3 Musuh Terberat yang Dihadapi Gajah Mada, Terakhir Paling Melegenda
loading...

Gajah Mada merupakan seorang mahapatih Kerajaan Majapahit. Foto DOK ist
A
A
A
JAKARTA - Gajah Mada merupakan seorang mahapatih Kerajaan Majapahit . Terdapat sejumlah musuh terberat yang dihadapi pada masa kepemimpinannya.
Gajah Mada diangkat menjadi seorang mahapatih pada tahun 1334. Sejak menjadi seorang mahapatih dan juga dibawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit telah menjadi salah satu kerajaan terbesar di nusantara .
Baca juga : Strategi Gajah Mada Redam Pemberontakan di Kerajaan Majapahit
Capaian terbesar dari mahapatih Kerajaan Majapahit ini adalah berhasil menyatukan seluruh wilayah di nusantara. Hal tersebut merupakan bukti sumpah yang ia kemukakan sejak pengangkatannya menjadi patih Amangkubumi Majapahit yang terkenal dengan sumpah palapa.
Selama menjadi seorang mahapatih yang gagah berani, tentu banyak lika -iku permasalahan dan tantangan dari berbagai musuh yang telah dihadapinya.
Berikut ini, deretan musuh terberat yang pernah dilawan oleh Gajah Mada sejak menjadi mahapatih Kerajaan Majapahit.
1. Kebo Iwa
Dikutip dari sydney, Kebo Iwa merupakan seorang patih dari Kerajaan Bali Aga. Kerajaan ini sangat sulit ditaklukan oleh Majapahit karena adanya keberadaan patih Kebo Iwa.
Kebo Iwa adalah patih andalan dari kerajaan Bali Aga yang mempunyai bala tentara yang handal, sehingga pada kala itu sempat membuat nyali patih Majapahit ini menciut.
Dengan bekal strategi yang dimilikinya, Kerajaan Bali masuk dibawah kekuasaan Majapahit dengan cara mendekati dan mensiasati kekurangan dan kelemahan dari kerajaan Bali aga tersebut hingga menjadi sahabat Kerajaan Majapahit.
Selain itu, Kebo Iwa juga dijanjikan akan dinikahkan dengan putri dari Kerajaan Majapahit dan akan diberikan hadiah sumur setelah pernikahan berlangsung. Dengan itu, Kebo Iwa langsung mengunjungi Majapahit dan menagih janjinya itu.
Sesampainya disana, kebo iwa malah dijebak dan dimasukan ke dalam sumurnya, sehingga peperangan antara kedua kerajaan tersebut tidak dapat dibendung.
Hingga akhirnya Kebo Iwa mengalah dan memberikan nyawanya kepada mahapatih Kerajaan Majapahit dan ia pun bersumpah bahwa nusantara jika berada di bawah kepemimpinan Majapahit akan terus dijajah bangsa asing.
Baca juga : Sumpah Palapa Gajah Mada, 21 Tahun Penaklukan Nusantara
2. Prabu Siliwangi
Perseteruan antara Prabu Siliwangi dengan Kerajaan Majapahit diawali dengan keinginan mahapatih untuk menyatukan wilayah nusantara di bawah kepemimpinan Majapahit.
Namun sebagai seorang Raja yang gagah berani, Prabu Siliwangi pun menolaknya dan memberikan perlawanan kepada Majapahit sehingga munculah perang yang dinamakan perang bubat.
Dalam peperangan tersebut menewaskan Prabu Siliwangi, permaisurinya dan juga para bala tentaranya hingga menyisakan putri kerajaan sunda ini yakni Dyah Pithaloka.
Meskipun ia selamat dari peperangan tersebut, Dyah Pithaloka akan diberikan tawaran sebagai permaisuri Raja Hayam Wuruk. Tawaran tersebut ditolaknya dan ia memutuskan untuk bunuh diri.
3. Raja Wengker
Setelah terjadinya perang babat dan menewaskan seluruh anggota kerajaan tersebut mendapat kecaman dari Raja Wengker, yakni Abhisheka Sri Wijayarajasa.
Raya tersebut menuntut untuk mahapatih Kerajaan Majapahit dihukum dengan hukuman yang setimpal. Tuntutan tersebut mendapat dukungan dari Kerajaan Kahuripan dan keduanya memutuskan untuk menyerang kediaman mahapatih Majapahit.
