Pemerataan Pembangunan Era Jokowi Susutkan Kemiskinan Daerah
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pemerataan pembangunan yang berhasil direalisasikan oleh Presiden Joko Widodo membawa banyak dampak positif bagi masyarakat. Salah satu yang sangat nampak adalah penyusutan angka kemiskinan di daerah-daerah.
Akademisi Universitas Hasanudin (Unhas) Kota Makassar, Dr Sawedi Muhammad sepakat bahwa pemerataan infrastruktur yang sukses dilaksanakan Jokowi membawa multiplier effect positif. Selain mengurangi angka kemiskinan, Sawedi menuturkan bahwa kesenjangan sosial di tengah masyarakat berhasil diatasi melalui pemerataan pembangunan.
“Kita akui pemerataan infrastruktur bisa memiliki multiplier effect positif terhadap pengurangan angka kemiskinan, kesenjangan sosial dan lain sebagainya. Kita apresiasi kinerja pemerintah,” ujar Sawedi.
Sawedi menerangkan dampak positif lainnya dari pemerataan infrastruktur adalah mendorong para investor untuk menanamkan modalnya di sejumlah daerah. Hal tersebut dapat membuka lapangan kerja yang luas bagi masyarakat.
“Kita optimis infrastruktur-infrastruktur yang dubangun Pemerintah (Jokowi) saat ini bisa berdampak positif. Misalnya dengan terserapnya ribuan lapangan kerja, kemudian jual beli barang logistik semakin lancar,” tutur Sawedi.
Sawedi menerangkan, di wilayahnya sendiri jejak pembangunan infrastruktur Jokowi sangat nampak. Di antaranya adalah pembangunan jalur kereta Trans Sulawesi yang mendorong dampak positif baik bagi masyarakat maupun lingkungan.
“Infrastruktur kereta di Sulsel yang dibangun pemerintah (Jokowi) sangat efektif, karena di satu sisi itu akan mengurangi konsumsi fosil oil. Kemudian di sisi lain ongkos transportasi baik logistik maupun penumpang itu akan lebih murah dan efisien,” pungkasnya.
Baca: Jalan Terendam Banjir, Jalur Exit Tol Kaligawe hingga Genuk Semarang Ditutup.
Dari berbagai program dan kebijakan yang dilakukan pemerintahan Presiden Jokowi angka kemiskinan di Indonesia terbukti menurun. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya penurunan jumlah penduduk miskin Indonesia pada 2022. Terdata, sebanyak 1,38 juta masyarakat miskin berkurang dalam satu tahun terakhir yakni periode Maret 2021-Maret 2022.
Akademisi Universitas Hasanudin (Unhas) Kota Makassar, Dr Sawedi Muhammad sepakat bahwa pemerataan infrastruktur yang sukses dilaksanakan Jokowi membawa multiplier effect positif. Selain mengurangi angka kemiskinan, Sawedi menuturkan bahwa kesenjangan sosial di tengah masyarakat berhasil diatasi melalui pemerataan pembangunan.
“Kita akui pemerataan infrastruktur bisa memiliki multiplier effect positif terhadap pengurangan angka kemiskinan, kesenjangan sosial dan lain sebagainya. Kita apresiasi kinerja pemerintah,” ujar Sawedi.
Sawedi menerangkan dampak positif lainnya dari pemerataan infrastruktur adalah mendorong para investor untuk menanamkan modalnya di sejumlah daerah. Hal tersebut dapat membuka lapangan kerja yang luas bagi masyarakat.
“Kita optimis infrastruktur-infrastruktur yang dubangun Pemerintah (Jokowi) saat ini bisa berdampak positif. Misalnya dengan terserapnya ribuan lapangan kerja, kemudian jual beli barang logistik semakin lancar,” tutur Sawedi.
Sawedi menerangkan, di wilayahnya sendiri jejak pembangunan infrastruktur Jokowi sangat nampak. Di antaranya adalah pembangunan jalur kereta Trans Sulawesi yang mendorong dampak positif baik bagi masyarakat maupun lingkungan.
“Infrastruktur kereta di Sulsel yang dibangun pemerintah (Jokowi) sangat efektif, karena di satu sisi itu akan mengurangi konsumsi fosil oil. Kemudian di sisi lain ongkos transportasi baik logistik maupun penumpang itu akan lebih murah dan efisien,” pungkasnya.
Baca: Jalan Terendam Banjir, Jalur Exit Tol Kaligawe hingga Genuk Semarang Ditutup.
Dari berbagai program dan kebijakan yang dilakukan pemerintahan Presiden Jokowi angka kemiskinan di Indonesia terbukti menurun. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya penurunan jumlah penduduk miskin Indonesia pada 2022. Terdata, sebanyak 1,38 juta masyarakat miskin berkurang dalam satu tahun terakhir yakni periode Maret 2021-Maret 2022.
(nag)