Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya Lampaui Jawa Timur dan Nasional

Selasa, 13 Desember 2022 - 07:02 WIB
loading...
Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya Lampaui Jawa Timur dan Nasional
Setelah pandemi Covid-19 mereda, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sangat getol mengembangkan program ekonomi kerakyatan di Kota Pahlawan.
A A A
KOTA SURABAYA - Setelah pandemi Covid-19 mereda, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sangat getol mengembangkan program ekonomi kerakyatan di Kota Pahlawan. Program tersebut berhasil mendongkrak pertumbuhan ekonomi Surabaya hingga saat ini mencapai 7,17 persen. Angka itu lebih tinggi dari Provinsi Jawa Timur dan nasional.

Program ekonomi kerakyatan ini menjadi kunci utama keberhasilan Surabaya dalam membangkitkan ekonomi yang sempat terpuruk di masa pandemi Covid-19. Saat itu, tepatnya di tahun 2020, pertumbuhan ekonomi terpuruk dan minus di angka -4,85 persen, kemudian meningkat tajam di tahun 2021 hingga mencapai 4,29 persen atau meningkat sekitar 8 persen. Selanjutnya, pada tahun 2022 ini naik lagi ke angka 7,17 persen atau naik sekitar 3 persen.

“Alhamdulillah pertumbuhan ekonomi Surabaya terus meningkat hingga mencapai 7,17 persen, dan itu lebih tinggi dari Jatim dan nasional. Artinya apa, berarti sinergi kuat yang kita bangun bersama semua stakeholder yang ada di Surabaya melalui program ekonomi kerakyatan terbukti berhasil,” kata Wali Kota Eri.
Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya Lampaui Jawa Timur dan Nasional

Selama beberapa tahun terakhir ini, Surabaya sudah menerapkan program ekonomi kerakyatan, yang mana semua kebutuhan di Surabaya dipenuhi oleh UMKM dan toko kelontong yang tersebar di berbagai penjuru kota. Seluruh ASN Pemkot Surabaya dan siswa SD-SMP, kebutuhan batik dan seragamnya memakai buatan UMKM Surabaya.

Saat ini, Pemkot Surabaya juga memanfaatkan platform digital dengan membuat e-commerce pemerintahan pertama di Indonesia, yaitu e-Peken Surabaya. Pada aplikasi tersebut ada sekitar 500 pedagang toko kelontong yang menyediakan berbagai kebutuhan pokok. Konsumen tetapnya adalah para ASN Pemkot Surabaya yang diwajibkan membeli semua kebutuhan pokoknya dari aplikasi e-Peken tersebut. Bahkan, kini e-Peken itu juga sudah dibuka untuk publik, sehingga semua orang bisa ikut berbelanja di e-commerce tersebut.

“Sejumlah toko di e-Peken itu omzet transaksinya bahkan ada yang meningkat 500 persen lebih. Tentu ini akan sangat membantu warga yang di bawah, sehingga perekonomian terus berputar,” tegasnya.

Selain e-Peken, Pemkot Surabaya juga terus mengembangkan program padat karya yang disebar di seluruh kecamatan di Kota Surabaya. Padat karya ini berbeda-beda di setiap kecamatan tergantung potensinya di setiap wilayah. Padat karya ini banyak memanfaatkan lahan tidur atau lahan Bekas Tanah Kas Desa (BTKD) di setiap kecamatan, sehingga padat karya ini ada yang pertanian dan non-pertanian.
Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya Lampaui Jawa Timur dan Nasional

"Padat Karya ini (hadir) untuk memancing MBR Surabaya agar mau bekerja dan berusaha. Ketika sudah bekerja, kami pastikan mereka mendapatkan pendapatan yang layak, yakni sebesar Rp2-3 juta per bulan. Bahkan, padat karya yang paving dan jahit sudah ada yang mendapatkan pendapatan sampai Rp6 juta perbulan," ujarnya.

Saat ini, program padat karya yang tersebar di seluruh Surabaya itu sudah banyak menyerap tenaga kerja di Surabaya. Apalagi, ketika Pemkot Surabaya merealisasikan program dandan omah, para pekerjanya diambil dari warga sekitar, sehingga warga yang pengangguran bisa ikut bekerja dengan program yang dilakukan oleh pemkot itu.

Tak heran Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada 2022 turun 2 persen, tepatnya di angka 7,62 persen. Sebelumnya, angka pengangguran terbuka itu naik drastis pada 2019 di angka 5,76 persen. Kemudian, pada saat pandemi Covid-19 tahun 2020 meningkat menjadi 9,79 persen. Selanjutnya, pada 2021 angka TPT itu menjadi 9,68 persen, dan akhirnya pada 2022 di triwulan II turun menjadi 7,62 persen.

“Program padat karya ini tujuan akhirnya adalah mengentas masyarakat dari kemiskinan di Kota Surabaya. Makanya, saat mengembangkan padat karya itu, semua pihak saya minta untuk meninggalkan ego sektoral, tapi harus memiliki kebersamaan dan gotong-royong, sehingga ekonomi kerakyatan setempat bisa digerakkan, dan alhamdulillah program padat karya ini sudah menjadi percontohan nasional untuk mengentas kemiskinan,” kata Wali Kota Eri.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya Febrina Kusumawati mengatakan salah satu fokus Pemkot Surabaya tahun 2022 adalah pemulihan ekonomi dan mengatasi pengangguran yang meningkat akibat terjadinya Pandemi Covid-19. Hal itu dilakukan dengan upaya penguatan sektor UMKM, pemulihan wisata, dan program padat karya.

“Alhamdulillah program itu berhasil, terbukti dengan ada pertumbuhan ekonomi Surabaya yang saat ini mencapai 7,17 persen, meningkat 3 persen, dan angka itu melebihi Jatim dan nasional. Di satu sisi, tingkat pengangguran terbuka Surabaya juga turun 2 persen karena sudah banyak yang kerja, dan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Surabaya juga naik menjadi 82,74. Jadi, semuanya berkaitan dan itu bukti nyata bahwa ekonomi kerakyatan yang digagas oleh Pak Wali berhasil,” pungkasnya. Adv
(ars)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1267 seconds (0.1#10.140)