Setibanya di kediaman mahapatih, Raja Wengker dan Raja Kahuripan tidak menemukan patih mahapatih. Kejadian ini terus melegenda hingga sekarang sampai tertuang dalam Kidung Sundayana diketahui bahwa Gajah Mada telah bersemedi, sehingga jiwa raganya moksa atau terlepas dari dunia menuju wisnuloka.
Gajah Mada diangkat menjadi seorang mahapatih pada tahun 1334. Sejak menjadi seorang mahapatih dan juga dibawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit telah menjadi salah satu kerajaan terbesar di nusantara .
Baca juga : Strategi Gajah Mada Redam Pemberontakan di Kerajaan Majapahit
Capaian terbesar dari mahapatih Kerajaan Majapahit ini adalah berhasil menyatukan seluruh wilayah di nusantara. Hal tersebut merupakan bukti sumpah yang ia kemukakan sejak pengangkatannya menjadi patih Amangkubumi Majapahit yang terkenal dengan sumpah palapa.
Selama menjadi seorang mahapatih yang gagah berani, tentu banyak lika -iku permasalahan dan tantangan dari berbagai musuh yang telah dihadapinya.
Berikut ini, deretan musuh terberat yang pernah dilawan oleh Gajah Mada sejak menjadi mahapatih Kerajaan Majapahit.
1. Kebo Iwa
Dikutip dari sydney, Kebo Iwa merupakan seorang patih dari Kerajaan Bali Aga. Kerajaan ini sangat sulit ditaklukan oleh Majapahit karena adanya keberadaan patih Kebo Iwa.
Kebo Iwa adalah patih andalan dari kerajaan Bali Aga yang mempunyai bala tentara yang handal, sehingga pada kala itu sempat membuat nyali patih Majapahit ini menciut.
Dengan bekal strategi yang dimilikinya, Kerajaan Bali masuk dibawah kekuasaan Majapahit dengan cara mendekati dan mensiasati kekurangan dan kelemahan dari kerajaan Bali aga tersebut hingga menjadi sahabat Kerajaan Majapahit.
Selain itu, Kebo Iwa juga dijanjikan akan dinikahkan dengan putri dari Kerajaan Majapahit dan akan diberikan hadiah sumur setelah pernikahan berlangsung. Dengan itu, Kebo Iwa langsung mengunjungi Majapahit dan menagih janjinya itu.
Sesampainya disana, kebo iwa malah dijebak dan dimasukan ke dalam sumurnya, sehingga peperangan antara kedua kerajaan tersebut tidak dapat dibendung.
Hingga akhirnya Kebo Iwa mengalah dan memberikan nyawanya kepada mahapatih Kerajaan Majapahit dan ia pun bersumpah bahwa nusantara jika berada di bawah kepemimpinan Majapahit akan terus dijajah bangsa asing.
Baca juga : Sumpah Palapa Gajah Mada, 21 Tahun Penaklukan Nusantara
2. Prabu Siliwangi
Perseteruan antara Prabu Siliwangi dengan Kerajaan Majapahit diawali dengan keinginan mahapatih untuk menyatukan wilayah nusantara di bawah kepemimpinan Majapahit.
Namun sebagai seorang Raja yang gagah berani, Prabu Siliwangi pun menolaknya dan memberikan perlawanan kepada Majapahit sehingga munculah perang yang dinamakan perang bubat.
Dalam peperangan tersebut menewaskan Prabu Siliwangi, permaisurinya dan juga para bala tentaranya hingga menyisakan putri kerajaan sunda ini yakni Dyah Pithaloka.
Meskipun ia selamat dari peperangan tersebut, Dyah Pithaloka akan diberikan tawaran sebagai permaisuri Raja Hayam Wuruk. Tawaran tersebut ditolaknya dan ia memutuskan untuk bunuh diri.
3. Raja Wengker
Setelah terjadinya perang babat dan menewaskan seluruh anggota kerajaan tersebut mendapat kecaman dari Raja Wengker, yakni Abhisheka Sri Wijayarajasa.
Raya tersebut menuntut untuk mahapatih Kerajaan Majapahit dihukum dengan hukuman yang setimpal. Tuntutan tersebut mendapat dukungan dari Kerajaan Kahuripan dan keduanya memutuskan untuk menyerang kediaman mahapatih Majapahit.
Setibanya di kediaman mahapatih, Raja Wengker dan Raja Kahuripan tidak menemukan patih mahapatih. Kejadian ini terus melegenda hingga sekarang sampai tertuang dalam Kidung Sundayana diketahui bahwa Gajah Mada telah bersemedi, sehingga jiwa raganya moksa atau terlepas dari dunia menuju wisnuloka.
(bim)