Pandemi Corona, Kolang-Kaling Tetap Diburu di Saat Ramadan

Selasa, 28 April 2020 - 12:35 WIB
loading...
Pandemi Corona, Kolang-Kaling Tetap Diburu di Saat Ramadan
Proses pengolahan kolang-kaling di kampung Jatirejo, Gunungpati, Semarang. FOTO : SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
SEMARANG - Kolang-kaling menjadi salah satu bahan makanan yang paling banyak dicari saat Bulan Ramadan ini. Buah dari pohon aren ini biasa diolah menjadi pelengkap minuman buka puasa yang segar, seperti es sirup kolang-kaling, es rumput laut, es buah dan lain sebagainya.

Di Kota Semarang, terdapat sentra kampung olahan kolang-kaling atau yang biasa disebut Kokolaka. Di kampung Jatirejo, Kecamatan Gunungpati ini terdapat sejumlah industri rumahan yang khusus mengolah kolang-kaling dari mulai pengupasan hingga siap jual di pasaran.

Setidaknya ada sekitar 11 rumah warga yang menjadi industri kolang kaling di Kokolaka ini. Menurut keterangan warga setempat, keberadaan industri kolang kaling ini sudah ada sejak zaman dahulu dan pemilik industri yang masih bertahan adalah keturunan dari pengusaha kolang kaling sebelumnya.

Satu di antara yang masih bertahan adalah rumah industri milik Amin di RT 4 RW 1, Jatirejo. "Sudah 40 tahun saya usaha ini, memang keturunan dari kakek saya," ungkap Amin, Selasa (28/4/2020).

Untuk mengolah kolang-kaling, Amin dibantu sang istri dan satu pekerja. Dia menjelaskan, proses pertama adalah melepaskan buah dari tangkainya, lalu buah direbus. Selanjutnya, buah yang sudah rebus dikupas untuk mengeluarkan daging buah yang berwarna putih.

Kemudian, daging buah ditumbuk agar pipih dan kemudian direndam sampai dua hari. Meski Jatirejo menjadi sentra industri pengolahan kolang-kaling, namun di daerah tersebut tidak memiliki pohon aren.

Mereka kebanyakan mengambil buah aren dari daerah Temanggung, Wonosobo dan Kebumen. "Kalau sekali ambil biasanya 3 ton, tapi segitu cuma jadi 6 kwintal saja," sebutnya. Produksi kolang kaling dipasarkan di Pasar Karangayu Semarang.

Memasuki bulan Ramadhan ini permintaan kolang kaling biasanya meningkat pesat. Namun karena Ramadhan tahun ini sedang terjadi pandemi virus corona jenis baru, COVID-19, berdampak pada permintaan dan pemasaran.
(nun)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0906 seconds (0.1#10.140)