Pemulangan Jenazah ABK yang Tewas di Kapal Taiwan Belum Jelas

Jum'at, 22 Mei 2015 - 20:07 WIB
Pemulangan Jenazah ABK yang Tewas di Kapal Taiwan Belum Jelas
Pemulangan Jenazah ABK yang Tewas di Kapal Taiwan Belum Jelas
A A A
TEGAL - Pemulangan dua jenazah Anak Buah Kapal (ABK) yang tewas akibat menjadi korban perbudakan di kapal kargo asal Taiwan masih belum jelas. Kedua ABK itu adalah Rasjo Lamtoro (33), dan Sardi (25).

Kasi Perlindungan dan Pemberdayaan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Jawa Tengah Pujiono mengatakan, kedua ABK itu berasal dari Jawa Tengah, mereka tewas di kapal kargo Taiwan.

"Surat pernyataan dari keluarganya agar jenazah dimakamkan di Tanah Air sudah kami kirim BNP2TKI. Tapi kapan pemulangannya belum jelas," ujar Pujiono, kepada Sindonews, Kamis (21/5/2015).

Menurut Pujiono, pihaknya sudah mendatangi keluarga Rasjo, di Jalan Teri II, RT 04/06, Desa Kalisapu, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, dan Sardi, di RT 02/04, Desa Jatirokeh, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes.

"Kami sudah memberitahukan informasi meninggalnya dua ABK tersebut. Namun untuk informasi rinci kronologis dan penyebab meninggalnya kami belum mendapat informasi resmi dari perwakilan kedutaan di Senegal," terang Pujiono.

Sebelumnya diberitakan, seorang ABK asal Kabupaten Tegal tewas di sebuah kapal kargo Taiwan. Diduga, dia tewas karena mengalami praktik perbudakan.

Kasi Penempatan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans Kabupaten Tegal Algunto mengatakan, informasi yang didapatkan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), ABK tersebut bernama Rasjo Lamtoro, warga Desa Kalisapu, Kecamatan Slawi.

"Informasi yang saya dapat dari Kemenlu, ada lima ABK asal Indonesia yang meninggal di kapal. Salah satunya dari Kabupaten Tegal," terang Algunto.

Menurut Algunto, Rasjo meninggal saat kapal tengah berlayar ke perairan Afrika. Selanjutnya, jenazah yang bersangkutan dibawa ke sebuah rumah sakit di Dakar, Senegal, untuk diautopsi. Hasil outopsi korban meninggal karena malnutrisi.

"Apakah karena alami perbudakan? Masih belum pasti. Masih ditelusuri Kemenlu. Tapi, kesimpulan dari hasil outopsi penyebab meninggal karena malnutrisi (kekurangan gizi)," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6698 seconds (0.1#10.140)