Saling Memaafkan, Kekerasan Guru terhadap Sejumlah Siswa di Ruang Kelas Berakhir Damai
loading...
A
A
A
CIMAHI - Aksi kekerasan kepada siswa diduga dilakukan seorang guru di SMPN 1 Kota Cimahi. Kekerasan tersebut yakni dengan menampar sejumlah siswa kelas IX yang sedang berkumpul di ruang kelas dengan buku pada Selasa (6/11/2022).
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cimahi, Harjono menyebutkan, berdasarkan informasi yang diterimanya, guru tersebut melakukan tindakan itu karena ada kesalahpahaman. Yakni soal nilai ujian karena saat ini sedang ada penilaian akhir semester (PAS).
"Ada itu (ditampar) pakai buku. Kalau dari versi guru, ada miskomunikasi dan mispersepsi soal nilai PAS," kata Harjono kepada wartawan di Pusdik Armed Cimahi, Kamis (8/12/2022).
Menurutnya, terkait penilaian tersebut guru yang bersangkutan menganggap ada sejumlah siswa yang nilainya masih belum lengkap, sehingga harus diulang. Sebab PAS itu tidak hanya dari nilai rapor saja, tapi ada juga nilai sumatif, formatif, praktek, dan nilai harian.
Pihaknya tetap menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut, karena tindakan yang dilakukan oleh guru itu tetap salah. Terlebih SMPN 1 Kota Cimahi ini menjadi percontohan bebas bullying, kekerasan seksual, dan intoleransi.
Guru yang bersangkutan secara pribadi juga sudah mengakui ada kekhilafan dan sebetulnya tidak ada niat untuk melakukan itu.
"Memang niatnya untuk mendidik dan bagian dari edukasi, tetapi cara yang dipilih tidak sesuai, mungkin karena khilaf dan bukan untuk menyakiti siswa," imbuhnya.
Adanya kejadian ini, lanjut dia, pihaknya memediasi guru yang bersangkutan dengan orang tua siswa dan meminta informasi soal kejadian sebenarnya.
Baca: Lolos Verifikasi, Perindo Kolaka Utara Tancap Gas Target 3 Kursi di DPRD.
Berdasarkan hasil pertemuan yang dilakukan, kejadian ini akhirnya berakhir dengan damai karena orang tua siswa dan guru itu sudah saling memaafkan.
Wakil Kepala SMPN 1 Kota Cimahi, Agus Dedi menyebutkan, dari hasil pertemuan tersebut guru yang bersangkutan sudah meminta maaf kepada orang tua siswa atas kesalahannya yang telah diperbuat.
Baca Juga: Hendak Melerai Tawuran, Pria di Cirebon Dibacok Sekelompok Pelajar.
Sementara pihak orang tua siswa, telah menerima permintaan maaf dari guru tersebut, dan memohon agar tidak mengulanginya lagi.
"Hasil pertemuan guru meminta maaf dan orang tua siswa menerima permintaan maaf tersebut. Ini terjadi karena kehilafan dan miskomunikasi antara guru dan siswa," pungkasnya.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cimahi, Harjono menyebutkan, berdasarkan informasi yang diterimanya, guru tersebut melakukan tindakan itu karena ada kesalahpahaman. Yakni soal nilai ujian karena saat ini sedang ada penilaian akhir semester (PAS).
"Ada itu (ditampar) pakai buku. Kalau dari versi guru, ada miskomunikasi dan mispersepsi soal nilai PAS," kata Harjono kepada wartawan di Pusdik Armed Cimahi, Kamis (8/12/2022).
Menurutnya, terkait penilaian tersebut guru yang bersangkutan menganggap ada sejumlah siswa yang nilainya masih belum lengkap, sehingga harus diulang. Sebab PAS itu tidak hanya dari nilai rapor saja, tapi ada juga nilai sumatif, formatif, praktek, dan nilai harian.
Pihaknya tetap menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut, karena tindakan yang dilakukan oleh guru itu tetap salah. Terlebih SMPN 1 Kota Cimahi ini menjadi percontohan bebas bullying, kekerasan seksual, dan intoleransi.
Guru yang bersangkutan secara pribadi juga sudah mengakui ada kekhilafan dan sebetulnya tidak ada niat untuk melakukan itu.
"Memang niatnya untuk mendidik dan bagian dari edukasi, tetapi cara yang dipilih tidak sesuai, mungkin karena khilaf dan bukan untuk menyakiti siswa," imbuhnya.
Adanya kejadian ini, lanjut dia, pihaknya memediasi guru yang bersangkutan dengan orang tua siswa dan meminta informasi soal kejadian sebenarnya.
Baca: Lolos Verifikasi, Perindo Kolaka Utara Tancap Gas Target 3 Kursi di DPRD.
Berdasarkan hasil pertemuan yang dilakukan, kejadian ini akhirnya berakhir dengan damai karena orang tua siswa dan guru itu sudah saling memaafkan.
Wakil Kepala SMPN 1 Kota Cimahi, Agus Dedi menyebutkan, dari hasil pertemuan tersebut guru yang bersangkutan sudah meminta maaf kepada orang tua siswa atas kesalahannya yang telah diperbuat.
Baca Juga: Hendak Melerai Tawuran, Pria di Cirebon Dibacok Sekelompok Pelajar.
Sementara pihak orang tua siswa, telah menerima permintaan maaf dari guru tersebut, dan memohon agar tidak mengulanginya lagi.
"Hasil pertemuan guru meminta maaf dan orang tua siswa menerima permintaan maaf tersebut. Ini terjadi karena kehilafan dan miskomunikasi antara guru dan siswa," pungkasnya.
(nag)