Kisah di Balik Hadirnya Masjid Al Jabbar, Polemik hingga Jadi Kebanggaan Warga Jabar

Sabtu, 07 Januari 2023 - 06:30 WIB
loading...
Kisah di Balik Hadirnya Masjid Al Jabbar, Polemik hingga Jadi Kebanggaan Warga Jabar
Penampakan Masjid Al Jabbar yang menjadi kebanggaan warga Jawa Barat.
A A A
BANDUNG - Hadirnya Masjid Raya Al Jabbar yang dibangun dengan dana APBD belakangan menuai polemik. Polemik mencuat menyusul besarnya nilai anggaran pembangunan tersebut yang mencapai Rp1 triliun.

Polemik juga dipicu anggapan sebagian pihak yang menilai bahwa anggaran pembangunan Masjid Al Jabbar tersebut dialokasikan Pemprov Jawa Barat di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil. Padahal, dalam prosesnya, nilai tersebut sudah dianggarkan secara bertahap sejak pemerintahan Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan.

Ahmad Heryawan mengungkapkan, sejak rencana pembangunan Masjid Al Jabbar dicetuskan, besarnya anggaran dan urgensinya dalam program prioritas Pemprov Jabar sudah menuai perdebatan.

Namun, pihaknya saat itu tetap konsisten memperjuangkan Masjid Al Jabbar mengingat pentingnya membangun masjid berskala besar bagi provinsi dengan umat muslim terbesar di Indonesia.

"Bagaimanapun program besar membutuhkan anggaran besar. Ada yang mempermasalahkan karena anggarannya terlalu besar. Ada pemikiran ini bukan prioritas," kata Aher dikutip dari video testimonial Ahmad Heryawan terkait Masjid Al Jabbar, Jumat (6/1/2023).

Baca juga: Jaga Masjid Al Jabbar, Satpol PP Terjunkan Puluhan Personel Keamanan

Menurut Aher, sapaan akrabnya, saat itu, anggaran pembangunan Masjid Al Jabbar direncanakan memakai skema tahun jamak (multi years) agar komposisi anggarannya tidak sekaligus besar, namun pembangunan bisa dianggarkan secara bertahap.

Selain itu, nilai anggaran Masjid Al Jabbar tidak mengurangi keberpihakan APBD pada urusan wajib seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.

"Saya katakan untuk anggaran jalan kita besar banget, untuk pembangunan ruang kelas baru sangat banyak, untuk BOS kita mengganggarkan banyak, untuk PON demikian besar kita juga menganggarkan," terangnya.

"Kalau untuk jalan, untuk ruang kelas, PON kita berani menganggarkan, kenapa tidak kita menganggarkan untuk sebuah artefak yang melambangkan ketaatan kita pada Allah SWT yaitu masjid," tambahnya.

Setelah anggaran disetujui, lanjut Aher, pembangunan Masjid Al Jabbar rupanya tidak berlangsung mulus. Kegagalan tender pada awal 2017 membuat pembangunan Masjid Al Jabbar baru bisa dimulai pada akhir 2017.

"Sehingga anggaran besar yang sudah dianggarkan tidak terpakai, yang terpakai hanya sebagian kecil di akhir 2017. Alhamdulilah 2018 berjalan utuh, sampai 2019 hingga sekarang 2022 dilanjutkan di jaman Gubernur Ridwan Kamil," paparnya.

Menurutnya, pembangunan masjid yang menjadi ikon baru di Jabar itu sangat memakan waktu, tenaga, pikiran, dan tentunya anggaran yang sangat besar, sehingga selesainya pembangunan patut disyukuri.

Masih menurut Aher, setiap niat baik program pemerintah pada prosesnya wajar menemui kendala dan polemik. Namun, pihaknya memastikan masjid yang diresmikan pada Jumat (30/12/2022) lalu itu dibangun dengan perencanaan matang dan tujuan yang baik.

"Masjid besar ini mewakili besarnya umat Islam di Jawa Barat, mewakili sikap religi orang Jawa Barat. Wajar saja kita membangun sebuah artefak yang mewakili umur sejarah, pada jaman-jaman ke depan semua orang akan mengingat bahwa ini adalah masjid kebanggaan Jawa Barat," katanya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1834 seconds (0.1#10.140)