lain.

"Saya sangat berterima kasih karena penyandang disabilitas difasilitasi latihan rescue karena hal itu sangat memberikan semangat," ucap Sabar Gorky.

PILIHAN:

Kebakaran di Berastagi, Ibu dan Tiga Anak Tewas Terpanggang
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2309 seconds (0.1#10.140)