Kisah Raja Muda Majapahit Minta Dicarikan Jodoh oleh Gajah Mada

Jum'at, 23 Desember 2022 - 10:09 WIB
loading...
Kisah Raja Muda Majapahit Minta Dicarikan Jodoh oleh Gajah Mada
Patung raja muda Majapahit Hayam Wuruk dan mahapati Gajah Mada. Foto: Istimewa
A A A
HAYAM Wuruk naik tahta sebagai penguasa Majapahit setelah ibunya Tribhuwana Tunggadewi menyerahkan tampuk kekuasaannya. Jadilah Hayam Wuruk sebagai raja muda yang mampu membawa kejayaan.

Saat resmi menjadi raja, Gayatri sang nenek telah tiada dengan berstatus lajang dan belum memiliki pasangan. Kini, Tribhuwana telah menjadi ibu suri ratu, dan pelan-pelan ia selalu menasehati anaknya yang kian matang.

Beberapa tahun pertama sepeninggal Gayatri, situasi dalam negeri tetap tenteram, sementara di luar Majapahit tetap berjaya dan makmur.

Sang raja muda menikmati upacara-upacara di istananya, dan cukup puas dengan membiarkan Gajah Mada mengambil semua keputusan resmi.



Sebagaimana dikutip dari "Gayatri Rajapatni : Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit", dari tulisan Earl Drake, Gajah Mada memusatkan perhatiannya pada perluasan Majapahit dengan menekan negeri-negeri tetangga untuk secara resmi bergabung dengan Majapahit.

Sedangkan untuk negeri - negeri yang jauh dari Majapahit pun juga didesak untuk bergabung menjadi negeri bawahan. Dengan demikian, mereka dapat menikmati manfaat perdagangan dan perlindungan angkatan laut Majapahit cukup dengan membayar upeti tahunan kepada kerajaan serta mengakui kekuasaan sang raja.



Namun seiring berjalannya waktu ibu Suri mengkhawatirkan dua hal terhadap anaknya meski semakin matang, yakni soal pengambilan keputusan dan pencarian jodoh.

Proses ini berlangsung mulus sampai Raja Hayam Wuruk menginjak usia 21 tahun pada 1355. Ibu Suri pun cemas karena putranya kerap mengandalkan dirinya kepada Gajah Mada untuk membuat keputusan - keputusan penting menyangkut pemerintahan.

Kedua, Hayam Wuruk juga tak mengalami kemajuan dalam mencari seorang putri yang pantas untuk ratu. Dia bukan lagi seorang bocah, seiring bertambahnya usia, ia harus mulai bersikap layaknya seorang raja dewasa.



Tak heran jika tugas pertama yang Tribuhawana berikan kepada putranya ketika menginjak usia ke-21 adalah bersama-sama Gajah Mada mencari calon mempelai yang cocok dari sebuah negeri besar, sehingga dari pernikahan tersebut, akan lahir aliansi yang penting bagi Majapahit. Hayam Wuruk menyambut tantangan itu. Sayangnya, ia melakukan segala sesuatunya sendirian, tanpa meminta pertimbangan Gajah Mada.

Naluri mudanya menegaskan Hayam Wuruk ingin menunjukkan kemandirian dari sang Mahapatih Gajah Mada. Langkahnya memang amat mengesankan, sayang raja muda ini keliru memilih topik yang sensitif sebagai bahan ujian.

Pilihan tersebut menyebabkan kunjungan resmi Sunda ke Bubat dalam rangka merayakan pernikahan berakhir tragis. Peristiwa yang terjadi pada ini menimbulkan trauma, karena setelah itu Majapahit terus berseteru dengan Sunda, negeri terpenting yang masih menolak tunduk pada Majapahit.

Raja Sunda tewas dalam duel dengan seorang jenderal Majapahit serta bangsawan Sunda lainnya dengan hampir semua pihak kerajaan Sunda dibantai dalam tragedi itu. Tradisi mengatakan bahwa putri yang patah hati bersama dengan semua wanita Sunda yang tersisa. Mereka mengambil nyawanya sendiri untuk membela kehormatan dan martabat negaranya.



Ritual bunuh diri oleh para wanita dari kelas ksatriya (prajurit) setelah kekalahan kaum laki-laki mereka, seharusnya untuk mempertahankan harga diri dan kehormatan mereka serta untuk melindungi kesucian mereka, daripada menghadapi kemungkinan penghinaan melalui pemerkosaan, penaklukan, atau perbudakan.

Apakah benar atau entah benar atau tidak, setelah peristiwa itu, karier Gajah Mada terus merosot hingga akhir hayatnya pada 1364. Demikian pula dengan Kerajaan Majapahit yang terus mengalami kemunduran, ditambah dengan meninggalnya Hayam Wuruk pada 1389.

Peristiwa itulah menjadi alasan kenapa orang Sunda dilarang menikah sama orang Jawa. Meski hanya sekadar mitos, namun masih saja ada orang yang mempercayainya.

Sumber:
"Gayatri Rajapatni : Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit", oleh Earl Drake
Okezone/iNews.id
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1229 seconds (0.1#10.140)