Tangkal Kelompok Radikal, BNPT Minta Masyarakat Tak Lengah

Jum'at, 02 Desember 2022 - 20:36 WIB
loading...
Tangkal Kelompok Radikal, BNPT Minta Masyarakat Tak Lengah
Kepala BPNT, Komjen Pol Boy Rafly Amar saat mengunjungi Pondok Pesantren Al Ishlah, Desa Jatireja, Compreng, Subang, Jawa Barat. Foto/Ist
A A A
SUBANG - Masyarakat diminta untuk tidak lengah dan harus menangkal keberadaan kelompok radikal. Sebab persoalan radikalisme dan terorisme jadi tanggung jawab bersama seluruh pihak.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BPNT), Komjen Pol Boy Rafly Amar mengungkapkan hal itu dalam dialog kebangsaan antar Lembaga se-Jawa Barat di Pondok Pesantren Al Ishlah, Desa Jatireja, Compreng, Subang, Jawa Timur.


“Paham radikalisme dan terorisme dilarang keras di negara Indonesia, karena sangat berbahaya dan bisa menumbuhkan disintegrasi bangsa. Oleh karena itu pencegahan paham radikalisme dan aksi terorisme menjadi tanggung jawab kita semua,” kata Boy Rafly Amar dalam keterangannya, Jumat (12/2/2022).

Dia menjelaskan bahwa karakter dari kelompok atau orang-orang yang digolongkan sebagai teroris yaitu pertama, yaitu kelompok atau orang tersebut memusuhi konstitusi negara yaitu UUD 45 dan ideologi negara Pancasila.

“Kedua dia tidak suka dengan bertoleransi, dia intoleran. Kalau dia tidak sama keyakinannya dengan dia dianggap sebagai musuh, harus diperangi dan halal darahnya. Mereka mengajarkan seperti itu, tidak ada tabayyun-nya dan tidak ada ukhuwahnya. Jadi ia berintoleransi dan eksklusif,” ujarnya.

Pemahaman kelompok radikal terorisme itu merupakan ideologi transnasional dan bukan ideologi yang ditinggalkan oleh leluhur bangsa Indonesia.



“Leluhur kita meninggalkanhubbul wathon minal iman, mencintai Tanah Air adalah bagian dari iman. Tapi kalau kelompiok mereka justru ingin anak bangsa ini membenci dengan bangsanya sendiri,” ujarnya.

Menurut mantan Kapolda Papua ini, kelompok radikal terorisme ini selalu suka menggunakan narasi agama untuk disalahgunakan dalam melakukan dakwahnya dan mengedepankan kekerasan untuk mencapai tujuannya.

“Pola menyalahgunkannya dia seperti berdakwah dalam ajaran agama. Tetapi di tengah jalan malah menghalalkan kekerasan dengan segala cara. Mereka mengatakan boleh membunuh, lalu dia mengatakan kalau tidak sesuai di bom saja. Ini yang harus diwaspadai oleh semuanya,” tegasnya.

Dari cara pola kerjanya dalam mencapai tujuannya tersebut menurutnya dapat menyebabkan efek sosial yang luas. Dan untuk menangkal itu umat Islam yang mayoritas harus melindungi umat yang minoritas, menjalankan syariat agamanya sesui dengan keyakinan dan kepercayaannya.

“Kelompok intoleran memberikan pemahaman yang sesat, terutama kepada anak muda. Ini sangat merugikan keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang telah disatukan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika yang sudah ada sejak jaman pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan,” kata mantan Kepala Divisi Humas Polri ini.

Boy Rafly Amar menambahkan, intoleransi yang dilakukan kelompok radikal ini menyasar ke semua elemen anak bangsa. Mulai dari akademisi dan non akademisi serta berbagai profesi dan strata sosial yang ada di masyarakat.

“Penyebaran virus idiologi intoleransi yang sebenarnya bertujuan politik tersebut harus dibendung dan dihentikan karena mengganggu kondisi sosial dan politik bangsa yang majemuk di bawah dasar negara Pancasila dan UUD 1945,” katanya.

Dan untuk mencegah penyebaran virus intoleransi itu salah satunya adalah melalui organisasi kemasyarakatan seperti Nahdaltul Ulama (NU), Muhamadiyah dan ormas lainnya. Ormasi harus bergandeng tangan terus dalam membangun anak bangsa sebagai upaya untuk membentengi paham ideologi kebangsaan yang berbudaya luhur.

“BNPT telah membangun kerjasama dan kemitraan dengan NU dan Muslimat NU di tingkat pusat dan daerah,” jelasnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Al Ishlah, KH Ushfuri Anshor mengatakan, selain sebagai ajang sarana silaturahmi alim ulama, kegiatan ini sebagai sarana pembekalan pengetahuan tentang pencegahan dan bahaya terorisme.

“Karena sekarang ini kelompok radikal terorisme itu sedang berusaha keras untuk memasukan idenya agar supaya kita ini bisa mengikuti kehendak mereka.Naudzubillah min dzalik. Mudah mudahan kita selamat dan tidak terpengaruh,” ujar KHUshfuri Anshor.

Sedangkan Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, KH Abun Bunyami meminta para santri untuk belajar agama dengan baik, cermat dan mendalam.

“Kami berharap kepada para kiai dan ulama untuk memberikan spirit dalam pengamalan agama yangrahmatan lil alamin.Kami juga berharap agar masyarakat, anak anak, santri untuk tidak mudah terpengaruh oleh paham-paham yang tidak jelas. Apalagi arahnya kepada intoleransi dan radikalisme,” tegas KH Abun Bunyamin.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.8935 seconds (0.1#10.140)